Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bulu Tangkis Bulu Tangkis indonesia BWF Featured Kevin Sanjaya Sukamuljo Nikolaus Joaquin Raymond Indra Tai Zu Ying

    Gaya Permainan Raymond/Joaquin Disebut Komentator BWF Mirip dengan Legenda Ganda Putra Indonesia Ini, Kevin Sanjaya dan Tai Zu Ying Disinggung - Semua Halaman - Bolasport

    4 min read

     

    Gaya Permainan Raymond/Joaquin Disebut Komentator BWF Mirip dengan Legenda Ganda Putra Indonesia Ini, Kevin Sanjaya dan Tai Zu Ying Disinggung - Semua Halaman - Bolasport.com

    Selasa, 25 November 2025 | 09:23 WIB
    Penulis : 

    Pasangan Ganda putra Indonesia, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, merayakan kemenangan pada final Australian Open 2025 di Sydney, Australia, Minggu (23/11/2025). (PBSI)

    BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Indonesia, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, meraih gelar Australian Open 2025 dalam debut mereka pada turnamen Super 500.

    Raymond/Joaquin meraihnya setelah menundukkan senior mereka, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, 22-20, 10-21, 21-18 di Sydney Olympic Park, Minggu (23/11/2025).

    Titel ini didapat setelah 4 gelar dari ajang International Challenge/Series lalu 1 trofi di BWF Tour Super 100.

    Dalam perjalanan menuju tangga juara, Raymond/Joaquin menjungkalkan tiga ganda putra Malaysia.

    Dua diantaranya merupakan anak didik pelatih Indonesia Herry Iman Pierngadi atau Herry IP. Melawan Choong Hon Jia/Haikal Muhammad, Raymond/Joaquin menang dengan skor 18-21, 21-17, 21-15.

    Pada babak perempat final, murid Herry IP kembali menjadi korban di mana kali ini terasa lebih pilu karena Man Wei Chong/Kai Wun Tee tampil sebagai unggulan ketiga.

    Pasangan peringkat kelima dunia itu dijungkalkan Raymond/Joaquin juga melalui pertandingan tiga gim yang memakan durasi total 58 menit 15-21, 21-19, 15-21. Goh Sze Fei/Nur Izzuddin Rumsani yang berstatus unggulan kedua.

    Duet peringkat keempat dunia itu lebih menyedihkan karena dilibas Raymond/Joaquin melalui straight game atau dua gim langsung dalam 42 menit 21-15, 21-15.

    "Ada beberapa atlet muda yang entah bagaimana memiliki sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang melampaui keterampilan teknis yang dibutuhkan," tulis komentator Federasi Bulu Tangkis Dunia, Gillian Clark atau Oma Gil dalam akun X pribadinya.

    "Faktor X" yang tak terdefinisikan itu yang Anda rasakan memberi mereka potensi untuk berkembang menjadi sesuatu yang istimewa."

    "Saya merasakannya ketika melihat Hendra Setiawan dan pasangannya, mendiang Markis Kido, mengalahkan mantan juara dunia Sigit Budiarto dan Candra Wijaya pada final Indonesia Open 2005."

    "Begitu pula ketika saya pertama kali melihat Tai Tzu Ying dan Kevin Sanjaya Sukamuljo."

    "Mereka semua memiliki sesuatu yang ekstra. Sesuatu yang tak dapat saya jelaskan atau gambarkan, tetapi dapat saya rasakan secara nyata, istimewa dan berbeda jika dibandingkan dengan anak-anak muda berbakat lainnya."

    "Saya merasakan hal yang sama saat menyaksikan Raymond Indra dan Nikolaus Joaquin menjuarai AustraliaOpen2025 baru-baru ini."

    "Mereka jelas merupakan individu yang sangat berbakat, keterampilan teknis yang baik, dinamis, berani bertualang, dan agresif, membuat mereka menarik untuk ditonton."

    "Dan tidak diragukan lagi mereka telah mengawali kemitraan mereka dengan luar biasa. 6 gelar dari 8 final dalam 12 turnamen pertama mereka bersama, termasuk gelar di Sydney saat bermain di ajang Super 500 pertama mereka pada BWFWorldTour."

    Menurut Oma Gill, sebagai pasangan muda baru, mereka belum merasakan tekanan yang menyertai status bintang.

    "Dengan kepolosan masa muda, mereka mampu bersaing dengan kebebasan tanpa hambatan. Untuk sekadar menikmati sensasi perjalanan yang mengasyikkan sambil berselancar di puncak gelombang kesuksesan olahraga, tanpa menyadari bahaya yang mengintai di air keruh di bawahnya, " kata Oma Gill.

    "Namun, saat Anda mencapai hasil yang luar biasa, kepolosan yang tak terkekang itu hancur, dan Anda terpaksa menghadapi kenyataan pahit olahraga. Tekanan dan beban ekspektasi yang berat."

    "Banyak sekali perbincangan dan kegembiraan seputar Indra dan Joaquin, dan dengan sorotan itu muncullah tekanan."

    "Namun, itu adalah bagian fundamental dan tak terelakkan dari olahraga. Bagaimana mereka sekarang menangani dan menghadapi tekanan itu akan sangat krusial dalam perkembangan mereka."

    "Tak ada yang meragukan bakat dan potensi mentah kedua pemuda Indonesia ini, dan saya tak dapat memungkiri bahwa kita mungkin baru saja menyaksikan awal dari sesuatu yang istimewa."

    Komentar
    Additional JS