Sepak bola Indonesia, Liga Indonesia
Protes Bernardo Tavares soal Indikasi Kecurangan Wasit Setelah PSM Kalah dari PSS: Kalau Begini Saya Kirim Tim U-18 Saja! - Semua Halaman - Bolasport

BOLASPORT.COM - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares blak-blakan menyampaikan protes soal performa wasit usai timnya kalah 1-3 dari PSS Sleman, Sabtu (3/5/2025).
PSM Makassar harus kalah 1-3 dari PSS Sleman dalam pekan ke-31 Liga 1 Sabtu malam WIB.
Usai laga, pelatih PSM Bernardo Tavares blak-blakan menyindir wasit yang punya indikasi menguntungkan PSS Sleman.
"Selamat kepada PSS Sleman yang memenangkan pertandingan," kata Bernardo Tavares pasca-laga dalam konferensi pers.
"Mencetak 3 gol menurut wasit dan menurut VAR," tambahnya.

Bernardo Tavares mempertanyakan kinerja wasit dan VAR yang menganulir salah satu gol yang dicetak oleh PSM.
Tepatnya pada menit ke-12, saat Yuran Fernandes dianggap mendorong salah satu pemain PSS Sleman terlebih dulu.
Sikap berbeda dari sang pengadil terlihat pada menit ke-40.
Yaitu ketika gelandang PSM, Fahrul Aditia terlihat didorong oleh pemain PSS di kotak penalti.
Wasit tidak menganggap pelanggaran dan enggan melakukan cek VAR.
"Saya kira wasit sangat berpengaruh dalam pertandingan ini," ujar Tavares.
"Fahrul didorong tapi dianggap bukan pelanggaran."

"Sementara gol Yuran dianulir karena pelanggaran," tambahnya.
Gol ketiga PSS Sleman juga tak luput dari pengamatan Bernardo Tavares.
Menurutnya, Gustavo Tocantins melakukan pelanggaran terlebih dulu terhadap Syahrul Lasinari.
Akan tetapi wasit membiarkan permainan tetap berlangsung hingga PSM akhirnya kebobolan.
Pelatih asal Portugal bahkan mengaku mau mengirim tim U-18 saja jika wasit tak melakukan tugasnya dengan fair.
PSM Makassar baru saja pulang dari Hanoi usai kalah dari CAHN FC di semifinal kompetisi ASEAN Club Championship.
"Kalau memang begini, kenapa tidak diberi tahu sejak awal? Saya bisa kirim U-18 atau U-20 ke sini," kata Bernardo Tavares.
Baca Juga: Napoli Tinggal 7 Poin Lagi Raih Scudetto, Antonio Conte Ingatkan Pernah Gagal di Pekan Terakhir

"Pemain utama bisa istirahat di rumah setelah jadwal padat dan perjalanan jauh."
"Saya tidak nyaman dengan hal ini. Emosi pemain memuncak dan tak bisa dikendalikan."
"Di babak kedua, karena emosi, kami banyak membuat kesalahan yang memudahkan lawan."
“Kami justru lebih fokus pada keputusan dan kinerja wasit ketimbang performa kami sendiri, tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar