Gagal Total di 2024, Tim Putra Indonesia Tetap Terbanyak Koleksi Gelar Juara BATC
Jakarta, Beritasatu.com – Tim putra Indonesia gagal total di Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia (BATC) 2024 di Setia City Convention Center, Shah Alam, Selangor, Malaysia, Jumat (16/2/2024).
Meski gagal total, Indonesia masih menjadi negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara BATC. Tim putra Indonesia menjuarai BATC pada 2016, 2018, 2020.
Pada 2022, Indonesia pun masih bisa menjadi runner up. Di final dua tahun, juga digelar di Selangor, Malaysia, tim putra Indonesia dikalahkan tuan rumah. Namun, tim putri Indonesia keluar sebagai sang juara saat itu. Kini, tim putri mencapai semifinal.
Diberitakan sebelumnya, Indonesia dikalahkan Tiongkok 2-3, Jumat (16/2/2024). Dengan kekalahan itu, Indonesia gagal ke semifinal.
Sejak Badminton Asia Team Championships atau BATC digelar pada 2016, baru pada tahun ini tim putra Indonesia gagal ke final. Bahkan, ke semifinal saja tidak mampu.
Pada perempat final melawan Tiongkok, pemain tunggal putra Yohanes Saut Marcellyno dikalahkan Wang Zheng Xing 15-21, 22-24.
Dengan kekalahan tersebut, maka Indonesia menyerah 2-3 dari Tiongkok. Indonesia pun gagal ke semifinal BATC 2024.
Sebelumnya, Indonesia tertinggal 0-1 setelah Chico Aura Dwi Wardoyo kalah di partai pertama. Chico menyerah di tangan Hong Yang Weng dua gim langsung.
Dalam partai kedua, Bagas/Fikri menang dua set langsung atas Ren Xiang Yu/He Ji Ting 21-19, 21-19. Dengan kemenangan tersebut, maka Indonesia menyamakan kedudukan 1-1 dari Tiongkok.
Pada partai ketiga, tunggal putra Indonesia Alwi Farhan dikalahkan andalan Tiongkok, Lei Lan Xi 14-21, 10-21.
Indonesia kemudian menyamakan kedudukan 2-2 lewat ganda putra Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang mengandaskan perlawanan duet Tiongkok Chen Bo Yang/Liu Yi 21-14, 21-18.
“Hasilnya saya kalah dan tidak memuaskan. Saya meminta maaf kepada publik bulu tangkis Indonesia. Juga kepada rekan setim dan juga pelatih. Namun, dari penampilan saya hari ini, ke depan saya akan berusaha terus mengembangkan kemampuan,” kata Yohanes Saut.
Menurut Yohanes Saut, saat tertinggal 5-14 di gim kedua, dia hanya kembali ke fokus ke permainan. “Sebab lawan juga tidak selamanya bisa tampil in terus. Saya coba terus poin per poin. Saya mencoba terus bagaimana cara mengembalikan keadaan,” kata Yohanes.
Menurutnya, di olahraga tidak ada yang tidak mungkin. “Cuma saya tadi kurang beruntung saja. Beberapa kesempatan harusnya saya bisa mematikan bola lawan, ternyata tidak mati dan malah poin untuk lawan,” katanya.
Komentar