Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Piala Dunia Sepak Bola Sepak Bola Internasional Sepp Blatter Timnas Arab Saudi Timnas Qatar

    Korupsi FIFA Lebih Parah dari Era Sepp Blatter, Timnas Arab Saudi dan Qatar Sukses Membeli Piala Dunia 2026 - Semua Halaman - Bolasport.

    6 min read

     

    Korupsi FIFA Lebih Parah dari Era Sepp Blatter, Timnas Arab Saudi dan Qatar Sukses Membeli Piala Dunia 2026 - Semua Halaman - Bolasport.com

    Rabu, 15 Oktober 2025 | 22:30 WIB
    Penulis : 

    Timnas Arab Saudi dan Qatar dianggap telah membeli tiket Piala Dunia 2026 dari FIFA sebagai kompensasi sokongan dana yang diberikan pemerintah mereka buat Gianni Infantino dkk. (OLI SCARFF/AFP)

    BOLASPORT.COM - Media Jerman, Die Zeit, membeberkan dugaan praktik korupsi sistematis yang dilakukan FIFA untuk 'menjual' Piala Dunia 2026 kepada Arab Saudi dan Qatar.

    Kelolosan dua negara Arab itu ke Piala Dunia 2026 diklaim sebagai rencana yang memang telah diatur FIFA.

    Otoritas sepak bola tertinggi di dunia sudah seperti teman dan keluarga bagi mereka.

    Keduanya pun berhasil merebut tiket ke Amerika Utara dengan cara kontroversial.

    Melalui keputusan menunjuk Saudi-Qatar sebagai host ronde keempat Kualifikasi Zona Asia dan pengaturan jadwal aneh tanpa diskusi, FIFA membuka jalan semulus-mulusnya untuk tuan rumah.

    Protes timnas Indonesia, Oman, Irak, dan Uni Emirat Arab tak didengar sama sekali.

    Tuntutan transparansi tak digubris. Klarifikasi juga tidak dirilis.

    Hal ini membuat kesan buruk FIFA sewaktu diguncang isu suap dan korupsi di era presiden sebelumnya, Sepp Blatter, dianggap kalah kejam.

    "Siapa pun yang berharap FIFA bisa membaik setelah semua skandal era Blatter telah salah," tulis Christian Spiller dalam kolomnya di majalah mingguan top asal Hamburg, Die Zeit.

    "Sebaiknya lihat Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia (AFC). Itu adalah Qatar dan Arab Saudi."

    "Kedua negara ini seperti keluarga bagi FIFAQatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, yang paling banyak dibicarakan sepanjang sejarah."

    "Arab Saudi akan menjadi tuan rumah berikutnya pada 2034, dipilih secara aklamasi; tidak ada calon lawan."

    "Pada musim panas lalu, AFC telah memutuskan bahwa Qatar dan Arab Saudi akan menjadi tuan rumah grup-grup kecil, tanpa menjelaskan alasannya."

    Hal menarik, kolom ini ditulis Spiller pada Sabtu (11/10/2025), hari ketika pertandingan kedua di masing-masing grup ronde keempat dimainkan.

    Benar saja, dugaan tersebut bak menjadi nyata. Pada akhirnya Saudi dan Qatar-lah yang berhasil lolos dari persaingan yang ganjil ini.

    Die Zeit menduga kelolosan mereka adalah imbalan atas sokongan finansial yang besar dari pemerintah kedua negara guna melumasi proyek Gianni Infantino dkk.

    Presiden FIFA Gianni Infantino (kiri) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat (7/3/2025).
    Presiden FIFA Gianni Infantino (kiri) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat (7/3/2025). (JIM WATSON/AFP)

    Bukan rahasia lagi kalau perusahaan-perusahaan raksasa dari Timur Tengah berada di balik gemuknya brankas FIFA.

    Perusahaan minyak Saudi, Aramco, serta maskapai Qatar Airways merupakan contoh dua mitra besar bagi otoritas sepak bola bermarkas di Zurich itu.

    "Sebagai imbalan, sebuah perusahaan Arab Saudi kini menjadi sponsor utama FIFA. Negara tersebut juga membeli 10 persen saham DAZN," lanjut Spiller.

    "Sebelumnya, layanan streaming itu telah membeli hak siar TV untuk Piala Dunia Klub 2025 seharga satu miliar dolar, yang tidak diinginkan oleh pihak lain," lanjutnya.

    Setelah rencananya mulus, FIFA disindir mungkin saja akan mengeluarkan keputusan nyeleneh berikut yang menguntungkan pihak lain yang mendanai mereka.

    "Mungkin (mereka akan memberi) kelolosan otomatis Piala Dunia untuk semua negara yang memiliki cadangan minyak atau gas alam yang cukup."

    "Atau untuk negara yang memiliki setidaknya dua huruf 'A' dalam namanya."

    "Atau yang memiliki pemerintahan paling tidak demokratis. Sayang sekali, Indonesia," tutup uraian tersebut.

    Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
    Komentar
    Additional JS