Man City dan Al-Nassr Sepakat, Laporte Siap Berbagi Kamar Ganti dengan Ronaldo dan Mane | Garuda News 24
Man City dan Al-Nassr Sepakat, Laporte Siap Berbagi Kamar Ganti dengan Ronaldo dan Mane | Garuda News 24
Bek Manchester City asal Spanyol, Aymeric Laporte, yang akan merapat ke klub Arab Saudi, Al Nassr.
REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER — Masa depan Aymeric Laporte menjadi salah satu topik hangat yang dibahas. Maklum, sang bek sedang mengalami situasi rumit di Manchester City.
Ia menempati pos palang pintu. Jelas, Laporte bukan pilihan utama. Pelatih the Sky Blues, Pep Guardiola memiliki Ruben Dias, Nathan Ake, serta Manuel Akanji.
Masih ada John Stones serta anak baru Josko Gvardiol. Pep bisa bebas melakukan rotasi. Pada saat yang sama, Laporte semakin tenggelam.
Alhasil, ia mendekat ke pintu keluar Etihad Stadium. Kebetulan, penggawa tim nasional Spanyol itu diminati klub Arab Saudi, Al-Nassr. Ini bukan sekadar rumor belaka.
“Kesepakatan telah dicapai antara Man City dan tim Saudi Pro League (SPL) itu,” demikian laporan yang dikutip dari thenationalnews.com, Senin (21/8/2023).
Laporte dikabarkan telah menyetujui persyaratan pribadi dengan skuad Faris Najd. Ini terkait durasi kontrak, gaji, bonus, berbagai fasilitas, dan lainnya.
Eks Athletic Bilbao itu akan memperkuat Al-Nassr selama tiga tahun ke depan. Tepatnya sampai Juni 2026. Ia bakal bertemu sejumlah jugador berkelas lainnya.
Sebelumnya, Faris Najd sudah mengamankan tanda tangan Cristiano Ronaldo. Peraih lima gelar pemain terbaik dunia (Ballon d’Or) ini seakan menjadi pembuka gerbang. Setelah Ronaldo, elite SPL itu merekrut Marcelo Brozovic.
Teranyar, Al-Nassr mengontrak Sadio Mane. The Global One sedang membangun skuad kompetitif. Sehingga bisa berjaya di berbagai kompetisi.
“Aymeric Laporte akan bergabung dengan Al Nassr,” demikian laporan the Guardian, berisi penegasan rumor yang beredar.
Ini musim ketujuhnya bersama Man City. Sejauh itu, Laporte tampil dalam 180 laga di berbagai ajang, dan mencetak 12 gol. Ia hampir merasakan semua gelar dalam balutan kostum the Citizens. Itu termasuk lima trofi Liga Primer Inggris dan satu mahkota Liga Champions.
Kejahatan mengerikan telah dilakukan Lucy Letby sejak berusia 20-an. Dia melakukan pembunuhan besar-besaran di tempat kerjanya, Rumah Sakit Countess of Chester di utara Inggris.
Perempuan yang kini berusia 33 tahun itu membunuh lima bayi laki-laki dan dua bayi perempuan di unit neonatal rumah sakit tempatnya bekerja selama 13 bulan sejak 2015. Letby dinyatakan bersalah pada 18 Agustus 2023 atas tujuh dakwaan pembunuhan dan tujuh percobaan pembunuhan setelah persidangan 10 bulan di Pengadilan Mahkota Manchester.
Juri tidak dapat menyetujui apakah dia telah mencoba membunuh enam orang dan membebaskannya dari dua tuduhan percobaan pembunuhan lainnya. Pengadilan mendengar pernyataan emosional dan menyayat hati dari masing-masing orang tua korban yang dibunuh dan target dibunuh.
Mereka menceritakan trauma dan penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh perawat itu. “Lucy Letby telah menghancurkan hidup kami. Kemarahan dan kebencian yang saya miliki terhadapnya tidak akan pernah hilang,” kata ayah dari kembar tiga yang menjadi korban Letby dalam sebuah pernyataan.
Seorang ibu dari anak kembar yang salah satunya dibunuh sementara yang lain selamat berharap Letby berumur panjang. Dia harus menghabiskan setiap hari menderita atas yang telah dilakukan. “Keluargaku tidak akan pernah memikirkanmu lagi. Mulai hari ini, kamu bukan siapa-siapa,” kata ibu tersebut.
Beberapa dari korban Letby adalah saudara kembar. Dalam satu kasus dia membunuh kedua saudara kembar, di kasus lain dia membunuh dua dari bayi kembar tiga, dan dalam dua kasus dia membunuh satu saudara kembar tetapi gagal dalam upayanya untuk membunuh yang lain.
Dalam persidangan pekan lalu itu, jaksa memberi tahu juri bahwa Letby meracuni beberapa bayi yang menjadi korbannya dengan menyuntikkan insulin. Sementara yang lain disuntik dengan udara atau pemberian susu secara paksa, terkadang melibatkan beberapa serangan sebelum akhirnya meninggal.
“Saya sengaja membunuh mereka karena saya tidak cukup baik untuk merawat mereka,” kata sebuah catatan tulisan tangan yang ditemukan oleh petugas polisi yang menggeledah rumah Letby setelah dia ditangkap. “Saya orang jahat yang mengerikan. AKU JAHAT, AKU MELAKUKAN INI,” ujarnya.
Tindakannya terungkap ketika dokter senior mengkhawatirkan jumlah kematian yang tidak dapat dijelaskan dan kondisi pingsan di unit neonatal, tempat bayi prematur atau sakit dirawat. Periode ini berjalan selama 18 bulan sejak Januari 2015.
Dengan dokter tidak dapat menemukan alasan medis, polisi pun kemudian dipanggil. Setelah penyelidikan yang panjang, menurut keterangan jaksa Nick Johnson, Letby yang telah terlibat dalam perawatan bayi ditunjuk sebagai kehadiran jahat yang terus-menerus ketika keadaan memburuk.
Selama berbulan-bulan menemukan bukti yang kuat amat menyulitkan, tetapi persidangan menyatakan dia adalah pembunuh yang gigih. Terlebih, gambaran Letby di media sosial menggambarkan seorang perempuan yang bahagia dan tersenyum dengan kehidupan sosial yang sibuk. Pada salah satu foto yang diunggah, dia terlihat sedang menggendong bayi.
Juri diberi tahu bahwa Letby pernah telah mencoba empat kali untuk membunuh seorang bayi perempuan sebelum dia akhirnya berhasil. Ketika ibu korban yang lain memprotes saat dia melakukan tindakan yang keliru, Letby berkata: “Percayalah, saya seorang perawat”.
Detektif menemukan dokumen dan catatan medis yang merujuk pada anak-anak yang terlibat dalam kasus tersebut saat mengeledah rumah Letby seusai penangkapan. Dia juga melakukan pencarian media sosial untuk orang tua dan keluarga bayi yang terbunuh.
Letby mengaku tidak pernah mencoba menyakiti bayi-bayi itu dan hanya ingin merawatnya. Dia justru menyalahkan staf lain yang tidak aman di bangsal dan kondisinya yang kotor.
Menurut Letby, empat dokter telah bersekongkol untuk menyalahkannya atas kegagalan unit tersebut. Dia menulis pesan “Saya jahat” karena dia merasa kewalahan.
Namun, jaksa penuntutan mengatakan, perawat itu adalah seorang pembohong yang dingin, kejam, penuh perhitungan. Dia telah berulang kali mengubah akunnya tentang peristiwa dan catatannya harus diperlakukan sebagai pengakuan.
Inspektur Detektif Paul Hughes yang memimpin penyelidikan mengatakan, tidak menemukan hal yang aneh tentang kehidupan Letby dan tidak dapat menentukan motif apa pun. Hingga putusan pengadilan yang menjatuhkan hukum seumur hidup untuk Letby pada Senin (21/8/2023), pertanyaan itu pun masih menjadi rahasia.
Saya sengaja membunuh mereka karena saya tidak cukup baik untuk merawat mereka.
LUCY LETBY, Pembunuh Berantai.
Komentar