Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bulu Tangkis Bulu Tangkis indonesia Bulu Tangkis SEA Games Featured Moh Reza Pahlevi Isfahani Sabar Karyaman Gutama

    Bulu Tangkis SEA Games 2025 - PBSI Akui Target Emas Bertambah setelah Sabar/Reza Masuk Tim meski Hendra Setiawan Tidak Bisa Dampingi - Semua Halaman - Bolasport

    6 min read

     

    Bulu Tangkis SEA Games 2025 - PBSI Akui Target Emas Bertambah setelah Sabar/Reza Masuk Tim meski Hendra Setiawan Tidak Bisa Dampingi - Semua Halaman - Bolasport.com


    Kabid Binpres PP PBSI, Eng Hian di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025). (DELIA MUSTIKASARI/BOLASPORT.COM)

    BOLASPORT.COM - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) memastikan target dua medali emas pada SEA Games 2025, Thailand.

    "Tentunya kami sudah melakukan persiapan dengan maksimal. Kami juga sudah melihat, mereview, bagaimana kekuatan lawan di SEA Games," kata Kabid Binpres PP PBSI, Eng Hian, kepada media termasuk BolaSport.com di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

    "Setelah pulang dari Australia (Australian Open 2025), kami juga langsung melakukan koordinasi mengenai kesiapan para atlet dari persiapan latihan maupun pendukung lainnya."

    "Mengenai target sesuai dengan apa yang disampaikan Menpora yakni 2 medali emas. Tentunya ini menjadi penyemangat kami sesuai dengan tujuan PBSI untuk mewujudkan target tersebut."

    Pria yang akrab disapa dengan Didi itu menyebut peluang dua keping medali emas tersebut berasal dari nomor apa.

    "Tentunya beregu menjadi salah satu kekuatan kita untuk bisa mendapat medali emas. Medali emas kami tidak bisa sampaikan dari sektor ini atau ini kami melihat kemungkinan terbesar dimana. Antisipasinya ada," tutur Eng Hian.

    "Kalau kami berbicara dari beregu tentunya beregu putra peluangnya lebih besar daripada putri walaupun kami tidak mengecilkan arti beregu putri. Kami melihat dari ranking kekuatan tuan rumah tentunya lebih merata."

    "Tim putra masih ada Malaysia dan Thailand tapi kemungkinannya tim putra lebih besar untuk mendapat medali emas."

    "Untuk perorangan. kalau kami melihat dari ranking dunia tentunya tunggal putri probability-nya lebih besar disbanding sektor-sektor lain. Di sektor putri ada Putri Kusuma Wardani (Putri KW) kemungkinan di unggulan ke-2, unggulan ke-1 kemungkinan dari Thailand."

    "Melihat dari head to head terakhir, penampilan terakhir probabilitynya lebih besar di tunggal putri. Tapi kami bisa melihat atlet-atlet semoga bisa memanfaatkan peluang. Ranking itu berdasarkan angka. Kami berharap sektor lainnya bisa membuat prestasi yang lebih baik."

    Menurut Eng Hian, target untuk SEA Games 2025 dihitung berdasarkan perbandingan dengan Malaysia dan Thailand yang menurunkan pemain potensial.

    "Termasuk saat edisi terakhir di Kamboja, di beregu tim Thailand putri. Setelah itu, mereka tidak tampil pada nomor individu, atlet kita bisa menunjukkan prestasi dari semua potensi pemain lapis kedua ternyata kita bisa menunjukkan prestasi lebih," ujar Eng Hian.

    Eng Hian mengakui bahwa pada SEA Games kali ini ada perubahan dengan lawan menurukan kekuatan penuh.

    "PBSI tadinya ingin menurunkan pemain potensi, regenerasi karena SEA Games tetapi karena ada beberapa masukkan termasuk dari kemenpora dan PBSI," ucap Eng Hian.

    "Kami awalnya juga mau full team. Kami sudah berdiskusi dengan Jojo (Jonatan Christie), tetapi karena ada satu hal, kondisi dia jadi Jojo tidak bisa bergabung."

    "Anthony Ginting juga sama, di tanggal yang sama menunggu proses kelahiran anak pertama. Kami harus menghormati dan menghargai."

    "Ganda putra terkuat kita, Fajar melangsungkan pernikahan,tidak bisa ditunda karena sudah melakukan persiapan setahun sebelumnya, sedangkan permintaan perubahan baru dilakukan 2 bulan sebelumnya."

    "Kondisi ini yang membuat kami tidak bisa full team seperti yang diharapkan. Menpora sudah rapat. Begitulah kondisi yang terjadi."

    Eng Hian menjelaskan bahwa dalam keputusan pembentukkan tim, PBSI dibantu oleh tim review Kemenpora (Kementrian Pemuda dan Olahraga) melalui diskusi tentang bagan ranking dunia.

    "Contohnya, Alwi Farhan akan seeded 3/4, tapi dari kemungkinan ranking medali perunggu dan tidak mungkin kami sodok ke medali emas," aku Eng Hian.

    "Pada ganda campuran juga sama, kemungkinan Jafar/Felisha di seeded 3/4, jadi tidak mungkin kami sodok ke medali emas. Jadi cukup terbuka, diskusi dengan tim review kemenpora,  disepakati ini dua medali emas."

    "Sebelumnya dengan memberangkatkan pemain muda, kemungkinan hanya satu (medali emas) target awalnya."

    "Keputusan menarik Sabar Karyaman GutamaMoh Reza Pahlevi Isfahani (Sabar/Reza) sudah dilakukan jauh sebelum Australian Open. Jujur kami belum rilis karena proses yang harus dilakukan antara NOC ke panitia pelaksana SEA Games Thailand."

    "Untuk melaporkan ke panitia bulu tangkis butuh proses dan proses penggantian lagi tidak mungkin. Contohnya, memasukkan pelatih Sabar/Reza (Hendra Setiawan) sudah tidak bisa.

    "Kalau itu bisa tentunya Raymond/Joaquin pasti bisa (masuk tim). Itu juga prosesnya tidak mudah. Seperti yang kita ketahui proses perubahan itu di multievent butuh waktu lama."

    "Hasil Australian Open tentunya akan menjadi bahan pertimbangan kami. Tetapi,kenyataannya sudah tidak bisa. Kami sudah berusaha melakukan perubahan ini. Kami juga sudah diskusi dengan pelatih ganda putra memang prosesnya seperti ini."

    Terkait pelaksanaan SEA Games 2025 dan World Tour Finals 2025 yang berdekatan, Eng Hian sudah memaklumi situasi tersebut.

    "Tentunya kami menghadapi turnamen back-to-back sudah biasa. Buat kami PBSI, SEA Games multivent dan World Tour Finals turnamen individu. Hampir setiap saat ada."

    "Namun, multievent bukan sekadar multievent, ada atmosfer ada suasana, multivent ini yang sangat dibutuhkan oleh atlet muda. terutama seperti Putri KW yang nantinya akan menuju Asian Games, sebelum menuju Olimpiade dari mereka ini prioritas soal tidak boleh gagal."

    "Ada yang bisa menggaransi tidak kalau itu kuasa Tuhan kita tidak bisa mendapat emas. Prioritas itu bagaimana pelatih dalam periodisasi di peak performance lebih mengutamakan fisik. Soal punishment  tentu atlet sudah menghukum sendiri kalau gagal."

    "Tetapi, kami masih melihat dari proses perjuangan di lapangan ,bagaimana tim dari saya pelatih, dan tim pendukung membantu persiapan atlet ini bisa mendapat performa terbaik. Jadi, ini yang harus digaris bawahi dulu."

    Komentar
    Additional JS