Skip to main content
728

Klopp Sebut Sebuah Bencana Jika Mohamed Salah Pindah ke Liga Arab, Apa Maksudnya? | Garuda News 24

 

Klopp Sebut Sebuah Bencana Jika Mohamed Salah Pindah ke Liga Arab, Apa Maksudnya? | Garuda News 24

Liverpool Tegaskan Mohamed Salah tidak akan Dilepas


Penyerang Liverpool Mohamed Salah merayakan golnya ke gawang Leeds United dalam lanjutan Liga Primer Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, MERSEYSIDE — Pelatih Liverpool Jurgen Klopp mengatakan kepindahan Mohamed Salah ke Al-Ittihad sebagaimana isu yang berkembang akan menjadi bencana. Salah menjadi target klub Arab Saudi dengan tawaran 150 juta euro.


Pelatih asal Jerman tersebut mengungkapkan banyak hal yang menghantam Liverpool belakangan ini. Ia menyadari ada spekulasi tentang pemainnya, tapi itu merupakan sesuatu yang normal.


“Mo adalah pemain yang sangat berpengalaman dan 100 persen berkomitmen kepada kami di sini, kepada klub,” ujarnya dilansir dari tribalfootball, Ahad (27/8/2023).


Ia menegaskan tidak khawatir tentang isu Salah yang diincar Al-Ittihad. Klub-klub Liga Inggris sudah terbiasa dengan hal demikian. Sesuatu hal besar bisa saja menimpa banyak klub Liga Inggris. Namun Klopp melihat situasi apa yang terjadi ke depan.


Klopp mengatakan Liverpool telah memiliki pengalaman sebelumnya yakni penjualan Jordan Henderson dan Fabinho. Kepergian keduanya ke Arab Saudi menjadi berita besar yang tak diduga. Dan dengan sisa bursa transfer musim panas yang masih berlangsung apapun dapat terjadi.


“Ketika kami tidak bisa bereaksi lagi, itu adalah bencana. Itulah kenyataannya. Itu sebabnya saya sudah meminta, beberapa minggu yang lalu, pihak berwenang untuk melihat apakah akan sangat buruk jika mereka hanya memilih pemain,” katanya.


Salah akan menjadi andalan Liverpool saat menghadapi tuan rumah Newcastle United pada pekan ketiga Liga Inggris, Ahad (27/8/2023). Dan bukan tidak mungkin laga nanti bisa menjadi kebersamaan Salah yang terakhir jika pindah ke Al-Ittihad.

153
SAHAM

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Raja Inggris Charles III dilaporkan berencana memecat 20 persen staf manajemen menengahnya di Royal Household untuk meningkatkan efisiensi. Raja dan istrinya Ratu Camilla dikabarkan tidak menyetujui kondisi terlalu banyak anggota staf yang melakukan pekerjaan serupa.

Menurut laporan The Mail pada Ahad (27/8/2023), pemotongan jumlah staf dilaporkan akan memengaruhi lusinan karyawan di Istana Buckingham, Sandringham, Kastil Windsor, dan Balmoral. “Ada perasaan nyata bahwa staf di semua istana terlalu banyak. Ada terlalu banyak asisten untuk asisten. Raja dan Ratu lebih memilih untuk memberikan upah yang pantas kepada rakyatnya dari atas ke bawah, tapi jumlah orang lebih sedikit,” ujar sumber yang dikutip surat kabar tersebut.

Charles telah lama diketahui ingin merampingkan monarki dan memodernisasi cara kerja di Royal Household. Raja dilaporkan sangat sadar akan besarnya biaya yang ditanggung keluarga kerajaan kepada pembayar pajak. Sovereign Grant yang didanai pembayar pajak berjumlah total 86,3 juta poundsterling pada 2020 hingga 2021.

Dilaporkan bahwa Camilla akan memiliki peran penting dalam mengawasi perubahan staf kerajaan. Sumber tersebut menambahkan, Ratu tidak bisa membiarkan terlalu banyak orang melakukan pekerjaan yang sama.

“Misalnya, ada chef untuk mereka dan ada chef untuk staf. Mengapa, mereka bertanya, tidak bisakah ada satu staf dapur untuk semua orang?” ujarnya.

Masalah ini rupanya telah diangkat ke Master of the Household Wakil Laksamana Sir Tony Johnstone-Burt. Namun, Istana Buckingham belum memberikan komentar secara resmi tentang pemotongan pekerja tersebut.

Sosok yang bertanggung jawab dalam manajemen finansial Royal Household Sir Tony dan Sir Michael Stevens ditugaskan untuk bertanggung jawab atas periode transisi setelah penobatan. Dikutip dari Independent, Camilla memastikan rumah tangga kerajaan mematuhi cara Clarence House dalam menjalankan operasinya.

“Ini bukan tentang pemotongan, ini tentang mendapatkan nilai terbaik untuk uang dari mereka yang ada dalam daftar gaji. Terkadang lebih sedikit lebih baik,” ujar tokoh senior mengatakan kepada Evening Standard.

Charles telah sibuk merampingkan rumah tangga kerajaan sejak mengambil peran sebagai raja. Tahun lalu, tak lama setelah kematian Ratu Elizabeth II dan suksesi takhta Charles, staf rumah tangga yang melayani pemimpin Inggris Raya sebelum kenaikannya diberitahu bahwa mereka bisa kehilangan pekerjaan.

Guardian melaporkan, bahwa hingga 100 karyawan, beberapa di antaranya telah bekerja di Clarence House selama beberapa dekade, diberitahu bahwa mereka dapat diberhentikan. Mereka termasuk pelayan pribadi seperti pelayan, penata rias dan juru masak, serta staf administrasi.

Pemotongan hubungan kerja tidak dapat dihindari…

Posting Komentar

0 Komentar

728