Tiket Derbi Jatim Tak Lagi Ludes, Persebaya Hadapi Tantangan Serius dari Suporter | beritajatim
Tiket Derbi Jatim Tak Lagi Ludes, Persebaya Hadapi Tantangan Serius dari Suporter | beritajatim.id
Surabaya (beritajatim.id) – Persebaya Surabaya tampaknya harus bekerja lebih keras untuk kembali merebut hati Bonek. Pasalnya, antusiasme suporter terhadap tiket Derbi Jatim kini tidak lagi setinggi tahun-tahun sebelumnya. Pertandingan pekan ke-13 BRI Super League 2025/2026 melawan Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Sabtu (22/11/2025), menjadi sorotan utama.
Sejak era Liga 1 dimulai pada 2017, Persebaya sudah tiga kali menjamu Arema FC di GBT—tahun 2018, 2023, dan 2024. Setiap laga tersebut selalu diserbu Bonek hingga tiket Derbi Jatim ludes dalam hitungan menit hingga jam.
Pada laga 6 Mei 2018, misalnya, Persebaya menjual 50 ribu tiket dan seluruhnya habis. Stadion penuh sesak ketika Bajul Ijo menang 1-0 atas Singo Edan. Pada laga-laga berikutnya, jumlah tiket dibatasi hanya 25 ribu lembar sesuai rekomendasi keamanan, namun tetap terjual habis, termasuk kemenangan 3-1 (23 September 2023) dan kemenangan 3-2 (7 Desember 2024).
Musim 2025/2026 menghadirkan realitas berbeda. Kompetisi yang kini bernama Super League justru menunjukkan fenomena tak biasa: tiket termurah seharga Rp85 ribu masih tersedia hingga H-1 pertandingan.
Penjualan tiket sudah dibuka sejak 15 November 2025, namun belum juga sold out. Meski demikian, kondisi ini tetap menunjukkan penurunan minat penonton yang signifikan dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Di media sosial, kritik dari Bonek semakin deras. Banyak yang mengecam arah komunikasi digital Persebaya, mulai dari gaya mengelola akun media sosial hingga pemilihan diksi yang dianggap justru memicu permusuhan dan tidak mampu membangkitkan semangat.
Selain itu, performa Persebaya di lapangan juga ikut memengaruhi. Hingga pekan ke-10, Bajul Ijo baru mengoleksi 15 poin dari empat kemenangan, tiga imbang, dan tiga kekalahan. Pelatih asal Spanyol, Eduardo Perez, menjadi sorotan tajam karena dinilai gagal memenuhi ekspektasi.
Suara Bonek yang meminta pergantian pelatih semakin nyaring, namun hingga kini manajemen belum menunjukkan tanda-tanda perubahan. Duel melawan Arema pun dianggap menjadi momen krusial bagi Perez.
“Saya tidak berpikir seperti itu, saya pikir bertanding besok, menang besok, dan mempersembahkan kemenangan kepada semua suporter, dan seluruh kota, dan seluruh klub,” kata Perez.
Ia menegaskan bahwa dirinya tetap fokus pada tim. “Saya tidak pernah berpikir negatif. Saya percaya pekerjaan kami, saya percaya pada persiapan, saya percaya besok kami berjuang keras untuk meraih poin,” tambahnya.
Turunnya minat Bonek bukan hanya terlihat di Derbi Jatim. Musim ini, rata-rata laga kandang Persebaya hanya dihadiri di bawah 10 ribu penonton. Jumlah tertinggi baru terjadi saat menjamu Persija Jakarta dengan 33.432 penonton pada 18 Oktober 2025—ironisnya Persebaya kalah 1-3 di laga tersebut.
Fenomena tiket Derbi Jatim yang tidak ludes terjual menjadi tanda penting bagi manajemen. Kebijakan klub, performa tim, hingga strategi komunikasi publik kini mendapatkan tekanan besar dari Bonek.
Jika Persebaya gagal meraih hasil positif kontra Arema, bukan tidak mungkin desakan perubahan semakin tak terbendung. (aga)