Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Featured Naturalisasi Sepak Bola Sepak Bola Internasional Timnas Vietnam

    Kapten Vietnam Unggah Pesan Satir soal Maraknya Program Naturalisasi di ASEAN, Tak Ingat Ada Rekan Setim yang Harus Dihormati - Semua Halaman - Bolasport

    6 min read

     Sepak bola Internasional,

    Kapten Vietnam Unggah Pesan Satir soal Maraknya Program Naturalisasi di ASEAN, Tak Ingat Ada Rekan Setim yang Harus Dihormati - Semua Halaman - Bolasport

    BOLASPORT.COM - Kapten timnas VietnamDo Duy Manh membagikan unggahan satir untuk menyindir program naturalisasi yang kian marak dilakukan tim-tim di ASEAN.

    Program naturalisasi yang kian marak di ASEAN menjadi topik yang disinggung oleh kapten timnas VietnamDo Duy Manh.

    Melalui akun Facebooknya, Do Duy Manh mengunggah pesan satir untuk menyindir program naturalisasi yang kian marak dilakukan di negara-negara Asia Tenggara.

    Dalam unggahannya itu, Do Duy Manh merepost ranking FIFA negara-negara ASEAN.

    Kemudian pemain 28 tahun itu menulis ,"Kita sangat miskin, jadi kita harus bekerja lebih keras."

    Baca Juga: Bojan Hodak Suka Pemain Multiposisi, Ini Tiga Posisi yang Bisa Ditambal Alfeandra Dewangga buat Persib Bandung

    Unggahan itu memberikan interpretasi beragam oleh fans Vietnam.

    Banyak yang menduga bila Do Duy Manh menuduh negara-negara yang melakukan program naturalisasi menggunakan uang yang banyak.

    Do Duy Manh juga seolah tak berpikir, bahwa timnas Vietnam juga melakukan program naturalisasi.

    Ada beberapa rekan setimnya di timnas Vietnam yang juga merupakan produk program naturalisasi seperti Dang Van Lam, Filip Nguyen dan Nguyen Xuan Son.

    Banyak pihak menduga Duy Manh lupa untuk memberi respect kepada rekan setimnya yang juga pemain naturalisasi.

    Setelah viral di Facebook, story yang diunggah oleh Duy Manh pun telah dihapus.

    Belum ada tanggapan lebih lanjut dari federasi sepak bola Vietnam mengenai kegaduhan ini.

    Baca Juga: Bek Timnas Indonesia Sedang Terseret Musim Paling Bencana Yokohama Marinos Sepanjang Sejarah J League

    Bek timnas Vietnam, Do Duy Manh (kiri), sedang berebut bola dengan penyerang timnas Indonesia bernama Dendy Sulistyawan (kanan) dalam laga leg pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 6 Januari 2023.Bek timnas Vietnam, Do Duy Manh (kiri), sedang berebut bola dengan penyerang timnas Indonesia bernama Dendy Sulistyawan (kanan) dalam laga leg pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 6 Januari 2023. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

    Sementara itu, melalui Bongda.com , Do Duy Manh menjelaskan bila program naturalisasi bisa mempengaruhi program jangka panjang untuk pengembangan sepak bola.

    Ketika sebuah tim menggunakan terlalu banyak pemain naturalisasi, maka kesempatan untuk pemain muda bakal terbatas.

    Do Duy Manh meminta Vietnam tetap konsisten mengembangkan pemain muda serta meningkatkan kualitas kompetisi.

    "Kita harus konsisten dengan pelatihan pemain muda," kata Do Duy Manh.

    "Dan belajar dari negara yang sepak bolanya telah berkembang baik seperti Jepang dan Korea Selatan."

    "Di mana mereka fokus untuk pengembangan pemain lokal dan menjaga kompetisi di level tinggi," tambahnya.

    Dari sumber serupa, mereka menyebutkan bila Indonesia menjadi salah satu negara yang terbanyak melakukan program naturalisasi.

    Baca Juga: Sebelum ke Persib Bandung, Alfeandra Dewangga Pernah 'Insya Allah Fix' Menuju Liga Thailand

    Pemain naturalisasi anyar timnas Vietnam, Nguyen Xuan Son.Pemain naturalisasi anyar timnas Vietnam, Nguyen Xuan Son. (INSTAGRAM/@RAFAELSON_10.)

    Hal ini membuat kesuksesan saat ini dengan pasukan Garuda menjadi satu-satunya tim ASEAN yang melaju hingga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

    Tim-tim lain seperti Malaysia, Thailand bahkan Vietnam juga mulai mengaplikasikan program naturalisasi untuk memperkuat skuadnya.

    Namun menurut Duy Manh hal ini akan membuat ketidakseimbangan dari sisi pengembangan sepak bola.

    Ia juga menunjuk 3 negara yakni Laos, Myanmar dan Brunei masih tetap mencoba mengembangkan skuadnya tanpa program tersebut.

    Hal ini menunjukkan perbedaan pendekatan dari masing-masing negara di Asia Tenggara.

    Komentar
    Additional JS