Juergen Klopp: Kartu Biru Bikin Segalanya Tambah Rumit - Kompas

 

Juergen Klopp: Kartu Biru Bikin Segalanya Tambah Rumit

Kompas.com - 10/02/2024, 05:00 WIB
Reaksi pelatih Liverpool, Juergen Klopp, saat laga Premier League yang mempertemukan Tottenham vs Liverpool di Stadion Tottenham Hotspur pada 30 Septmber 2023. Terkini, Juergen Klopp meminta laga Tottenham vs Liverpool diulang seusai muncul blunder VAR. (Foto oleh HENRY NICHOLLS / AFP).
Lihat Foto
Reaksi pelatih Liverpool, Juergen Klopp, saat laga Premier League yang mempertemukan Tottenham vs Liverpool di Stadion Tottenham Hotspur pada 30 Septmber 2023. Terkini, Juergen Klopp meminta laga Tottenham vs Liverpool diulang seusai muncul blunder VAR. (Foto oleh HENRY NICHOLLS / AFP).(HENRY NICHOLLS/AFP)
Reaksi pelatih Liverpool, Juergen Klopp, saat laga Premier League yang mempertemukan Tottenham vs Liverpool di Stadion Tottenham Hotspur pada 30 Septmber 2023. Terkini, Juergen Klopp meminta laga Tottenham vs Liverpool diulang seusai muncul blunder VAR. (Foto oleh HENRY NICHOLLS / AFP).[SPORTY] Inter Milan Tunggu Waktu Jadi Juara Serie A

KOMPAS.com - Wacana penerapan kartu biru dalam sepak bola tak direspons positif oleh sejumlah pelatih klub Liga InggrisJuergen Klopp bilang kartu biru bikin tambah rumit.

Berita soal rencana pemberlakuan kartu biru dalam laga sepak bola level atas mulai diletupkan oleh sejumlah media Inggris pada Kamis (8/2/2024).

IFAB (The International Football Association Board) atau badan yang membuat regulasi sepak bola disebut bakal memperkenalkan kartu biru mulai musim depan.

Sejauh ini, wasit yang bertugas hanya dibekali dua kartu, yakni kuning dan merah. Kartu kuning berfungsi sebagai semacam tanda peringatan ketika terjadi sebuah pelanggaran.

Di sisi lain, kartu merah menjadi cara wasit untuk mengusir si pelanggar peraturan dari arena pertandingan. 

Nah, keberadaan kartu biru disebut bakal memungkinkan wasit untuk mengusir pemain yang melakukan pelanggaran taktis atau protes berlebih dari arena laga selama 10 menit. 

Aksi bek Italia, Giorgio Chiellini, menarik baju sayap Inggris, Bukayo Saka, pada final Euro 2020 silam bisa menjadi deskripsi untuk pelanggaran taktis atau tactical foul. 

Namun, kartu biru dan aturan sin bins atau pemain keluar dari arena secara sementara, tak mendapat respons terbaik dari pelatih klub Premier League, kasta teratas Liga Inggris.

"Hal semacam ini hanya akan membuat segalanya menjadi tambah rumit," ujar pelatih Liverpool, Juergen Klopp, merespons soal wacana penerapan kartu biru dalam sepak bola, dikutip dari ESPN.

"Jika ingin mengetesnya, tak ada masalah dengna pengujian, namun jika itu adalah langkah pertama untuk menyetujui atau telah dipastikan akan terjadi, jujur saya tak tahu. Saya tak tahu," ucap Klopp.

"Ini tidak terdengar seperti ide fantastis pada awalnya. Namun, saya tak bisa mengingat kapan ide fantastis datang dari orang-orang ini (IFAB), jika memang mereka pernah memilikinya," kata Klopp menambahkan.

Pandangan senada diungkapkan oleh pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino.

"Ini akan menjadi semakin rumit sebab interpretasi dari wasit tentang kapan memberikan kartu merah, kuning, atau biru," tutur Pochettino.

"Masalah saya dengan permainan saat ini adalah VAR (Video Assistant Referee) telah mengubah sepak bola sebagai sebuah pengalaman. Saya tak tahu kenapa kartu dengan warna lain akan memberikan perbedaan," ucap peracik taktik Tottenham, Ange Postecoglou memberikan opininya.

Federasi sepak bola Inggris, FA, telah memberlakukan aturan sin bins di level akar rumput sejak 2019-2020, menyusul proyek percobaan di 31 liga dalam dua musim sebelumnya.

Menurut FA dalam percobaan itu ditemukan penurunan sebanyak 38 persen untuk kasus protes berlebih kepada wasit. Sebanyak 72 persen pemain, 77 persen pelatih, dan 84 wasit disebut mendukung terus diberlakukannya sin bins.

Kendati demikian, FIFA menyebut bahwa masih terlalu dini untuk membahas wacana penerapan kartu biru dan aturan sin bins di level tertinggi sepak bola.

"FIFA ingin mengklarifikasi bahwa laporan tentang apa yang disebut 'kartu biru' di level elite sepak bola adalah tidak benar dan prematur," tulis akun FIFA Media di X yang dulu bernama Twitter.

"Uji coba tersebut, jika dilaksanakan, harus dibatasi pada pengujian secara bertanggung jawab di tingkat lebih rendah, posisi yang ingin ditegaskan lagi oleh FIFA ketika agenda ini dibahas pada RUPS IFAB pada tanggal 2 Maret."

Pernyataan FIFA itu sejalan dengan pemikiran pelatih Arsenal, Mikel Arteta.

"Sekarang banyak hal dilakukan untuk pengambilan sebuah keputusan, dengan teknologi, dengan apa yang telah terjadi. Saya tak tahu apakah kita sudah siap dengan itu," ujar pelatih Arsenal, Mikel Arteta.

"Semoga itu diuji dengan saksama sebelum diberlakukan pada level ini," kata ahli strategi asal Spanyol tersebut. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita