PT LIB Soal Penundaan Liga 1: Mobil Tak Boleh Berhenti Mendadak - Semua Halaman - Bolasport - Arenanews

Informasi Arena Olahraga

demo-image

Post Top Ad

demo-image

PT LIB Soal Penundaan Liga 1: Mobil Tak Boleh Berhenti Mendadak - Semua Halaman - Bolasport

Share This
Responsive Ads Here

 

PT LIB Soal Penundaan Liga 1: Mobil Tak Boleh Berhenti Mendadak - Semua Halaman - Bolasport.com

Dengarkan artikel ini
00:00
By Sasongko, Sabtu, 5 Februari 2022 | 15:00 WIB
Gelandang Persib Bandung, Mohammed Rashid (kiri), akan menendang bola dalam laga pekan ke-21 Liga 1 2021 di Stadion Gelora Ngurah Rai, Bali, 29 Januari 2022. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM )

BOLASPORT.COM - Desakan untuk PT LIB (Liga Indonesia Baru) agar menunda gelaran Liga 1 mulai menyeruak dalam beberapa hari terakhir.

Penyebabnya adalah kasus COVID-19 di Liga 1 melonjak tinggi.

Sudah dua pertandingan resmi ditunda dan ratusan pemain terinfeksi COVID-19.

Laga Persib Bandung melawan PSM Makassar pun ditunda setelah Maung Bandung hanya memiliki 13 pemain yang tersisa.

Sesuai pasal 52 ayat 7 regulasi Liga 1 2021-2022, setiap klub yang bakal bertanding wajib memiliki 14 pemain.

Jika kurang, maka akan diadakan pertemuan darurat untuk menentukan status pertandingan.

Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, akhirnya buka suara terkait isu penundaan Liga 1.

Pria asli Bandung itu mengungkapkan PT LIB selalu mendengar masukan termasuk permintaan menunda kompetisi.

"Kami mendengar semua masukan dan saran juga, tetapi kami tidak semata-mata membuat keputusan, harus diperhitungkan."

"Seperti mobil, tidak boleh berhenti mendadak karena banyak barang pecah makanya hati-hati."

"Kalau menginjak rem harus tepat, tidak boleh asal," ujar Akhmad saat dihubungi awak media, Jumat (4/2/2022) dikutip dari Tribun Jabar.

Saat ini PT LIB sedang berfokus pada tracing dan tracking kasus COVID-19 di Liga 1.

Akhmad juga menyatakan PT LIB melakukan evaluasi terkait sistem bubble yang diterapkan di Liga 1.

"Kami tracking dan tracing dulu karena pergerakan COVID varian Omicron ini dinamis."

"Aneh juga, karena yang ini kena, yang itu tidak kena. Yang dekat tidak kena, malah yang jauh kena. Kami terapkan sistem bubble di setiap akomodasi," ucapnya.

Karena itu, opsi penundaan bisa jadi diambil oleh PT LIB untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi.

"Ya, kami lihat salah satu opsi ditunda, tetapi ditundanya juga harus dihitung berapa lama, persiapannya berapa lama."

"Untuk itu kami tracking dan tracing terus pergerakan pemain ke mana saja, kalau ke pertandingan juga harus kami pantau. Karena ini bubble to bubble, bukan semi-bubble," katanya.

Opsi lainnya yang diberikan Akhmad Hadian Lukita adalah pemindahan venue pertandingan dari Bali.

"Memindahkan venues itu juga harus dilihat dulu, izin bagaimana, venue-nya bagaimana."

"Setiap kami mau buat pertandingan harus verifikasi dulu dan malah bisa ada penundaan lagi."

"Lokasi yang kami tuju pun harus dilihat juga, kalau kasus Omicron-nya banyak, ya sama saja," ujarnya.

Dokter tim Persib, Rafi Ghani, sependapat dengan usulan dari Direktur PT LIB itu.

Menurut Rafi, varian Omicron dapat menular dengan cepat dan harus segera diputus dengan tepat serta cepat.

"Saya seorang dokter. Kalau dari segi keselamatan dan kesehatan, rantai penyebaran harus diputus."

"Saya setuju bahwa berhentikan saja 10-14 hari karena tiap hari ada positif meskipun sudah ada yang negatif ya."

"Walaupun memang tidak separah Delta, karena hanya gejala ringan kemudian diisolasi sembilan hari sudah negatif," ujar Rafi.

Namun, Rafi juga setuju jika Liga 1 tetap berjalan, maka protokol kesehatan yang ketat dan sistem bubble harus diterapkan.

Hal ini wajib dilakukan untuk mengantisipasi penularan varian Omicron yang tidak terkendali.

"Kami selama ini sudah ketat, hanya sudah ada transmisi (dari tim) jadi bukan karena prokes tidak ketat."

"Misal ada tiga orang sudah diisolasi, ternyata sudah ada penyebaran jadi ditemukan lagi ada yang positif. Selama ini kami tidak ke mana-mana," ucapnya.

Page :
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Post Bottom Ad

Pages