Sepak bola Indonesia,, Liga Indonesia
Pelemparan Bus Persik Harus Diproses Hukum, Pelaku Wajib Dipublikasikan
/data/photo/2025/05/11/6820a238cfce3.jpeg)
KOMPAS.com - Pelemparan batu terhadap bus tim Persik Kediri usai laga pekan ke-32 Liga 1 2024-2025 melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/5/2025), tidak bisa dianggap sebagai insiden ringan.
Tindakan tersebut dinilai melampaui batas sebagai pelanggaran etik dan masuk ke ranah pidana.
Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali menilai bahwa pelaku harus diberi sanksi tidak hanya secara internal melalui jalur Football Family, tapi juga diproses dengan hukum positif.
Baca juga: Insiden Pelemparan Bus Persik, Pengamat Sebut Klub Tuan Rumah Tak Bisa Lepas Tangan
FIFA Denda PSSI Hampir Rp 500 Juta, Gara-gara Apa?
"Ada dua hal yang bisa diberikan hukuman kepada suporter yang melakukan pelemparan. Yang pertama adalah lingkup Football Family dan hukuman ini bisa dijatuhkan dan dikaitkan dengan apa yang ada di kode disiplin PSSI terkait suporter yang melakukan pelemparan kepada bus Persik," tutur koordinator Save Our Soccer itu kepada Kompas.com.
"Kedua, terkait dengan hukum positif tentunya bisa dikenakan pasal berlapis yaitu pasal 170 melakukan vandalisme dan anarkisme, kemudian pasal 205, 206 dan 335 tentang intimidasi. Kalau kemudian dibawa ke ranah hukum," imbuhnya.
Baca juga: Insiden Pelemparan Bus Persik, Pentolan Bonek Desak PT LIB dan Komdis Ambil Langkah Nyata
Untuk itu, ia menekankan pentingnya keterbukaan publik dalam kasus insiden seperti ini, termasuk mengumumkan pelaku secara resmi.
"Yang kedua harus diumumkan dan dipublikasikan pelakunya agar memberi peringatan kepada siapa saja agar tidak mengulangi perbuatan tercela dan menodai fair play di sepak bola," ujar Akmal Marhali.
Sebab menurutnya hukuman berat perlu diberikan agar menjadi efek jera dan mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
“Jadi pelakunya harus dapat hukuman Football Family dan ranah hukum pidana. Klub juga harus mendapatkan sanksi berdasarkan kode disiplin PSSI,” pungkasnya.
"Semua harus mendapatkan hukuman yang berat, karena hukuman dari Komdis apabila insiden terjadi berulang maka hukumannya harus lebih berat."
Baca juga: Merasa Kecewa, Manajemen Arema FC Pertimbangkan Tinggalkan Kanjuruhan
Seperti diketahui bus yang membawa pemain, pelatih, dan ofisial Persik dilempari batu oleh sejumlah suporter usai laga 100 meter saat keluar dari stadion hendak kembali menuju hotel sebelum kembali ke Kediri.
Atas insiden ini, kaca bagian kiri bus pecah akibat lemparan batu dan mengakibatkan sejumlah ofisial mengalami luka ringan, termasuk bagian kepala pelatih Divaldo Alves.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Lolos Grand Final Proliga, Pelatih Pertamina Enduro: Indonesia Bukan Hanya Megawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar