Bulu Tangkis Indonesia,
8 Pebulu Tangkis Andalan Indonesia yang Putuskan Keluar dari Pelatnas PBSI, Nomor 1 Jonatan Christie - PAGE ALL : Okezone Sports

8 Pebulu Tangkis Andalan Indonesia yang Putuskan Keluar dari Pelatnas PBSI, Nomor 1 Jonatan Christie
DELAPAN pebulu tangkis andalan Indonesia yang putuskan keluar dari pelatnas PBSI akan diulas Okezone. Salah satunya Jonatan Christie.
Beragam alasan melatarbelakangi pebulu tangkis Indonesia untuk keluar dari pelatnas PBSI. Ada yang mau fokus ke kehidupan pribadinya dan ada juga yang memilih untuk bela negara lain.
Keputusan mundurnya para pebulu tangkis ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan dari publik. Pasalnya, sang atlet selama ini menjadi tumpuan ukir prestasi di berbagai turnamen internasional.
Di tengah persaingan bulu tangkis global yang semakin ketat, keputusan seorang pemain top untuk keluar dari sistem pelatnas bukanlah hal yang sepele. Lantas, siapa saja pebulu tangkis yang putuskan keluar dari pelatnas PBSI?
Berikut 8 Pebulu Tangkis Andalan Indonesia yang Putuskan Keluar dari Pelatnas PBSI:
8. Tony Gunawan
Tony Gunawan adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang bawa harum nama bangsa dengan meraih medali emas di Olimpiade Sydney 2000 bersama Candra Wijaya. Namun, pada 2011, ia memutuskan menjadi warga negara Amerika Serikat.
Meski pindah kewarganegaraan, Tony tetap menunjukkan kelasnya dengan membawa AS meraih medali emas di Kejuaraan Dunia 2005 bersama Howard Bach. Keputusannya meninggalkan Pelatnas PBSI menjadi bukti bahwa talenta Indonesia juga diakui di kancah internasional.
7. Halim Haryanto
Halim Haryanto yang merupakan mantan pasangan ganda Tony Gunawan, juga memilih hijrah ke Amerika Serikat pada 2004. Selama di AS, ia tetap aktif sebagai pemain sekaligus pelatih.
Prestasinya tidak luntur, terbukti Halim merebut gelar juara All England 2001 dan Taiwan Open 2005. Kepindahannya menunjukkan bahwa banyak pebulu tangkis Indonesia yang sukses berkarier di luar negeri, meski harus meninggalkan pelatnas.
6. Mia Audina
Mia Audina pernah menjadi andalan tunggal putri Indonesia pada era 1990-an. Namun, setelah menikah dengan pria Belanda, ia resmi pindah kewarganegaraan pada 1999.
Di bawah bendera Belanda, Mia sukses meraih medali perak Olimpiade Athena 2004. Perjalanan kariernya membuktikan bahwa talenta Indonesia tetap bersinar, meskipun tidak lagi membela Tanah Air.
5. Setyana Mapasa
Setyana Mapasa sempat tergabung dalam pelatnas PBSI semasa junior. Tetapi, cedera menghambat perkembangannya. Pada 2014, ia memutuskan menjadi warga negara Australia.
Bersama Gronya Somerville, Setyana berhasil menorehkan prestasi di level internasional, termasuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Keputusannya menunjukkan bahwa kesempatan bermain di luar negeri bisa menjadi jalan alternatif untuk meraih kesuksesan.
4. Ade Resky Dwicahyo
Ade Resky Dwicahyo sempat membela Indonesia di level junior. Namun, setelah kesulitan bersaing di Tanah Air, pebulu tangkis asal Kendari itu menerima tawaran dari Azerbaijan pada 2017.
Di Olimpiade Tokyo 2020, Ade tampil sebagai wakil tunggal putra Azerbaijan. Perjalanannya membuktikan bahwa pemain Indonesia bisa berkembang di negara lain jika diberi kesempatan.
3. Albertus Susanto Njoto
Albertus Susanto Njoto merupakan pemain spesialis nomor ganda putra. Dia memilih pindah ke Hong Kong karena persaingan di pelatnas PBSI terlalu ketat.
Di Hong Kong, kariernya justru semakin berkembang, termasuk meraih kemenangan di beberapa turnamen bergengsi. Keputusannya menunjukkan bahwa terkadang mencari peluang di luar negeri bisa menjadi solusi terbaik.
2. Chico Aura Dwi Wardoyo
Chico Aura Dwi Wardoyo juga memilih mundur dari pelatnas PBSI untuk mencari pengalaman baru sebagai pebulu tangkis profesional. Ia nantinya akan kembali ke klub.
Keputusannya menunjukkan bahwa banyak pemain muda Indonesia yang ingin mencoba tantangan berbeda di luar sistem pelatnas. Diharapkan, keputusan Chico bisa membawanya ke performa terbaiknya.
1. Jonatan Christie
Teranyar, ada Jonatan Christie yang juga memutuskan keluar dari pelatnas PBSI. Alasannya meninggalkan pelatnas PBSI karena faktor keluarga. Dia merasa punya tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Dia juga punya keinginan untuk mencoba tantangan baru.
Jojo -sapaan akrab Jonatan- yang bergabung dengan PBSI sejak usia 15 tahun, mengaku keputusan ini tidak mudah untuk diambilnya. Namun, ia siap menjalani karier sebagai pebulu tangkis profesional di luar sistem pelatnas.
(Djanti Virantika)
Lihat juga: Tegas, Jangan Mau Jadi Pelampiasan Hanya Karena Bucin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar