Stadion Kanjuruhan Malang Mulai Dibongkar, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Menjerit Tak Didengar - SURYAMALANG

 Stadion Kanjuruhan Malang Mulai Dibongkar, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Menjerit Tak Didengar

SURYAMALANG.COM, MALANG - Stadion Kanjuruhan sudah mulai dibongkar sebagian.

Namun keluarga korban hingga saat ini tetap menolak dan kecewa dengan adanya renovasi. 

Minggu (17/9/2023), para pekerja dari PT Waskita Karya terlihat tengah membongkar dinding pembatas antar kios.

Baca juga: Stadion Kanjuruhan Mulai Dipasang Pagar Penutup, Awal dari Proyek Renovasi Rp 300-an Miliar

Pembongkaran ini sudah dilakukan sejak dua hari yang lalu.

Pembongkaran mulai dilakukan setelah PT Waskita melakukan pemagaran di sebagian area Stadion Kanjuruhan. 

Pembongkaran ini, menandakan proses renovasi telah dilakukan.

Stadion saat ini, nantinya akan direnovasi sesuai dengan standart FIFA. 

Meskipun tahap renovasi sudah berjalan, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tetap menolak hal itu.

Keluarga menginginkan pihak terkait mengutamakan mengusut kasus tragedi yang sampai saat ini belum adil bagi keluarga.

Keluarga korban beranggapan, dengan dilakukannya renovasi berarti juga turut menghilangkan jejak atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan. 

"Kepada seluruh instansi, seluruh pimpinan, inilah korban hingga kini masih menuntut penolakan renovasi. Di mana renovasi itu menghilangkan jejak, menghilangkan semua bukti," ujar Bambang Lesmono saat ditemui dalam Doa Bersama di Gate 13 Stadion Kanjuruhan, kemarin Sabtu (16/9/2023).

Bambang mengutarakan, bahwa sampai saat ini keluarga masih menderita dengan kasus tersebut.

Terlebih, dalam acara doa bersama kemarin, keluarga korban menyaksikan sendiri stadion mulai dilakukan pembongkaran. 

"Keluarga korban menderita, apalagi sekarang bangunan di belakang kita (Stadion) sudah direnovasi, mana hati nurani?," keluh Bambang. 

Baca juga: Kios Ukuran 3x4 Berbahan Triplek untuk Relokasi Pedagang Stadion Kanjuruhan, Malang


Secara terpisah, Devi Athok, ayah dari korban Natasya Ramadani (16) dan Naila Angraini (14) mengaku kecewa dengan pihak pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yang mempercepat proses renovasi. 

Di sisi lain, Devi Athok saat ini tengah berjuang dengan laporan model B yang ia ajukan ke Polres Malang. 

"Ini sudah melukai hati semua keluarga korban yang masih mencari keadilan," terang Devi. 

Devi juga mengatakan, ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk mencari keadilan atas tragedi ini. 

"Untuk Bapak Jokowi, mohon bapak sebagai kepala negara, kami hanya rakyat kecil, tolong dibantu untuk mencari keadilan," paparnya.

Baca Juga

Komentar

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita