Media Vietnam Sebut Tim Investigasi Independen Jadi Pengakuan Dosa FAM Jelang Keputusan Akhir FIFA - Semua Halaman - Superball.id
Media Vietnam Sebut Tim Investigasi Independen Jadi Pengakuan Dosa FAM Jelang Keputusan Akhir FIFA - Semua Halaman - Superball.id
SUPERBALL.ID - Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) secara perlahan dianggap mengakui dosa dalam kasus skandal naturalisasi yang melibatkan tujuh pemain tim nasionalnya.
FAM menghadapi tekanan publik dalam sebulan terakhir sejak FIFA mengumumkan hukuman bagi mereka dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia.
Dalam pembelaan pertamanya, Sekretaris Jenderal FAM Noor Azman Rahman menjelaskan bahwa ada kesalahan teknis dalam proses naturalisasi tujuh pemain.
Di sisi lain, ia tetap bersikeras bahwa ketujuh pemain tersebut adalah warga negara Malaysia yang sah.
Argumen FAM ini tidak berubah selama sebulan terakhir, tetapi tindakan mereka seolah mengatakan sebaliknya.
Hal ini terlihat dari keputusan mereka untuk pemberhentian sementara Azman dari jabatannya sebagai Sekjen FAM.
Pemberhentian tersebut disinyalir dilakukan oleh FAM lantaran adanya tekanan kuat dari publik.
Namun, langkah ini tidak cukup memuaskan publik sepak bola Negeri Jiran.
Sejumlah mantan pejabat FAM dan tokoh terkemuka di lingkungan sepak bola Malaysia terus meningkatkan tekanan.
Beberapa hari lalu, Datuk Seri Azzuddin Ahmad mengkritisi skorsing FAM terhadap Azman Rahman sebagai langkah mencari kambing hitam.
Azzuddin dan banyak tokoh sepak bola Malaysia meyakini bahwa FAM hanya membuang-buang waktu dengan menarik perhatian.
Pada tanggal 25 Oktober, FAM kembali menerima kritik dari pemilik Johor Darul Ta'zim, Tunku Ismail Sultan Ibrahim.
Ia adalah seorang tokoh berpengaruh di komunitas sepak bola Malaysia yang juga diyakini sebagai pelopor naturalisasi FAM.
"Saya tidak setuju dengan penangguhan Sekretaris Jenderal. Semua orang harus bertanggung jawab," ucapnya.
Di saat yang sama, Tunku Ismail juga mengakui bahwa FIFA tidak mungkin mengubah hukuman untuk FAM.
Teranyar, FAM membuat keputusan penting dengan membentuk tim investigasi independen untuk menyelidiki kasus skandal naturalisasi.
Pada 17 Oktober lalu, Wakil Presiden FAM Datuk Sivasundaram memang mengatakan bahwa pihaknya akan membentuk komite independen.
Sivasundaram mengumumkan bahwa komite independen tidak akan mengikutsertakan pejabat FAM mana pun.
Hal ini dilakukan untuk memastikan penyelidikan yang adil dan transparan atas skandal yang memalukan tersebut.
Komite independen bentukan FAM dipimpin oleh Tun Md Raus Sharif, yang pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung di Malaysia.
Tun Md Raus Sharif tidak pernah terlibat dalam sepak bola, tetapi memiliki pengalaman luas di bidang hukum.
Pemilihan orang yang tidak terkait dengan sepak bola merupakan kebijakan FAM.
Pasalnya, FAM tidak ingin Tun Md Raus Sharif terpengaruh oleh pihak mana pun dari otoritas sepak bola Malaysia.
FAM berharap Tun Md Raus dan anggota komite independen bisa melakukan investigasi secara menyeluruh dan profesional.
Pembentukan tim investigasi independen oleh FAM turut mendapat perhatian dari media asal Vietnam, Tuoitre.vn.
Menurut Tuoi Tre, pembentukan tim investigasi independen tersebut merupakan langkah pengakuan dosa FAM sebelum keputusan akhir FIFA.
Seperti diketahui, FAM telah mengajukan banding ke Komite Banding FIFA terkait kasus naturalisasi ilegal.
FAM kemungkinan akan menerima keputusan akhir FIFA dalam beberapa hari ke depan, diperkirakan pada 30 Oktober 2025.
"Dengan serangkaian langkah di atas, penunjukan mantan Ketua Mahkamah Agung ternama seperti Raus Sharif oleh FAM dianggap sebagai langkah pengakuan dosa terakhir yang diambil FAM."
"FAM kemungkinan akan menerima keputusan akhir FIFA dalam beberapa hari ke depan."
"Setelah itu, komite investigasi yang dipimpin oleh Sharif akan mulai mengungkap nama-nama yang terlibat dalam skandal naturalisasi sepak bola Malaysia," tulis Tuoi Tre.