Sepak bola Internasional,
Aturan IFAB Kiper Pegang Bola Tak Lebih dari 8 Detik Diterapkan di Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, Hukuman Tendangan Pojok - Radar Bojonegoro

RADARBOJONEGORO.JAWAPOS.COM – Momen unik terjadi dalam laga Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 antara Ulsan HD FC melawan Mamelodi Sundowns FC.
Pada menit ke-82, wasit menghentikan permainan dan menghadiahkan tendangan sudut kepada Ulsan, bukan karena pelanggaran keras, tetapi karena kiper Mamelodi dinilai terlalu lama memegang bola.
Sanksi ini mengejutkan banyak penonton, bahkan komentator pertandingan sempat kebingungan. Tapi inilah wajah baru sepak bola: aturan lama diperketat, dan IFAB mulai benar-benar menerapkannya secara ketat, dimulai dari turnamen bergengsi dunia.
IFAB Resmi Terapkan Aturan 8 Detik
Selama ini, mayoritas penggemar hanya tahu bahwa kiper tidak boleh memegang bola lebih dari enam detik. Namun mulai tahun ini, IFAB (International Football Association Board) sebagai badan yang menetapkan hukum sepak bola dunia telah memperkenalkan uji coba aturan baru: kiper hanya boleh menguasai bola secara aktif (dalam tangan) maksimal delapan detik, dan pelanggarannya bukan lagi tendangan bebas tak langsung, tapi menjadi tendangan sudut untuk tim lawan.
Dalam kasus pertandingan Ulsan vs Mamelodi, wasit memutuskan untuk menghukum kiper Ronwen Williams karena terlalu lama menggenggam bola. Tayangan ulang menunjukkan waktu penguasaan aktif melebihi 10 detik.
Namun keputusan ini tidak memengaruhi hasil akhir. Mamelodi Sundowns tetap menang tipis 1-0 dan bertengger di puncak klasemen sementara grup F.
Sejarah Aturan: Awalnya Hanya 6 Detik
Aturan pembatasan waktu penguasaan bola oleh kiper sejatinya bukan hal baru. IFAB telah menetapkan sejak 1997 bahwa: “A goalkeeper is considered to be in control of the ball when... he holds the ball with his hands for more than six seconds before releasing it.” — IFAB Laws of the Game, Law 12 (versi 1997–2023) Aturan ini lahir sebagai upaya meningkatkan intensitas permainan dan menghindari taktik buang-buang waktu.
Namun, karena bentuk hukumannya dinilai terlalu keras (tendangan bebas tidak langsung di dalam kotak penalti), banyak wasit di level profesional memilih tidak menegakkan aturan ini secara ketat.
Uji Coba Aturan Baru: FIFA Mulai Tegas
Sejak 2024, IFAB bersama FIFA melakukan sejumlah uji coba dengan perubahan pendekatan: Durasi diperpanjang menjadi 8 detik, sesuai dengan dinamika permainan modern.
Hukumannya diubah menjadi tendangan sudut, dianggap lebih proporsional dan tidak terlalu merugikan kiper seperti tendangan bebas di dalam kotak.


Fokus pengawasan lebih ketat di turnamen besar untuk menanamkan budaya disiplin waktu. Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 menjadi salah satu ajang besar pertama di mana aturan ini benar-benar ditegakkan.
Kasus Ronwen Williams bisa menjadi titik awal bahwa aturan ini akan berdampak nyata bagi taktik kiper dan pelatih ke depan.
Regulasi Kecil, Dampak Besar
Sekilas, aturan delapan detik ini terlihat sederhana. Tapi jika diterapkan konsisten, ia bisa menjadi salah satu perubahan besar dalam cara permainan modern dibentuk. Tak ada lagi ruang bagi buang-buang waktu—sepak bola dipaksa lebih cepat, lebih jujur, dan lebih mengalir.
Kejadian di pertandingan Ulsan HD FC vs Mamelodi Sundowns hanyalah awalan. Ke depan, jangan heran jika para kiper top dunia dituntut lebih gesit secara mental dan fisik, bukan hanya karena lawan menekan, tapi karena waktu pun tak lagi bisa ditawar. (kam)


RADARBOJONEGORO.JAWAPOS.COM – Momen unik terjadi dalam laga Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 antara Ulsan HD FC melawan Mamelodi Sundowns FC.
Pada menit ke-82, wasit menghentikan permainan dan menghadiahkan tendangan sudut kepada Ulsan, bukan karena pelanggaran keras, tetapi karena kiper Mamelodi dinilai terlalu lama memegang bola.
Sanksi ini mengejutkan banyak penonton, bahkan komentator pertandingan sempat kebingungan. Tapi inilah wajah baru sepak bola: aturan lama diperketat, dan IFAB mulai benar-benar menerapkannya secara ketat, dimulai dari turnamen bergengsi dunia.
IFAB Resmi Terapkan Aturan 8 Detik
Selama ini, mayoritas penggemar hanya tahu bahwa kiper tidak boleh memegang bola lebih dari enam detik. Namun mulai tahun ini, IFAB (International Football Association Board) sebagai badan yang menetapkan hukum sepak bola dunia telah memperkenalkan uji coba aturan baru: kiper hanya boleh menguasai bola secara aktif (dalam tangan) maksimal delapan detik, dan pelanggarannya bukan lagi tendangan bebas tak langsung, tapi menjadi tendangan sudut untuk tim lawan.
Dalam kasus pertandingan Ulsan vs Mamelodi, wasit memutuskan untuk menghukum kiper Ronwen Williams karena terlalu lama menggenggam bola. Tayangan ulang menunjukkan waktu penguasaan aktif melebihi 10 detik.
Namun keputusan ini tidak memengaruhi hasil akhir. Mamelodi Sundowns tetap menang tipis 1-0 dan bertengger di puncak klasemen sementara grup F.
Sejarah Aturan: Awalnya Hanya 6 Detik
Aturan pembatasan waktu penguasaan bola oleh kiper sejatinya bukan hal baru. IFAB telah menetapkan sejak 1997 bahwa: “A goalkeeper is considered to be in control of the ball when... he holds the ball with his hands for more than six seconds before releasing it.” — IFAB Laws of the Game, Law 12 (versi 1997–2023) Aturan ini lahir sebagai upaya meningkatkan intensitas permainan dan menghindari taktik buang-buang waktu.
Namun, karena bentuk hukumannya dinilai terlalu keras (tendangan bebas tidak langsung di dalam kotak penalti), banyak wasit di level profesional memilih tidak menegakkan aturan ini secara ketat.
Uji Coba Aturan Baru: FIFA Mulai Tegas
Sejak 2024, IFAB bersama FIFA melakukan sejumlah uji coba dengan perubahan pendekatan: Durasi diperpanjang menjadi 8 detik, sesuai dengan dinamika permainan modern.
Hukumannya diubah menjadi tendangan sudut, dianggap lebih proporsional dan tidak terlalu merugikan kiper seperti tendangan bebas di dalam kotak.
0 Komentar