Sekda DKI: Pengelolan TIM, JIS, hingga Velodrome Saya Akui Salah Sejak Lahir - Liputan 6

 

Sekda DKI: Pengelolan TIM, JIS, hingga Velodrome Saya Akui Salah Sejak Lahir

Diterbitkan 04 Agu 2023, 10:32 WIB
Jakarta International Stadium (JIS) menyambut Piala Dunia U-17 2023
Kondisi terkini sisi barat Jakarta International Stadium (JIS), Selasa (4/7/2023). (Bola.com/Hery Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono, mengakui proses pengelolaan Jakarta International Stadium (JIS), Taman Ismail Marzuki (TIM), hingga Velodrome salah sejak awal proyek dibangun.

Hal ini diungkapkan Joko, usai DPRD DKI Jakarta mencatat bahwa pembangunan JIS, revitalisasi TIM tidak memberikan keuntungan kepada Pempro DKI. Justru, dalam prosesnya, malah membebani keuangan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai BUMD yang ditugaskan untuk mengelola.

"Terkait dengan masalah pengelolaan di TIM, JIS, Equestrian, dan Velodrome, memang saya mengakui bahwa ini salah sejak lahir," kata Joko dalam rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023 malam.

Joko menjelaskan, badan usaha milik daerah (BUMD) DKI harusnya hanya ditugaskan untuk membangun proyek infrastruktur dengan anggaran dari Pemprov DKI. Dia lantas mencontohkan penugasan PT Adhi Karya oleh pemerintah pusat dalam proyek LRT Jabodebek.

"Jadi semestinya penugasan seperti halnya Pemerintah Pusat menugaskan Adi Karya membuat LRT Jabodebek itu tidak sama dengan Pemerintah DKI Jakarta didalam memberikan penugasan," jelas Joko .

Sedangkan, kata Joko penugasan yang dilakukan Pemprov DKI kepada BUMD disertai dengan memberikan penyertaan modal daerah (PMD). Joko menilai, titik inilah yang menimbulkan kesalahan karena penyertaan PMD membebani BUMD terkait biaya pemeliharaan hingga terjadi penyusutan.

"Penugasan yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta itu memberikan PMD dan kemudian akhirnya aset dan sebagainya itu menjadi miliknya BUMD. Karena milik BUMD, sehingga ini membebani biaya pemeliharaan, kemudian biaya penyusutan," ujar Joko.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

Aset Tak Bisa Dimanfaatkan Secara Optimal

Akhirnya, lanjut Joko karena ditugaskan mengelola fasilitas dengan anggaran terbatas, aset seringkali tidak bisa dimanfaatkan secara optimal hingga timbul menjadi beban korporasi bagi PT Jakpro. Joko menyebut, hal ini membuat Jakpro dan BUMD terkait lainnya yang mengelola aset milik Pemprov DKI seringkali tidak untung alias rugi.

"Silahkan Jakpro membangun TIM, JIS itu menggunakan anggaran yang diciptakan oleh Jakpro sendiri, bukan dari PMD, sehingga pada saat ini sudah terbangun, pemerintah tinggal bayar saja," kata Joko.

"Tetapi kalau ini dari PMD, artinya ini menjadi asetnya Jakpro kan. sSetelah menjadi asetnya Jakpro, ini kan biaya pemeliharaan harus ditanggung oleh Jakpro, biaya penyusutan ini yang sangat besar harus ditanggung oleh Jakpro, sehingga ini akan menjadi beban yang sangat tinggi di Jakpro," sambung dia.

Infografis tingkat kriminalitas indonesia
Aksi penganiayaan terus bertambah (liputan6.com/abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nyoman Adhi Suryadnyana (kedua kiri) menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Atas Laporan Keuangan KPU Tahun 2022 kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari (tengah) di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (3/8/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Petugas UPS Badan Air DLH Provinsi DKI Jakarta, Bang Timan menunjukkan miniatur kendaraan yang terbuat dari limbah korek api di Jakarta, Kamis (3/8/2023). Sisi lain Bang Timan adalah beliau dikenal dengan kemampuannya mengubah limbah korek api untuk dijadikan kerajinan tangan yang menarik. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Baca Juga

Komentar

Opsi Arena

 Pusatin Sports 


 Postingan Lainnya 

Informasi Olahraga Terbaru - Google Berita