Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Komisi X DPR Spesial

    Komisi X DPR Minta Menpora Bangun Budaya Pemuda Indonesia yang Suportif,,,, - SindoNews

    3 min read

     

    Komisi X DPR Minta Menpora Bangun Budaya Pemuda Indonesia yang Suportif

    Senin, 29 September 2025 - 19:21 WIB
    Komisi X DPR Minta Menpora...
    Anggota DPR dari Fraksi PAN Verrell Bramasta meminta Kemenpora membangun budaya pemuda Indonesia yang suportif. Foto/SindoNews
    A
    A
    A
    JAKARTA Komisi X DPR meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatasi permasalahan Crab Mentality dan Inferior Complex. DPR juga meminta agar pemuda Indonesia membangun budaya suportif.

    Hal itu disampaikan anggota DPR dari Fraksi PAN Verrell Bramasta saat rapat kerja dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir pada Senin (29/9/2025).

    Dalam kesempatan itu, Verrell menyatakan dukungan penuh terhadap visi membangun pemuda berkarakter patriotik dan empatik. "Kami dari Fraksi PAN ingin menambahkan satu elemen penting bahwa pemuda Indonesia juga harus suportif," ujarnya.

    Baca juga: Menpora Erick Thohir Bertemu Menkeu Purbaya, Bahas Anggaran SEA Games 2025?

    Verrell menegaskan, dengan jumlah pemuda-pemudi Indonesia mencapai 64,22 juta jiwa, Indonesia memiliki kekuatan besar melalui youth mainstreaming dan collective power of the youth. Namun, potensi ini terancam oleh dua budaya destruktif yang harus segera dibenahi yaitu inferior complex dan crab mentality.

    Verrell menyoroti budaya inferior complex yang membuat banyak anak muda selalu memandang rendah kemampuan bangsanya sendiri.

    “Di dunia hiburan maupun olahraga, banyak talenta hebat, tapi karena terbiasa merasa rendah diri, kita selalu membandingkan diri dengan negara lain dan lupa menghargai potensi kita sendiri,” ujarnya.

    Verrell juga menyinggung fenomena crab mentality yang masih kuat di kalangan pemuda. "Faktanya, ketika masyarakat mengetahui salah satu yang mendalangi hadiah adalah sesama WNI, yang terjadi bukannya didukung oleh sesama pemuda-pemudi Indonesia, tetapi malah di-report akunnya sampai akun itu menghilang," ungkapnya.

    Baca juga: 5 Perwira Tinggi Kopassus Naik Pangkat, Ini Nama-Namanya

    Verrell menyebut paradoks terbesar generasi muda sekarang adalah perilaku digital yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran.

    “Kita dikenal ramah dan gotong royong, tapi di media sosial justru terkenal paling julid. Nilai-nilai ketimuran harus kembali ditanamkan di dunia digital,” katanya.

    Terkait arah kebijakan kepemudaan ke depan, Verrell mengusulkan tiga hal penting jika nantinya ada pembahasan RUU Kepemudaan. Pertama, Mandat Resiliensi Digital yang tidak sekadar pelatihan teknis, melainkan fokus pada penguatan critical thinking dan kemampuan verifikasi fakta agar pemuda Indonesia memiliki ketahanan informasi yang berkelanjutan.

    Kedua, jaring pengaman mental dengan memberikan pengakuan tegas bahwa kesehatan mental adalah hak pemuda, sehingga perlu ada dukungan psikososial yang terintegrasi dalam ekosistem pembinaan kepemudaan. Ketiga, literasi ekonomi digital sebagai bentuk perlindungan dari maraknya scam dan hoax finansial, yang harus menjadi bagian integral dari program pemberdayaan ekonomi pemuda.

    Dalam bidang olahraga, Verrell mengingatkan agar Kemenpora tidak hanya fokus pada cabang olahraga populis. "Dalam berbagai kesempatan, saya sering mendapatkan masukan bahwa pemerintah sepertinya ada tendensi hanya fokus pada olahraga-olahraga yang populis," ujarnya.

    Verrell juga mengangkat isu evaluasi dan pengawasan di daerah. Ia menyampaikan aduan dari NPCI Kabupaten Bekasi yang berada di daerah pemilihannya, terkait dugaan penindasan 22 atlet disabilitas.

    "Mereka meminta hak mereka karena gajinya belum dibayarkan, tetapi ada tendensi abuse of power, mereka dibungkam, mereka tidak dapat kejelasan sampai saat ini," ungkapnya.

    Verrell juga mendesak Kemenpora untuk menjalankan fungsi evaluasi secara menyeluruh hingga ke daerah-daerah. Verrell menambahkan, transformasi karakter pemuda bukan hanya soal program, tetapi juga soal mengubah budaya destruktif yang menggerogoti potensi 64 juta pemuda Indonesia untuk benar-benar menjadi tulang punggung Indonesia Emas 2045.
    (cip)
    Komentar
    Additional JS