Presiden Putin Tegaskan Akan Hadiri Olimpiade Beijing 2022, Sindir Negara-negara yang Memboikot - TRIBUNNEWS

 

Presiden Putin Tegaskan Akan Hadiri Olimpiade Beijing 2022, Sindir Negara-negara yang Memboikot

By
Abdi Tumanggor
msn.com
4 min

TRIBUN-MEDAN.COM – Dewan Imam Global (GIC) melarang Muslim di seluruh dunia untuk berpartisipasi dan menghadiri Olimpiade Beijing 2022.

Organisasi tersebut mengeluarkan larangan itu pada 30 Desember 2021 lalu dengan dalih penindasan terhadap etnis Uighur di wilayah Xinjiang, China.

Dalam situs web-nya, GIC mengaku sebagai organisasi para pemuka agama Islam transnasional dan terbesar di dunia dari semua mazhab.

Situs web GIC juga mengaku memiliki lebih dari 1.300 anggota di seluruh dunia sebagaimana dilansir NTD.

Dalam pernyataan tersebut, Presiden GIC Imam Mohammad Baqir al-Budairi mengatakan bahwa Olimpiade Beijing melayani kepentingan “rezim tirani”.

Dia menambahkan, "Negeri Panda bertanggung jawab atas genosida dan pembersihan etnis Uighur.

“Dewan Imam Global mengatur bahwa partisipasi dan kehadiran di Beijing 2022 dilarang,” sambung pernyataan itu.

“Kami mendukung, dan bersatu dengan Muslim Uighur yang tertindas. Pemerintah China terus melanggar hak asasi manusia dan fundamental Muslim China melalui penindasan, penyiksaan, dan kediktatoran,” tambah al-Budairi dalam suratnya.

Langkah itu dilakukan setelah AS mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 Beijing.

Boikot diplomatik tersebut diterapkan AS dengan alasan krisis hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Xinjiang.

Dalam boikot diplomatik, AS tidak akan mengirim delegasi resmi ke acara tersebut. Namun, para atlet AS masih akan diizinkan untuk bertanding.

China dituduh melakukan genosida dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur dan etnis minoritas lainnya di wilayah Xinjiang.

Di sisi lain, “Negeri Panda” berulang kali membantah tuduhan tersebut, termasuk tuduhan kerja paksa di wilayah tersebut.

Presiden Putin Tegaskan Akan Hadiri Olimpiade Beijing 2022

Sementara, sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pada Rabu (15/12/2021).

Dalam perbincangannya, Putin dikabarkan memuji "model" hubungan Rusia dengan China.

Putin juga menegaskan kepada Xi akan menghadiri Olimpiade Beijing 2022.

Panggilan video ini berarti dilakukan beberapa hari setelah para menteri luar negeri G7 membahas rencana invasi Moskow terhadap Ukraina dan tindakan keras Beijing di Hong Kong dan Xinjiang.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya juga pernah memperingatkan Putin dalam panggilan video pekan lalu agar tidak menginvasi Ukraina.

"Pada bulan Februari (2021) kami akhirnya dapat bertemu langsung di Beijing," kata Putin dalam siaran televisi nasional seperti dilansir Kantor Berita AFP, Rabu.

Setelah mengatakan akan menghadiri Olimpiade Beijing, Putin disebut menyebut Xi sebagai "sahabatnya".

AS, Inggris, Kanada, dan Australia diketahui telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengirimkan perwakilan politik ke Olimpiade sebagai bentuk proses atas kesewenangan China terhadap Uyghur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya di Xinjiang.

Sementara, Beijing dan Moskow mengecam aksi boikot diplomatik, dan Putin pada Rabu mengatakan dirinya dan Xi menentang setiap upaya untuk mempolitisasi olahraga dan gerakan Olimpiade.

Ini merupakan sebuah kritik yang berulang kali dilontarkan Rusia ke Barat.

Rusia diketahui telah menggunakan program doping yang didukung negara pada Olimpiade 2014 di Sochi dan dilarang mengikuti kompetisi internasional setelahnya.

Atlet Rusia diizinkan bertanding sebagai pemain netral (tanpa bendera atau lagu Rusia) jika mereka dapat membuktikan catatan doping mereka bersih.

Pejabat Rusia termasuk Putin pun telah dilarang untuk menghadiri kompetisi internasional kecuali diundang oleh kepala negara tuan rumah. Di sini, Xi dilaporkan telah mengundang Putin untuk hadir.

Baik China maupun Rusia telah melihat hubungan mereka dengan negara-negara Barat memburuk dalam beberapa tahun terakhir dan telah berusaha untuk lebih bersatu di antara keduanya.

Pada Rabu, Putin mengatakan kepada Xi bahwa model kerjasama baru telah dibentuk antara Rusia dan China yang mencakup tekad untuk mengubah perbatasan bersama menjadi sabuk perdamaian abadi dan keramahtamahanyang baik.

"Saya menganggap hubungan ini sebagai model nyata untuk kerja sama antar negara di abad ke-21," kata pemimpin Rusia itu.

AS dan sekutunya selama berminggu-minggu menuduh Rusia merencanakan invasi ke bekas tetangga Sovietnya, Ukraina, memperingatkan sanksi terkoordinasi besar-besaran jika Putin melancarkan serangan. Namun, di sisi lain, Rusia telah nenyanggah tuduhan itu.

(*/Tribunmedan/ kompas.com)

Baca Juga

Komentar

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita