Cuma gara-gara Kaki, Alasan PSG Usir Donnarumma Omong Kosong - Semua Halaman - Bolasport
Sepak bola Internasional,
Cuma gara-gara Kaki, Alasan PSG Usir Donnarumma Omong Kosong - Semua Halaman - Bolasport

BOLASPORT.COM - Luis Enrique membuat keputusan kontroversial dengan mengusir Gianluigi Donnarumma dari PSG lewat alasan yang dianggap omong kosong.
Kiper nomor satu timnas Italia siap berpamitan dengan Paris Saint-Germain pada bursa transfer musim panas ini.
Gianluigi Donnarumma tak punya tempat lagi di skuad utama PSG setelah Luis Enrique merekrut kiper anyar, Lucas Chevalier, dari Lille.
Chevalier langsung diproyeksikan sebagai pilihan utama di bawah mistar gawang.
Enrique tega mencoret Donnarumma dari skuad Piala Super Eropa 2025 dan memasang Chevalier sebagai starter melawan Tottenham.
Ironisnya, hal itu dilakukan setelah Gigio - sapaan akrab Donnarumma - mengantarkan Paris meraih kuadrupel musim lalu.
Pria 26 tahun juga mencuat sebagai kandidat kuat pemenang Yashin Trophy alias Kiper Terbaik Dunia 2025 dalam penganugerahan Ballon d'Or tahun ini.
Enrique secara blak-blakan mengungkapkan alasannya mendepak pemain yang telah memperkuat Paris sejak 2021.
Simpel, eks pelatih Barcelona itu mau mengganti kiper hanya karena gaya bermain Donnarumma tidak cocok dengan karakter taktiknya.
Enrique ingin memiliki penjaga gawang dengan kedua kaki yang sama bagusnya.
Maksudnya, kiper yang dia inginkan harus punya kemampuan operan sangat baik dan aktif sebagai pembangun serangan pertama dari lini belakang.
Baca Juga: Bantah Rumor ke Man City, Ini Keinginan Donnarumma usai Diusir PSG
"Tanpa diragukan lagi, Donnarumma adalah salah satu kiper terbaik di dunia," ucap pelatih asal Spanyol, dikutip BolaSport.com dari Sportmediaset.
"Namun, inilah kehidupan para pemain sepak bola level tertinggi."
"Keputusan ini harus kita ambil bersama dan saya sepenuhnya bertanggung jawab."
"Hal ini sulit, terutama ketika kita berbicara tentang pemain level ini, tetapi jika mudah, siapa pun bisa melakukannya.
"Ini adalah pilihan yang sulit diterima di dunia sepak bola. Keputusan yang berkaitan dengan profil kiper yang dibutuhkan tim saya," tutur Enrique.
Tindakan Enrique pun mengundang perdebatan, khususnya dari negara asal Donnarumma, Italia.
Kiper legendaris Negeri Piza, Dino Zoff, termasuk kubu yang menganggap keputusan Enrique omong kosong.
Ia tidak memahami kritik yang menyebut Donnarumma jarang menggunakan kakinya selama pertandingan.
"Saya tidak berpikir demikian. Hal itu hanya alasan," ujar kiper timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 1982 kepada Tuttomercatoweb.
"Jika seorang kiper bermain bagus dengan kakinya, itu lebih baik. Tapi kita harus mulai dari dasar, yaitu menyelamatkan bola."
"Bagaimana saya menilai Donnarumma? Dari apa yang saya lihat, dia memenangkan Liga Champions dengan kontribusi yang signifikan," tambah sang legenda Juventus.
Agar lebih adil, mari simak komparasi statistik penting kedua pemain selama berlaga di Liga Prancis musim lalu saja.
Rapor dari pangkalan data FBRef mengungkapkan fakta yang sayangnya tidak mendukung Donnarumma dan memihak Chevalier.
Soal urusan keterlibatan dalam permainan, Chevalier memang lebih aktif menjadi pembangun serangan tim.
Ia melepaskan rata-rata 28,5 operan per pertandingan, sedangkan Donnarumma hanya 23,4 kali.
Catatan Gigio di bidang ini bahkan kalah dari kiper pelapisnya di Paris, Matfei Safonov (26,7).
Akurasi umpan jauh Chevalier juga lebih oke dengan tingkat ketepatan 38,9 persen, sedangkan Donnarumma 34,7 persen.
Lantas, bagaimana dengan perbandingan kemampuan dasar seorang kiper - seperti kata Zoff - yang diukur melalui penyelamatan?
Lagi-lagi Donnarumma harus mengakui koleganya karena Chevalier ternyata memang lebih bagus.
Dalam dua variabel penting, yakni persentase penyelamatan dan clean-sheet, kiper asal Prancis tersebut unggul dengan catatan 74,6 dan 32,4 persen.
Adapun Donnarumma membukukan 67,6 persen penyelamatan sukses dan hanya 16,7 persen dari aksinya menghasilkan clean-sheet.