BANGKAPOS.COM -- The International Business Times mengklaim dana Saudi PIF – yang telah membeli Newcastle United – akan membeli Inter dari Suning seharga $1 miliar (€884.109 juta) selama beberapa hari ke depan.

Ini bukan pertama kalinya ada laporan minat dari Dana Investasi Publik Arab Saudi di pemegang gelar Serie A.

IBT melaporkan kesepakatan sudah selesai dan dokumen akan tiba di markas Inter selama beberapa hari ke depan.

Diperkirakan biaya operasinya mencapai $1 miliar, sekitar €884,109 juta, atau £744,56 juta.

Ini terjadi hanya beberapa hari setelah Suning mengumumkan bahwa krisis utang mereka mereda, tetapi diketahui bahwa bisnis China telah mencari investor baru untuk beberapa waktu.

Inter dilaporkan mengalami kerugian € 13 juta per bulan, meskipun menjual bintang seperti Romelu Lukaku dan Achraf Hakimi.

PIF telah menyelesaikan pengambilalihan kontroversial klub Liga Premier Newcastle United pada bulan Oktober.

Ini adalah bagian dari rencana yang lebih luas bagi otoritas Saudi untuk menjadi pemain utama di dunia olahraga dan khususnya sepak bola.

PIF juga dikatakan sedang dalam pembicaraan untuk membeli tim Ligue 1 Olympique Marseille dan tim papan atas Brasil yang dirahasiakan.

Masalah Inter Suning

Pemilik Inter Suning telah mengumumkan bahwa masalah utang perusahaan perlahan-lahan telah stabil.

Nerazzurri dan pemilik Cina mereka dilanda masalah keuangan awal tahun ini,

memaksa klub untuk menjual bintang seperti Romelu Lukaku dan Achraf Hakimi untuk menyeimbangkan pembukuan mereka.

Banyak penggemar khawatir bahwa penjualan itu hanyalah langkah pertama dari penurunan keuangan klub, tetapi sekarang ketakutan itu tampaknya telah dihindari.

Dalam surat yang ditujukan kepada karyawan Suning yang ditandatangani oleh CEO Zhang Jindong,

diumumkan bahwa masalah utang sekarang sedang diselesaikan.

'Dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah dan upaya berkelanjutan kami,

masalah utang grup secara bertahap stabil dan operasi Tesco juga pulih secara teratur.'

Terlepas dari kepergian Antonio Conte, Lukaku dan Hakimi di musim panas,

Inter masih dalam posisi yang kuat di Serie A; Nerazzurri saat ini duduk di puncak klasemen Serie A setelah paruh pertama musim ini,

unggul empat poin dari penantang peringkat ke-2 Milan.

Tim hanya kalah sekali sejauh ini di liga, melawan Lazio pada bulan Oktober.

Sebelumnya pemilik Inter Suning bisa berada dalam pukulan finansial yang sangat berat, karena raksasa China Evergrande telah gagal bayar dan diperkirakan akan dinyatakan bangkrut besok.

Bloomberg mengkonfirmasi China Evergrande Group gagal membayar bunga kepada investor internasional.

Agen penyaringan pasar Jerman DMSA telah memulai proses kebangkrutan, meminta semua investor obligasi untuk bergabung, sehingga pengembang real estat kemungkinan akan dinyatakan bangkrut besok.

Evergrande sudah melewatkan beberapa tenggat waktu dan perpanjangan pembayaran bunga sebelum gagal lagi.

Ini adalah berita yang sangat buruk bagi Inter, karena pemiliknya Suning memiliki saham senilai €2,6 miliar di Evergrande Real Estate.

Sudah ada masalah likuiditas serius di Suning dan ini akan menjadi pukulan lebih lanjut bagi portofolio mereka.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, pemilik Suning dan Inter Zhang Jindong telah kehilangan $2 miliar tahun ini, sekitar setengah dari kekayaannya.

Ini akan kembali menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Inter dan rencana mereka untuk menjual klub, terutama dengan minat PIF, dana investasi Saudi yang telah membeli Newcastle United.

Zhang Jindong adalah seorang pengusaha miliarder Tiongkok. Dia adalah salah satu pendiri dan ketua kehormatan Suning.com saat ini , yang berkantor pusat di Nanjing , Provinsi Jiangsu .

Ia juga memiliki 100% saham di Suning Holdings Group , 65% saham di Suning Real Estate serta 48,1% saham di Suning Appliance Groupsebagai pemegang saham terbesar kedua. Perusahaannya juga memegang mayoritas saham klub sepak bola Italia Inter Milan .

Dia juga direktur pelaksana dan manajer umum Suning Holdings Group, ketua Suning.com.

Zhang Jindong lahir di Tianchang , Provinsi Anhui pada tahun 1963. Ia lulus dari jurusan Bahasa Mandarin di Nanjing Normal University .

Zhang Jindong bersama dengan kakak laki-lakinya Zhang Guiping membuka toko di Ninghai Road sudut Jalan Jiangsu di Nanjing, menjual AC dan produk terkait pada tahun 1990.

Merek Suning berasal dari pemilihan masing-masing satu kata dari Jiang-su dan Ning-hai; jalan itu sendiri dinamai menurut kota dan provinsi dengan nama yang sama. Kemudian Zhang Guiping keluar dari bisnis dan beralih ke real estat, yang sekarang dikenal sebagai Suning Universal . Namun, Zhang Jindong juga memulai perusahaan real estate miliknya sendiri, Suning Real Estate beberapa waktu kemudian.

Zhang Jindong lebih lanjut mengembangkan toko kecilnya menjadi grup bisnis, Grup Suning, dalam waktu 15 tahun.

Dia juga mendirikan dan ikut mendirikan Suning Holdings Group dan Suning Appliance Group masing-masing, sebagai bagian yang tidak terdaftar dari kumpulan bisnisnya, meninggalkan Suning.com (dikenal sebagai Suning Commerce Group dan nama lainnya) sebagai satu-satunya perusahaan pencatatan.

Dalam China Rich List 2013 Hurun Report, Zhang menduduki peringkat No.9 dengan $6,4 miliar. Zhang Jindong menduduki peringkat ke-28 dalam Daftar Orang Kaya China versi Forbes tahun 2015.

Ia juga terpilih menjadi anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok , sebuah badan pemerintah senior. Ia adalah anggota Kongres Rakyat Provinsi [ zh ] , tetapi bukan anggota Kongres Rakyat Nasional .

Pada 6 Juni 2016, Zhang Jindong, melalui perusahaan induknya sendiri Suning Holdings Group , menandatangani kontrak untuk membeli saham mayoritas di klub sepak bola Italia Inter Milan , dengan membeli saham yang ada dan melalui rekapitalisasi.

Kesepakatan itu disetujui oleh rapat umum luar biasa pada 28 Juni 2016, yang setelah kesepakatan itu, Suning Holdings Group memiliki 68,55% saham.

Pada bulan Juli 2021, Zhang Jindong mengundurkan diri sebagai ketua dari Suning.com , di mana ia memegang peran ketua kehormatan.

Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya sekitar US$7,4 miliar pada tahun 2021. (*)