Kesehatan,
Terbongkar Alasan Program Makan Bergizi Gratis Baru Dilaksanakan di 26 Provinsi - merdeka
BGN mengizinkan provinsi yang sudah siap melaksanakan Makan Bergizi Gratis untuk mengeksekusi program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu.
Pemerintah telah memulai menerapkan Makan Bergizi Gratis (MBG) di 26 provinsi. Salah satunya yakni di Jakarta.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan, alasan hanya baru 26 provinsi yang melaksanakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto karena kesiapan daerah tersebut.
"Tergantung kesiapan, kesiapan dari semua infrastruktur yang ada karena kami kan mengedepankan kualitas. Pak presiden berpesan berkali-kali jangan mengejar kuantitas, tapi kualitas," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/1).
Sehingga, bagi mereka atau provinsi yang sudah siap melaksanakan program MBG boleh langsung dilaksanakan.
"Jadi, bagi yang sudah siap dieksekusi. Hal ini dilakukan dan untuk yang berikutnya yang sudah siap akan bertahap dilakukan dan kami tadi sudah sepakat dengan Komisi IX untuk pembukaan berikutnya nanti anggota Komisi IX terlibat di dalam pembukaan satuan-satuan layanan tersebut," ujarnya.
Mitra Makan Bergizi Gratis
Kemudian, terkait dengan penentuan mitra dalam menyediakan MBG tersebut. Semuanya itu telah dilakukan verifikasi.
"Kami cek segala sesuatunya, jadi ada yang 13 ribu itu yang sesuai dengan persyaratannya, sesuai dengan yang disampaikan atau tidak. Kami cek sampai ke lokasi, karena kami cek sampai ke lokasi," pungkasnya.
"Semua pihak terbuka. Ini kan program besar setiap hari butuhnya 30.000. Nanti sampai semua program ini berjalan dengan penuh dan semua pihak welcome," pungkasnya.
937 Dapur Makan Bergizi Gratis di Akhir Januari 2025
Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat (Humas) BGN RI Lalu Muhammad Iwan Mahardan saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (6/1), menyampaikan bahwa prioritas pertama pemberian Makan Bergizi Gratis di bulan Januari 2025, yakni kepada para siswa sekolah.
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi menyatakan pemerintah berharap target 937 dapur MBG dapat tercapai pada akhir Januari 2025, dan hingga akhir 2025 dengan target 5.000 dapur MBG mampu melayani hingga 20 juta penerima manfaat, mulai dari peserta didik tingkat PAUD-SMA, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui.
Sebanyak 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG siap beroperasi, yang tersebar di 26 provinsi mulai dari Aceh, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, dan Gorontalo.
Kemudian, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat, dan Papua Selatan.
Editor Achmad Fikri Fakih Haq
Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) resmi memulai program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025.
Program Makan Bergizi Gratis akan diluncurkan pada 6 Januari 2025. Silakan periksa cara penyaluran, lokasi, dan daftar penerima manfaatnya.
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang siap beroperasi.
Momentum dimulainya program ini juga bertepatan dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar sebagian besar sekolah pada pekan ini.
Prioritas pertama pemberian Makan Bergizi Gratis di bulan Januari 2025, yakni kepada para siswa sekolah.
Di Dapur Kebayunan di Kelurahan Tapos, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat ini melayani 15.000 porsi untuk 39 sekolah di Depok.
Wamendagri Ribka Haluk menyosialisasikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Jayawijaya.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan membelanjakan anggaran senilai Rp800 miliar per hari.
Setiap dapur Makan Bergizi Gratis akan dipimpin oleh seorang anggota SPPG.
Kegiatan Makan Bergizi Gratis dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional atau BGN melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Presiden Jokowi, menurut Dadan, menginginkan program ini tidak hanya terbatas pada anak sekolah tetapi juga mencakup budaya hidup sehat secara lebih luas.
Komentar