JAKARTA, iNews.id – Alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan tanda jasa dan kehormatan Bintang Budaya kepada Presiden FIFA Gianni Infantino akan dibahas iNews.id dalam artikel kali ini.

Menurut Menkopolhukam Mahfud MD, Presiden Jokowi punya alasan kuat kenapa memberikan penghargaan tersebut kepada Presiden FIFA Gianni Infantino.

"Kalo yang (Presiden) FIFA itu atas jasa-jasanya atas persepakbolaan di Indonesia,” kata Mahfud di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Ya, dalam setahun belakangan, persepakbolaan Indonesia memang menghadapi berbagai badai, mulai Tragedi Kanjuruhan hingga pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Dalam kondisi tersebut, Infantino hadir memberikan dukungan. Terkini, FIFA juga memberi kepercayaan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 menggantikan Peru yang dibatalkan.

Mekanisme Pemberian Anugrah kepada Presiden FIFA

Mahfud juga menjelaskan bagaimana mekanisme pemberian anugrah tersebut kepada Presiden FIFA Gianni Infantino. Dia menjelaskan, prosesnya tak akan sama dengan yang akan diterima orang Indonesia.

“Itu (Tanda Jasa) nanti tidak diberikan di upacara negara tapi saat nanti pertandingan sepak bola (Piala) Dunia di sini itu akan diberikan sebagai penghargaan. Sama orang sini (Indonesia), suka dapat bintang dari luar negeri juga,” tutur Mahfud.

Editor : Abdul Haris

Follow Berita iNews di Google News

Menteri berusia 66 tahun itu juga menjelaskan, Gianni Infantino mendapatkan Bintang Budaya berdasarkan usulan dari PSSI.

"Itu diusulkan oleh PSSI dan setelah syarat-syaratnya dipertimbangkan. Dia (Infantino) memang berperan untuk persepakbolaan nasional. Memberi bimbingan kerja sama dan seterusnya. Sehingga dia dianggap layak berdasarkan diskusi-diskusi yang panjang, bukan diskusi yang instans. Apa yang diberikan apa yang dilakukan," kata Mahfud.

Mahfud menjelaskan, pemberian tanda jasa kepada orang asing bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, Indonesia juga pernah menganugrahkan hal serupa kepada seorang Jenderal dari Filipina.

"Dulu kita pernah memberi seorang jenderal Filipina karena membantu Indonesia dalam pembebasan sandera Abu Sayyaf. Jadi bisa itu. Dari sini yang dapat dari luar negeri kan banyak. Pak Moeldoko pernah dapat dari Malaysia dan seterusnya. Itu sudah biasa antarnegara," Mahfud memaparkan.

Editor : Abdul Haris

Follow Berita iNews di Google News