Kesehatan
Daftar Olahraga Paling Berisiko Terkena Serangan Jantung, Jangan Takut Ketahui Pencegahannya
Berikut gejala serangan jantung saat olahraga yang perlu diwaspadai.
Meskipun jarang terjadi, serangan jantung dapat mengancam jiwa dan bisa terjadi saat berolahraga. Kejadian ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan jantung akan oksigen dan suplai darah yang tersedia.
Faktor-faktor seperti olahraga yang terlalu berat, kondisi jantung bawaan, penyakit arteri koroner, dehidrasi, dan kurangnya pemanasan dapat meningkatkan risiko serangan jantung saat berolahraga.
Korban biasanya mengalami nyeri dada, sesak napas, dan pusing. Tindakan pencegahan dan pertolongan pertama yang cepat sangat penting untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.
Siapa pun, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki riwayat penyakit jantung, perlu waspada terhadap risiko serangan jantung saat berolahraga. Memahami faktor-faktor risiko dan langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk melindungi kesehatan jantung.
Bagaimana gejala serangan jantung saat olahraga yang perlu diwaspadai? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (26/2), simak ulasan informasinya berikut ini.

Penyebab Serangan Jantung saat Berolahraga
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko serangan jantung saat berolahraga. Olahraga yang terlalu berat atau melebihi kemampuan tubuh dapat memaksa jantung bekerja lebih keras, meningkatkan kebutuhan oksigen dan darah secara drastis.
Jika pembuluh darah koroner sudah menyempit atau tersumbat, jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi jantung bawaan, seperti gangguan aliran darah, juga meningkatkan risiko. Penyakit arteri koroner, yang ditandai dengan penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, membatasi aliran darah dan oksigen ke otot jantung.
Dehidrasi dan kelelahan ekstrem juga dapat meningkatkan beban kerja jantung. Terakhir, kurangnya pemanasan sebelum berolahraga dapat menyebabkan peningkatan mendadak hormon adrenalin, yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah.
"Olahraga yang terlalu berat atau ekstrem dapat memaksa jantung bekerja lebih keras, meningkatkan kebutuhan oksigen dan darah secara drastis," jelas seorang ahli jantung. Hal inini menekankan pentingnya berolahraga sesuai kemampuan dan kondisi fisik masing-masing individu.
Gejala Serangan Jantung Saat Olahraga
Serangan jantung saat olahraga, meskipun jarang terjadi, adalah kondisi yang sangat berbahaya dan memerlukan penanganan segera. Berikut adalah beberapa gejala yang perlu Anda waspadai:
1. Gejala Utama:
- Nyeri Dada: Nyeri dada yang tiba-tiba dan intens, terasa seperti diremas, ditekan, atau terbakar. Nyeri dapat menjalar ke lengan kiri, bahu, leher, rahang, atau punggung.
- Sesak Napas: Kesulitan bernapas yang parah, bahkan saat istirahat.
- Napas terengah-engah atau merasa seperti tidak mendapatkan cukup udara.
- Pusing atau Pingsan: Merasa pusing, limbung, atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba.
- Keringat Dingin: Keringat berlebihan yang tidak biasa, terutama saat berolahraga. Jantung berdebar-debar tidak normal.
2. Gejala Tambahan:
- Mual atau Muntah: Merasa mual atau muntah tanpa alasan yang jelas.
- Kelelahan Ekstrem: Merasa sangat lelah secara tiba-tiba, bahkan setelah olahraga ringan.
- Rasa Tidak Nyaman di Area Tubuh Lain: Nyeri atau tekanan pada lengan, punggung, leher, rahang, atau perut.
Penanganan Darurat Serangan Jantung saat Berolahraga
Jika seseorang mengalami serangan jantung saat berolahraga, segera lakukan pertolongan pertama sebagai berikut:
- Pastikan keamanan diri sendiri, korban, dan lingkungan sekitar.
- Periksa respons korban. Panggil dan tepuk bahu korban dengan lembut.
- Lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) jika diperlukan. (Pelajari prosedur RJP melalui pelatihan resmi).
- Segera hubungi layanan medis darurat.
- Kecepatan dan ketepatan pertolongan pertama sangat krusial dalam meningkatkan peluang bertahan hidup korban serangan jantung. Segera hubungi layanan medis darurat untuk mendapatkan penanganan medis profesional.
- Ingat, informasi ini bersifat umum dan tidak dapat menggantikan saran medis profesional. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi dan nasihat yang tepat terkait kesehatan jantung Anda.
Pencegahan Serangan Jantung saat Berolahraga
Mencegah serangan jantung saat berolahraga dimulai dengan memilih jenis dan intensitas olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik dan usia. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru. Terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya.
Lakukan pemanasan sebelum berolahraga untuk mempersiapkan jantung dan tubuh, dan pendinginan setelah berolahraga untuk membantu jantung kembali ke detak normal. Minum air yang cukup sebelum, selama, dan setelah berolahraga untuk mencegah dehidrasi.
Perhatikan tanda-tanda peringatan seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing. Hentikan aktivitas fisik segera jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut.
Memantau kesehatan jantung secara berkala melalui pemeriksaan kesehatan rutin juga sangat dianjurkan. Dengan demikian, kondisi jantung dapat dipantau dan potensi masalah dapat dideteksi sejak dini.
Olahraga Paling Berisiko Terkena Serangan Jantung
Meskipun olahraga secara umum baik untuk kesehatan jantung, beberapa jenis olahraga memiliki risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Terutama jika dilakukan secara berlebihan atau oleh orang dengan faktor risiko penyakit jantung. Berikut adalah beberapa jenis olahraga yang perlu diwaspadai:
1. Olahraga Intensitas Tinggi (HIIT):
HIIT melibatkan latihan singkat dengan intensitas tinggi yang diselingi dengan periode istirahat singkat. Meskipun efektif untuk meningkatkan kebugaran, HIIT dapat memberikan tekanan besar pada jantung, terutama bagi orang yang tidak terbiasa dengan olahraga intensitas tinggi.
2. Olahraga Ketahanan Ekstrem:
Olahraga seperti maraton, triathlon, atau bersepeda jarak jauh dapat memberikan tekanan yang signifikan pada jantung. Latihan ketahanan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan struktural pada jantung dan meningkatkan risiko gangguan irama jantung.
3. Angkat Beban Berat:
Angkat beban berat dapat meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba, yang dapat memicu serangan jantung pada orang dengan penyakit jantung. Teknik angkat beban yang salah juga dapat meningkatkan risiko cedera.
4. Olahraga Kompetitif:
Olahraga kompetitif, terutama yang melibatkan tekanan mental dan fisik yang tinggi, dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Stres dan tekanan kompetisi dapat memicu pelepasan hormon adrenalin, yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
5. Olahraga di Cuaca Ekstrem:
Olahraga di cuaca panas atau dingin yang ekstrem dapat memberikan tekanan tambahan pada jantung. Suhu ekstrem dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar