Piala Dunia 2026 Nyaris Tanpa Grup Neraka | Korankaltim
Piala Dunia 2026 Nyaris Tanpa Grup Neraka | Korankaltim
KORANKALTIM.COM - Kesetaraan hasil undian terlihat pada seluruh 12 grup setelah undian Piala Dunia 2026 berakhir Sabtu (6/12/2025) dini hari tadi. Nyaris tanpa grup neraka seperti yang terjadi pada edisi sebelumnya, negara yang tergabung dari Grup A hingga L memiliki peluang besar untuk lolos dari fase grup untuk negara-negara unggulan seperti Argentina, Spanyol, Prancis, Inggris atau Brasil.
Menurut peringkat FIFA, Grup I dihuni negara dengan rata-rata peringkat terendah (27,25) dimana ada Prancis (ranking ke-3 FIFA), Senegal (ke-19), Norwegia (ke-29) dan satu tempat playoff yang masih akan ditentukan yaitu Bolivia (ke-67), Irak (ke-58) atau Suriname (ke-123).
Prancis sendiri mencapai dua final Piala Dunia terakhir, sementara Norwegia memiliki Erling Haaland, satu diantara beberapa pencetak gol terbanyak dunia. Selain itu, tim Afrika dipimpin oleh Sadio Mané , mantan striker Liverpool.
Sementara itu zona lain yang menarik perhatian karena level negara adalah Grup L. Inggris (ke-4), Kroasia (ke-10), Panama (ke-30) dan Ghana (ke-72), yang memiliki rata-rata 29. Kedua tim Eropa, yang mencapai hasil hebat di edisi terakhir, lolos di puncak grup masing-masing di kualifikasi UEFA.
Grup C, yang terdiri dari Brasil (peringkat 5), Maroko (peringkat 11), Skotlandia (peringkat 36) dan Haiti (peringkat 84) , merupakan grup lain yang menarik perhatian signifikan. Selecao asuhan Carlo Ancelotti akan memulai debutnya melawan tim Afrika yang merupakan tim kejutan di Qatar 2022, dimana mereka finis di posisi keempat.
Grup lain yang dapat dianggap paling berimbang adalah H dan J. Zona pertama terdiri dari Spanyol (peringkat 1), Uruguay (peringkat 16), Arab Saudi (peringkat 60) dan Tanjung Verde (peringkat 68) , sedangkan zona kedua terdiri dari Argentina (peringkat 2), Austria (peringkat 24), Aljazair (peringkat 35) dan Yordania (peringkat 66).
Penambahan jumlah peserta Piala Dunia 2026 dari 24 menjadi 32 negara dimulai dengan edisi 1998 di Prancis, memperkenalkan lebih banyak variabel pada pengundian Piala Dunia utamanya kemungkinan negara unggulan tak saling bersua di fase grup.
Contoh terbaru terjadi di Qatar 2022, dengan tersingkirnya Jerman di babak pertama untuk kedua kalinya secara berturut-turut di Piala Dunia.
Di turnamen tersebut, Die Mannschaft finis di posisi ketiga Grup E , imbang dengan Spanyol dengan empat poin, tetapi La Furia Roja memiliki selisih gol yang lebih baik dan melaju ke babak 16 besar sebagai runner-up, sementara Jepang mengejutkan semua orang dengan memuncaki grup dengan enam poin. Kosta Rika (3) finis di posisi terakhir.
Di sisi lain, Rusia 2018 juga ditandai dengan tidak adanya grup neraka, meskipun perkembangan turnamen tersebut menguntungkan Jerman, juara dunia bertahan sejak 2014, yang finis di posisi terakhir Grup F dengan tiga poin , sama dengan Korea Selatan dan di belakang tim kualifikasi Swedia dan Meksiko (6).
Pada edisi tersebut, Argentina hampir tereliminasi setelah bermain imbang 1-1 di laga pembuka melawan Islandia dan kalah 3-0 dari Kroasia, tetapi kemenangan dramatis 2-1 melawan Nigeria mengamankan tempat mereka di babak 16 besar sebagai runner-up Grup D.
Pada World Cup 2014 di Brasil diwarnai kejutan. Portugal yang diperkuat Cristiano Ronaldo tersingkir di babak pertama dalam grup yang beranggotakan Jerman, Amerika Serikat dan Ghana, diikuti oleh Inggris , Italia dan Spanyol . Dua tim pertama finis di posisi terakhir (1) dan kedua dari bawah (3) di Grup D , masing-masing di belakang Kosta Rika (7) dan Uruguay (6).
Pukulan tambahan adalah Azzurri tidak pernah lolos ke Piala Dunia lagi setelah itu . Sementara itu, La Roja gagal mempertahankan gelar juara 2010 dan tersingkir lebih awal, finis diposisi ketiga dengan 3 poin di Grup B di belakang Belanda (9) dan Chili (6), serta di atas Australia (0) .
Piala Dunia 1998 di Prancis yang pertama dengan 32 tim, setelah Amerika Serikat jadi tuan rumah tahun 1994 menjadi yang terakhir dengan 24 peserta.
Editor: Aspian Nur