BOLASPORT.COM - FIFA belum juga mengambil keputusan final terhadap upaya banding FAM mengenai sanksi pemain naturalisasi.

FIFA menunda vonis terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) yang ditunggu banyak pihak.

FAM dihukum berat akibat pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi pada 26 September lalu.

Tujuh pemain tersebut yaitu Facundo Garces, Gabriel Palmero, Imanol Machuca, Jon Irazabal, Rodrigo Holgado, Hector Hevel, dan Joao Figueiredo.

Selain denda mahal, tujuh peman itu dilarang beraktivitas dalam dunia sepak bola selama 12 bulan.

Dalam rilis hukuman yang dikeluarkan FIFA, FAM terungkap menyerahkan dokumen kelahiran palsu.

FAM diketahui telah melakukan upaya banding untuk membatalkan hukuman tersebut.

Keputusan atas banding tersebut seharusnya dijatuhkan pada Jumat (31/11/2025) kemarin.

Meski begitu hingga tanggal dan bulan berganti, FIFA belum juga mengeluarkan jawaban atas banding tersebut.

Media Malaysia, Scoop.my, mengungkap federasi yang dipimpin Gianni Infantino itu sedang menimbang-nimbang lebih lama.

Banyaknya pemain yang terlibat membuat mereka membutuhkan waktu untuk memverifikasi tiap kasus.

Selain itu, program naturalisasi juga telah dilakukan banyak timnas di seluruh dunia, sehingga FIFA tak ingin salah langkah.

Andai keliru memberi hukuman, keabsahan seluruh pemain naturalisasi di dunia dipertaruhkan.

"Panel (banding) mengambil langkah hati-hati karena skala dan implikasi kasus ini," tutur seorang sumber kepada Scoop.my.

"Masih ada perbedaan dalam dokumen yang harus dicek silang."

"Keputusan final bisa saja mengarah ke arah yang berbeda, tetapi pembebasan penuh sangat kecil kemungkinan."

"FIFA memahami sensitivitas kasus ini, bukan hanya untuk sepak bola Malaysia, tetapi juga naturalisasi dan keabsahan kasus yang ditangani di seluruh dunia pada masa mendatang," urai sumber tersebut.

Timnas Malaysia asuhan Peter Cklamovski saat ini berlaga di Kualifikasi Piala Asia 2027.

Andai hukuman tersebut berlaku, AFC kemungkinan besar akan memberi sanksi tambahan berupa pengurangan poin.