Timnas Indonesia Kena Sanksi FIFA, Ini Syarat agar Stadion GBK Full House Lawan China - PAGE ALL : Okezone Bola - Arenanews

Informasi Arena Olahraga

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Timnas Indonesia Kena Sanksi FIFA, Ini Syarat agar Stadion GBK Full House Lawan China - PAGE ALL : Okezone Bola

Share This
Responsive Ads Here

 Sepak Bola Indonesia, 

Timnas Indonesia Kena Sanksi FIFA, Ini Syarat agar Stadion GBK Full House Lawan China - PAGE ALL : Okezone Bola

Timnas Indonesia Kena Sanksi FIFA, Ini Syarat agar Stadion GBK Full House Lawan China

TIMNAS Indonesia sedang terkena sanksi dari FIFA. Selain denda senilai Rp400 juta, kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, juga dikurangi saat melawan Timnas China.

FIFA resmi menghukum Timnas Indonesia karena perilaku suporternya yang diskriminatif. Lewat surat resmi yang dikirim kepada PSSI, mereka mewajibkan kapasitas SUGBK dikurangi 15%.

1. Kurangi Kapasitas

Rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno usai Kampanye Akbar Pemilu 2024 (Foto: Instagram/@love_gbk)

Hukuman itu diberikan terkait insiden diskriminasi yang dilakukan oleh suporter Timnas Indonesia saat melawan Timnas Bahrain, 25 Maret 2025. Hukuman pengurangan penonton itu akan berlaku di laga kandang berikutnya, yakni melawan China.

"PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas dengan menutup sekitar 15 persen kursi tersedia," jelas anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga dalam keterangannya.

"Ini terutama di tribune di belakang gawang. Artinya yang di utara dan selatan. Kami harus memberikan plan kepada FIFA soal rencana tempat duduk 10 hari sebelum pertandingan," sambung pria berkacamata itu.

2. Beri Kelonggaran

Namun begitu, FIFA tetap memberi kelonggaran kepada Timnas Indonesia soal hukuman pengurangan penonton itu. Kandang Skuad Garuda masih bisa penuh jika memenuhi persyaratan dari FIFA. 

Syaratnya, Indonesia harus memberikan 15 persen kursi yang kosong itu kepada komunitas anti-diskriminasi. Arya menjelaskan, tuan rumah juga harus menggaungkan kampanye anti-diskriminasi serta memberi edukasi kepada para suporternya tentang bahaya diskriminasi. 

"Tapi FIFA juga memberikan ruang alternatif, boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas antidiskrimnasi atau komunitas khusus seperti keluarga, pelajar, atau perempuan,” urai Arya.

“Mereka harus memang spanduk antidiskriminasi. Jadi, kemudian, FIFA juga meminta pada PSSI untuk membikin planning rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia," imbuhnya.

Koreografi suporter di laga Timnas Indonesia vs Timnas Australia (Foto: MPI/Andika Rachmansyah)

"Ini adalah hal yang berat yang kami terima karena FIFA itu memiliki prinsip, kesetaraan, kemanusiaan, dan saling menghargai jadi tidak boleh ada hate speech, ujaran kebencian, tidak boleh ada rasisme, xenophobia dan lain-lain,” ungkap Arya.

“Ini merugikan kita semua. Kita harus tanggung bersama semua. Ke depan kami harus lakukan langkah literasi dan pendidikan agar tidak melakukan hal-hal diskriminasi," tandasnya.

(Wikanto Arungbudoyo)

Lihat juga: Video Kondisi Terkini Indra Bekti

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Opsi Arenanews

Siarenanews

Post Bottom Ad

Pages