Hati-hati Sebelum Rekrut Bojan Hodak, PSSI Dinanti Rekor Buruk Pelatih Asing Liga Lokal Saat Pindah Tugas di Timnas Indonesia - Semua Halaman - Bolasport
Hati-hati Sebelum Rekrut Bojan Hodak, PSSI Dinanti Rekor Buruk Pelatih Asing Liga Lokal Saat Pindah Tugas di Timnas Indonesia - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Nama Bojan Hodak sedang ramai diperbincangkan di media sosial karena terus dikaitkan dengan timnas Indonesia.
Juru taktik asal Kroasia itu dinilai layak menjadi pelatih timnas Indonesia yang masih kosong.
Meski begitu, Bojan Hodak masih memiliki kontrak bersama Persib Bandung sampai Mei 2026.
Sejauh ini, belum ada tanda-tanda manajemen Persib mau memperpanjang kontrak eks pelatih PSM Makassar tersebut.
Bersama Persib, Bojan Hodak memimpin Maung Bandung dengan sangat luar biasa.
Datang pada pertengahan musim 2023 menggantikan Luis Milla, Bojan Hodak sukses membawa Persib meraih juara Liga 1 2023/2024 dan Liga 1 2024/2025.
Prestasi itu yang membuat Bojan Hodak dinilai cocok menggantikan Patrick Kluivert di kursi pelatih timnas Indonesia.
Meski begitu, PSSI tetap harus berhati-hati sebelum merekrut pelatih Persib Bandung tersebut.
Pasalnya, ada beberapa nama pelatih asing yang gagal menjawab ekspektasi masyarakat tanah air meski sebelumnya sukses bersama klub lokal.
1. Marek Janota
Marek Janota adalah salah satu contoh pelatih asing sukses di liga lokal.
Pria asal Polandia tersebut sukses membawa Persija Jakarta jadi juara kompetisi Perserikatan 1978/1979 dengan para pemain muda.
Keberhasilannya tersebut membuat PSSI merekrutnya jadi juru taktik Timnas Indonesia pada 1979.
Sayang, kebersamaannya tidak bertahan lama usai menuai hasil buruk di Turnamen Piala Kaisar di Jepang.
2. Henk Wullems
Pelatih asal Belanda tersebut punya memori manis di ingatan publik tanah air.
Dirinya jadi pelatih Timnas Indonesia pada 1996 usai sukses mengantarkan Bandung Raya sebagai juara Liga Indonesia 1995/1996.
Meski tampil bagus sepanjang SEA Games 1997, Henk Wullems gagal mengantarkan Timnas Indonesia meraih medali emas usai kalah dari Thailand di partai puncak.
Usai momen tersebut, dirinya hengkang dari Timnas Indonesia dan kembali melatih sejumlah klub lokal seperti PSM Makassar, Arema Malang, hingga Persegi Gianyar.
3. Ivan Kolev
Ivan Kolev menjejakkan kaki jadi pelatih Timnas Indonesia usai pada 2002-2004 dan 2007.
Pelatih asal Bulgaria jadi contoh sukses saat dipercaya naik pangkat ke skuad Timnas Indonesia.
Pada kesempatan perdananya, dirinya sukses mengantarkan Skuad Garuda ke putaran final Piala Asia 2004 dari jalur kualifikasi.
Pada putaran final di China, Ivan Kolev juga mengantarkan kemenangan perdana usai mengalahkan Qatar.
Pada masa bakti keduanya pada 2007, Ivan Kolev juga menorehkan prestasi yang sama saat mengalahkan Bahrain di laga perdana fase grup Piala Asia 2007.
4. Wim Rijsbergen
Pria asal Belanda tersebut menangani Timnas Indonesia pada 2011 usai berkarier singkat bersama PSM Makassar.
Pelatih asal Belanda tersebut gagal menghadirkan prestasi bagi Timnas Indonesia.
Dalam 11 pertandingan bersama Wim Rijsbergen, Timnas Indonesia hanya menang dua kali, tiga kali seri, dan enam kali kalah.
Sikapnya sebagai pelatih kerap jadi sorotan publik, karena jarang memberi instruksi kepada pemainnya.
Hubungan dengan para pemain Timnas Indonesia yang kurang harmonis juga jadi sasaran kritik publik.
Permainan Timnas Indonesia yang kurang impresif jadi alasan kuat PSSI memberhentikannya pada Januari 2012.
5. Simon McMenemy
Simon McMenemy ditunjuk jadi pelatih Timnas Indonesia pada akhir 2018.
Saat itu, juru taktik asal Skotlandia tersebut ditunjuk usai dinilai sukses membawa Bhayangkara FC jadi jawara Liga 1 2017.
Sayangnya, penampilan Timnas Indonesia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 hancur lebur di tangan Simon McMenemy.
Timnas Indonesia selalu kalah di empat laga awal putaran kedua atas Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab.
Situasi tersebut membuat Simon McMenemy menghilang pada laga kelima di markas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 19 November 2019.
Timnas Indonesia dipimpin Yeyen Tumena dan Joko Susilo saat kalah 0-2 di markas Malaysia.
PSSI pun menunjuk Shin Tae-yong sebulan usai kejadian memalukan di Kuala Lumpur tersebut.
