Media Malaysia Tuduh FIFA Jadikan Skandal 7 Pemain Naturalisasi Harimau Malaya sebagai Pengalihan Isu Pembekuan Israel: Kami Jadi Korban - tvOnenews.com
Sepak bola Internasional,
- Reporter :
- Editor :Maulana Yusuf
Jakarta, tvOnenews.com - Media Malaysia menuduh FIFA sengaja memberikan sanksi soal skandal tujuh pemain naturalisasi Harimau Malaya sebagai pengalihan isu pemboikotan Israel. Mereka menganggap negaranya jadi korban.
Diketahui sebelumnya, delapan panel pakar PBB mendesak FIFA dan UEFA agar membekukan Israel dari kompetisi sepak bola internasional. Pembekuan itu seperti yang dilakukan FIFA dan UEFA terhadap Rusia akibat invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
- ANTARA
Desakan kedelapan pakar PBB itu disampaikan Selasa (23/9/2025). Dua hari kemudian, UEFA merespons dengan menyampaikan janji menggelar pemungutan suara mengenai kemungkinan Israel dilarang mengikuti kompetisi sepak bola di Eropa.
UEFA berencana akan rapat pekan depan membahas soal hal itu. Sementara itu, belum ada tanggapan dari pihak FIFA mengenai isu pembekuan Israel dari kompetisi sepak bola internasional.
Namun pada Jumat (26/9/2025), FIFA resmi menjatuhkan sanksi berat kepada Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Harimau Malaya. Keputusan ini diumumkan oleh Komite Disiplin FIFA setelah menuduh adanya masalah pemalsuan dokumen terkait kualifikasi ketujuh pemain.
Mereka adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.
- x.com/FAM_Malaysia
Komite Disiplin FIFA memutuskan untuk menjatuhkan hukuman denda sebesar 350.000 franc Swiss kepada FAM. Selain itu masing-masing 2.000 franc Swiss untuk ketujuh pemain naturalisasi tersebut.
Selain itu, ketujuh pemain Timnas Malaysia yang disebutkan juga mendapatkan hukuman berupa larangan terlibat dalam kegiatan sepak bola apa pun selama 12 bulan. Sanksi itu mulai dari tanggal keputusan disampaikan.
Hukuman ini datang hanya beberapa bulan setelah Harimau Malaya meraih kemenangan 4-0 melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027. Namun, semuanya berubah ketika muncul keluhan tentang validitas kualifikasi beberapa pemain yang diturunkan.
FAM dalam pernyataannya mengonfirmasi bahwa mereka akan mengajukan banding dalam jangka waktu yang ditentukan oleh FIFA. Badan pengurus juga menekankan bahwa mereka akan bekerja sama sepenuhnya selama proses investigasi, dan yakin bahwa masalah ini dapat diselesaikan secara adil.
Sementara itu, media Malaysia, Makan Bola, justru menuduh FIFA sengaja memberikan sanksi soal skandal tujuh pemain naturalisasi Harimau Malaya sebagai pengalihan isu pemboikotan Israel. Mereka menganggap negaranya jadi korban.
"Gara-gara Tekanan Blokir Negara Ilegal (Israel), Malaysia Tiba-tiba Jadi Korban," tulis Makan Bola dalam artikelnya.
Makan Bola mempertanyakan masalah di balik hukuman yang mengejutkan ini. Mereka menduga Malaysia benar-benar korban dari tindakan FIFA yang terkesan tergesa-gesa dalam menjatuhkan hukuman.
"Padahal, dalam banyak kasus lain, termasuk yang melibatkan kekuatan besar dunia sepak bola, tindakan semacam itu jarang dilakukan tepat waktu," tulis Makan Bola.
"Sebuah narasi yang bias sedang disebarkan. Ketika dunia sepak bola semakin menekan FIFA dan UEFA untuk mengambil tindakan tegas terhadap keterlibatan negara ilegal, Israel, tiba-tiba fokus global beralih ke Malaysia," tegas media Malaysia itu.
Lebih lanjut, media Malaysia itu menyebut tindakan terhadap FAM dan Harimau Malaya mengisyaratkan bahwa FIFA lebih cenderung menghukum negara-negara kecil, alih-alih menyelesaikan masalah Israel yang didesak oleh komunitas internasional.
Sehingga, Makan Bola menuding bahwa FIFA sengaja menjadikan Malaysia korban sebagai pengalihan isu pembekuan Israel. Meski demikian, mereka tetap mendukung FAM untuk mengajukan banding.
"Setelah menerima tekanan besar dari berbagai pihak untuk memblokir keterlibatan Israel, muncul persepsi bahwa FIFA kini mencoba mengalihkan perhatian dunia dengan menjadikan Malaysia sebagai korban. Jadi, apakah ini kebetulan atau memang upaya untuk menutupi isu-isu lain yang lebih sensitif di tingkat global?," tulis Makan Bola.
"Namun, perjuangan Harimau Malaya tidak akan berhenti di sini. Malaysia berhak untuk dibela, dan permohonan yang diajukan FAM akan menentukan apakah keadilan ditegakkan atau politik internasional sekali lagi mengesampingkan semangat sportivitas," tandasnya.
(yus)