Sepak bola Internasional,
Momen Si Kuping Besar Melewati Pemeriksaan x-Ray di Bandara


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Senin, 02 Juni 2025 - 19:14 WIB
Momen trofi Liga Champions meluncur perlahan di atas conveyor belt mesin X-ray / Foto: Tangkapan layar Instagram PSG
Pemandangan tak biasa tersaji di salah satu sudut pemeriksaan keamanan bandara internasional di Paris, Minggu (1/6/2025) waktu setempat. Bukan koper berisi pakaian atau tas berisi gadget milik pemain, staf pelatih Paris Saint-Germain (
PSG), melainkan sebuah objek berkilauan dengan "kuping" ikonik sedang meluncur perlahan di atas conveyor belt mesin X-ray.
Ya, itu adalah trofi Liga Champions yang baru saja diraih Paris Saint-Germain (PSG) setelah menaklukkan Inter Milan dengan skor telak 5-0 pada laga final di Allianz Arena, akhir pekan kemarin. Trofi setinggi 73,5cm dan beratnya 7,5kg itu tampak menjalani prosedur keamanan layaknya penumpang lainnya.
"Kami memiliki beberapa barang bawaan tambahan," tulis akun Instagram PSG, dengan menampilkan tayangan video berdurasi singkat saat petugas bandara memasukkan trofi Liga Champions meluncur perlahan di atas conveyor belt mesin X-ray.
Baca Juga: Suporter PSG Dukung Palestina, Bentangkan Spanduk "Hentikan Genosida di Gaza"
Momen langka ini tentu saja mengundang senyum petugas bandara serta beberapa penumpang yang beruntung menyaksikan. Bagaimana tidak? Sebuah simbol kejayaan sepak bola Eropa, yang biasanya diangkat tinggi-tinggi di tengah gemuruh stadion, kini harus "mengantre" dan dipindai layaknya barang bawaan biasa.
Tentu saja, tidak ada risiko keamanan yang sebenarnya. Prosedur ini hanyalah formalitas standar untuk memastikan semua barang bawaan yang naik ke pesawat aman. Namun, pemandangan trofi Liga Champions melewati pemeriksaan X-ray tetap menjadi momen unik dan menghibur.
Ini seolah-olah menjadi pengingat bahwa sehebat dan seberharga apapun sebuah objek, aturan tetaplah aturan. Hingga saat ini momen langka itu sudah ditonton sebanyak 1,5 juta dengan 2.617 komentar.
Baca Juga: Trend Solidaritas Fans Klub Eropa Bela Palestina di Panggung Liga Champions
Momen ini juga bisa diartikan sebagai simbol perjalanan sang trofi setelah penantian panjang PSG. Dari gemuruh pesta juara di stadion, kini ia harus "membumi" sejenak sebelum kembali ke pangkuan para pemain dan staf klub di Paris. Sebuah perjalanan yang membuktikan bahwa bahkan sebuah ikon pun memiliki cerita perjalanannya sendiri, termasuk momen kocak saat harus "diperiksa" di bandara.
2 Orang Tewas
Kementerian dalam negeri Prancis menginformasikan bahwa terdapat dua orang tewas dan ratusan orang ditangkap saat penggemar PSG merayakan kemenangan di final Liga Champions, Di kota barat daya Dax, seorang anak laki-laki berusia 17 tahun tewas setelah ditikam di dada. Sementara seorang pria berusia 23 tahun yang mengendarai skuter di pusat kota Paris juga tewas setelah tertabrak kendaraan.
Suar dan kembang api dinyalakan, halte bus dihancurkan dan mobil dibakar di tengah perayaan liar saat PSG memenangkan hadiah terbesar dalam sepak bola klub Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. PSG mengutuk kekerasan tersebut dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa "tindakan terisolasi ini bertentangan dengan nilai-nilai klub dan sama sekali tidak mewakili sebagian besar pendukung kami".
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bentrokan itu sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan, dan bahwa mereka yang terlibat akan ditemukan dan dihukum. Parade kemenangan klub di pusat kota Paris tetap berlangsung, kemarin sore (waktu setempat), meskipun terjadi bentrokan, tetapi dengan peningkatan kehadiran polisi dan militer di lapangan.
Kementerian dalam negeri Prancis mengatakan 192 orang terluka dalam bentrokan pada dini hari Minggu dan 559 orang ditangkap, termasuk 491 orang di Paris. "Dua puluh dua petugas polisi dan tujuh petugas pemadam kebakaran terluka dan 264 kendaraan dibakar," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Prancis dikutip dari BBC Sport.
Kepala polisi Paris Laurent Nuñez mengatakan: "Jumlah korban lebih rendah dari yang pernah kita lihat sebelumnya, tetapi kita tidak akan pernah terbiasa dengan pelecehan semacam ini, dengan orang-orang yang hanya datang untuk melakukan tindakan vandalisme dan bahkan tidak menonton pertandingan, dan kami akan selalu memberikan tanggapan yang sangat tegas."
(yov)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

10 Masakan Terbaik di Dunia, Makanan Indonesia Posisi 7
0 Komentar