Berkaca dari Kasus Mario Dandy, Silat Bisa Jauhi Anak-Anak dari Kekerasan
Berkaca dari Kasus Mario Dandy, Silat Bisa Jauhi Anak-Anak dari Kekerasan
Sabtu, 4 Maret 2023 | 23:30 WIB
Oleh: Asni Ovier / AO

Bandung, Beritasatu.com – Seni beladiri silat diyakini bisa menjauhi anak-anak dan remaja dari aksi kekerasan. Hal ini bisa menghindari kasus kekerasan seperti yang dilakukan anak pejabat Ditjen Pajak, Mario Dandy Satriyo, terhadap putra pengurus GP Ansor, Cristalino David Ozora.
Keyakinan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat menghadiri Festival Pencak Silat Banteng Wulung Cup 2023 se-Bandung Raya yang dilaksanakan di GOR Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/3/2023).
“Kalau silat ini dilatih sejak anak-anak, maka kami meyakini kepribadiannya akan mantap, sehingga mereka tidak tergoda untuk menggunakan kekerasan. Justru dengan belajar silat, dia akan menyadari bahwa ilmu itu akan digunakan untuk kemanusiaan,” ujar Hasto.
Menurut politisi asal Yogyakarta itu, silat tidak dipakai untuk kekerasan melainkan untuk membentengi diri, membela diri, bahkan untuk memperjuangkan apa yang disebut sebagai keadilan. Silat, ujarnya, bisa digunakan untuk membangun semangat cinta Tanah Air dan semangat bela negara.
Acara itu juga dihadir inisiator festival sekaligus anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat TB Hasanuddin. Selain itu, hadir juga Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono dan Sekretaris Ketut Sustiawan, serta anggota DPR Niko Siahaan dan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari.
Hasto mengapresiasi festival pencak silat yang digagas oleh TB Hasnuddin itu. Menurutnya, TB Hasanuddin memiliki profil yang lengkap, mulai dari purnawirawan TNI bintang dua, anggota DPR, dan penggemar pencak silat.
“Ilmu silatnya ini bisa menghancurkan lawan-lawannya yang mau menghancurkan NKRI. Ketika ada pihak-pihak pada waktu itu yang mengancam kewibawaan Pak Jokowi, saya lihat Kang TB ini menampilkan kebolehannya di dalam ilmu Nusantara, yang menurut saya, dari tampilan tadi sungguh menampilkan silat begitu cepat, kokoh fondasinya, dan belajar dari alam,” kata Hasto.
Dosen ilmu pertahanan di Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengatakan, Proklamator RI Bung Karno yang pernah belajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), juga memahami kebudayaan di Bumi Pasundan ini. Bung Karno pernah dikejar Belanda sampai masuk ke desa-desa di Bandung karena pidatonya tentang kemerdekaan yang sangat keras.
“Ketika masuk ke desa-desa itu, Bung Karno melihat bagaimana silat tumbuh dan menyatu dari bagian kehidupan masyarakat Indonesia,” kata Hasto.
Bahkan, ujarnya, Bung Karno juga pernah meminta Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh untuk mewajibkan pendidikan silat kepada anak SD, SMP, dan SLTA. Alasan Bung Karno waktu itu, silat akan membangun kepribadian bangsa yang tangguh sekaligus sebagai upaya bela negara sejak dini.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
TAG: