Greysia Polii: Ganda Putri RI Tidak Kalah dengan Negara Lain, tapi... - detik

 

Greysia Polii: Ganda Putri RI Tidak Kalah dengan Negara Lain, tapi...

By Mercy Raya
sport.detik.com
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Jakarta -

Greysia Polii menyebut ganda putri Indonesia tak kalah dari negara-negara seperti China, Korea Selatan, dan Jepang dalam hal teknik maupun fisik. Cuma, kalah mental!

Hal itu diungkapkan peraih medali emas Olimpiade 2020 di Tokyo itu karena melihat ganda putri yang sudah ketakutan duluan sebelum masuk lapangan karena lawannya dari negara-negara tersebut.

"Yang memang masih menjadi darah daging dan hal yang poin besar adalah kadang-kadang ganda putri Indonesia ketika melihat China, Jepang, Korea, itu masih kayak 'Aduhh gua bisa enggak ya?' Kayak gitu lo. 'Aduhh'. Itu lo yang kadang-kadang gemas ya," kata Greysia kepada pewarta dalam acara media ghatering di kawasan Kwitang.

Menurutnya, pola pikir seperti itu harus diubah jika ingin menjadi ganda putri yang berprestasi. Mengubahnya pun, sebut Greysia Polii, tidak bisa dengan orang lain tapi harus dari diri sendiri.

"Bahwa ganda putri kita itu mempunyai bakat yang baik. Enggak kalah baik dengan yang negara lain. Jadi otomatis harus dari diri mereka sendiri dan saya selalu bilang, saya ini seperti itu dengan Apri, jadi tidak bisa keputusan ganda putri, pelatih, tapi harus diri sendiri dengan pasangan kita. Jadi itu lah harus buka mata, harus bisa sadar siapa kita sih?" ujarnya.

Mental menjadi hal yang krusial terlebih perhitungan poin Olimpiade Paris 2024 juga telah berjalan. Sementara, Indonesia punya harapan untuk dapat mengirimkan wakil-wakilnya minimal dua di setiap sektor. Termasuk ganda putri saat ini.

"Apriyani/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia C. Pratiwi yang paling dekat lah. Ya, mau enggak mau kita harus menerima bahwa memang Indonesia belum ada peluru yang lain atau jagoan-jagoan yang lain. Yang lain ada tapi masih jauh lah rankingnya," kata Greysia.

"Dari sini kita harus menerima dan sebagai suporternya mereka. Dan juga mungkin pelatihnya harus menggenjot mereka supaya mereka bisa masuk ke dalam delapan besar. Karena di Olimpiade kan harus ada dua pasangan di delapan besar untuk bisa lolos dua-duanya," lanjutnya.

"Nah, dari situ masalah teknik, masalah fisik, dan lainnya itu sudah enggak bisa berubah banyak. Yang sekarang harus diselesaikan adalah masalah mental. Bagaimana kita mau menuju masuk dulu di dalam delapan besarnya ini."

"Jadi, ketika mereka bertanya kepada saya salahnya di mana, tekniknya kurang apa, dan sebagainya, itu saya enggak akan jawab lagi. Saya cuma bisa bilang bahwa kalian tuh pemain benar-benar harus tahan sama stresnya pengejaran poin olimpiade," tambahnya.

Bukan tanpa sebab Greysia Polii menekankan persoalan mental. Ia pernah merasakan betul bagaimana stresnya menjelang Olimpiade.

"Karena stres banget sih sekarang ini, aku tahu rasanya, ada perasaan 'Aduh jangan sampai si A menang. Kalau tidak aku dibalap lagi rankingnya, dan sebagainya'. Itu kan bikin buyar konsentrasinya jadi harus memaksimalkan kepada apa yang kita lakukan saat ini," ucap Greysia.

"Misalnya sekarang lagi Australia Open, pokoknya sejauh mana deh kita dapat, mau kalah, mau jadi juara atau tidak, enggak boleh terlalu lama galaunya. Harus cepat move on, karena setelah ini ada kejuaraan lain yang harus dikejar," tuturnya.

"Nah itu yang saya coba bilang ke mereka langsung. Jadi untuk support mereka, supaya bisa dua-duanya masuk seperti Korea dan China, mereka ada lima pasang dan berjuang antar mereka sendiri karena setiap individu ingin masuk olimpaide," Greysia menegaskan.


(mcy/aff)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

Berbagi Informasi

Goal Indonesia

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsiin

Opsi Informasi

Opsitek