Paralimpiade 2020, IPC Apresiasi Meningkatnya Keikutsertaan Atlet Putri Halaman all - Kompas.com
Paralimpiade Tokyo 2020 akan usai pada Minggu (5/9/2021).
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Pada kesempatan itu, IPC membeberkan datanya.
Paralimpiade Tokyo 2020 tercatat sebagai paralimpiade dengan jumlah atlet terbanyak yang ikut serta.
Ada 4.403 atlet dengan rincian 2.550 atlet putra dan 1.853 atlet putri.
Pada Paralimpiade Tokyo 2020, Jepang menyetor jumlah atlet hingga 254 orang.
Angka ini nyaris dua kali lipat ketimbang saat Jepang tampil di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016.
Sementara itu, jumlah atlet pada Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 mencapai angka 4.328 orang.
"Pecahnya rekor jumlah atlet peserta di Paralimpiade Tokyo 2020 adalah bentuk kerja keras Komite-komite Paralimpiade Negara-negara bersangkutan," kata Andrew Parsons.
Andrew Parsons menambahkan, mendukung perayaan Hari Perempuan Internasional yang jatuh setiap 8 Maret, IPC dan Komiter Olimpiade Internasional (IOC), Tokyo 2020, pemerintah Jepang, dan Gubernur Metropolitan Tokyo sudah mengumandangkan komitmen mereka.
"Olimpiade dan Paralimpiade 2020 Tokyo adalah landasan kesetaraan gender di dalam dan di luar lapangan olahraga," ujar Andrew Parsons.
Seluruh pemangku kepentingan itu juga menegaskan bahwa dua perhelatan olahraga paling besar di muka Bumi itu adalah langkah untuk mewujudkan kesetaraan di komunitas seluruh warga masyarakat secara inklusif.
Gender
Lebih lanjut, Andrew Parsons dalam pemaparan terkini data IPC mengisyaratkan bahwa kesetaraan gender pada perbandingan Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Paralimpiade Tokyo 2020 juga semakin baik.
Parsons mengukur pada peningkatan jumlah keikutsertaan atlet putri di Paralimpiade Tokyo 2020.
"Ada peningkatan jumlah hingga 10,9 persen," ucap Parsons.
Di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016, sebanyak 1.671 atlet putri ikut bertanding.
Di Paralimpiade Tokyo 2020, sebnyak 1.853 atlet putri ikut bertarung.
Jika dibandingkan antara jumlah atlet putra dan putri di Paralimpiade Tokyo 2020, tercatat bahwa secara prosentase, jumlah atlet putri ada di angka 40,5 persen.
Menariknya, kata Andrew Parsons, pada upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 2020, Selasa (24/8/2021), hampir seluruh negara maupun kelompok peserta menunjuk atlet putri sebagai pembawa bendera.
"Peningkatan kesetaraan gender dalam jumlah kepesertaan adalah berita fantastis," kata Andrew Parsons.
Berdasarkan data The Global Gender Gap Index 2020 rilisan World Economic Forum, selanjutnya, kesadaran akan kesetaraan gender di Indonesia masih rendah.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya edukasi tentang kesetaraan gender di masyarakat sejak usia dini.
Maka dari itu, ketika dewasa, masih ada cap atau stigma yang melekat terhadap gender tertentu, terutama perempuan.
Stigma itu mencap perempuan selalu diharapkan bisa memasak dan mengurus dapur.
Ironisnya, laki-laki sering dianggap tabu untuk memasak.
Menariknya, cap semacam itu tidak berlaku di keluarga Annisa Nur Erawan, seorang tenaga kesehatan yang pernah bertugas di RS Salamun Bandung.
Terkini, Annisa Nur Erawan sejak dua tahun belakangan terlibat untuk mengatasi Covid-19 di Indonesia.
Bentuk nyatanya, Christian memberi dukungan bagi Titi dengan cara membantu memasak di dapur.
Berkolaborasi dengan Kecap ABC, pasangan ini juga mendukung suami dan istri untuk memasak bersama.
Keduanya mempromosikan hashtag #SuamiIstriMasak di media sosial.
Dukungan ini sejalan dengan komitmen PT Heinz ABC Indonesia, melalui kecap ABC untuk mewujudkan semangat kesetaraan gender di Indonesia.
Sejak 2018, kecap ABC telah meluncurkan berbagai program mendukung laki-laki bisa membantu perempuan dalam keluarga.
Kecap ABC menyediakan wadah online untuk mendukung suami masak, menggelar program Koki Muda Sejati hingga bekerja sama dengan platform belajar online mengajarkan kesetaraan gender kepada generasi muda.
"Kami percaya bahwa penting mendidik dan mendorong generasi muda demi memiliki pemahaman tentang kesetaraan gender," ungkap Mira Buanawati, Head of Legal & Corporate Affairs Kraft Heinz Indonesia & PNG.
Komentar