Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Doping Featured Menpora WADA

    Kabar Baik, Menpora Amali Tegaskan Indonesia Bebas Ancaman Sanksi WADA - Viva

    4 min read

     

    Kabar Baik, Menpora Amali Tegaskan Indonesia Bebas Ancaman Sanksi WADA

    Minggu, 10 Oktober 2021 | 19:43 WIB
    Oleh :
    Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali

    Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali

    VIVA – Menteri pemuda dan Olahraga (MenporaZainudin Amali memberikan respons cepat terhadap ancaman sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA) karena Indonesia dianggap tak patuh dalam penegakan standar antidoping.

    Zainudin Amali menyebut sudah berkoordinasi dengan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) untuk mengklarifikasi.

    Dan terungkap bahwa masalah utama ada di sample doping. Hal tersebut tidak bisa dipenuhi karena imbas pandemi COVID-19 dan membuat kompetisi olahraga di Indonesia vakum. 

    Respons cepat dari Menpora mendapatkan tanggapan positif.  WADA memahami kondisi dan situasi Indonesia terkait anti-doping pada tahun 2020-2021 ini. 

    Menpora memastikan, Kekhawatiran bahwa tidak bisa menjadi tuan rumah even internasional dan tidak boleh memakai nama Indonesia pada gelaran internasional juga tidak akan terjadi. WADA akan menunggu sampel PON Papua guna memenuhi TDP (Tes Doping Plan) 2021.

    "Setelah kami menyampaikan surat pada tanggal 8 Oktober kemarin kemudian WADA sudah merespon bahwa mereka memahami apa yang terjadi di Indonesia, situasi di Indonesia, dan kemudian mereka berharap dari PON ini sampel-sampel kita sesuai TDP kita tahun 2021," kata Amali Minggu 10 Oktober 2021.

    "Jadi ingin saya tegaskan disini mengenai yang tidak boleh menyelenggarakan kegiatan internasional, kita dilarang menggunakan nama Indonesia atau Lagu Indonesia Raya, Merah Putih, dan lain sebagainya itu sudah klir ya. Dengan pernyataan dari WADA bahwa mereka apresiasi dan menunggu hasil sampel dari Pekan Olahraga Nasional," tambahnya.

    Bahkan peringatan WADA kali ini dinilai ada hikmah yang baik untuk tata kelola LADI (Lembaga Anti-Doping Indonesia) agar lebih preventif dan terencana dengan baik serta mengantisipasi berbagai kondisi yang terjadi. 

    WADA justru akan membantu mensupervisi melalui JADA (Japan Anti-Doping Agency) sebagai salah satu lembaga anti-doping yang sudah terakreditasi dan terstandardisasi secara internasional.

    "Dan ada lagi tambahannya kita akan disupervisi oleh JADA, ini seperti LADI kita, lembaga anti doping Jepang bila kita hendak menyelenggarakan kegiatan regional maupun internasional, ini bagus, jadi mereka akan membantu kita, mensupervisi kita supaya jangan sampai terulang kejadian seperti yang lalu itu, ini hikmah dari kejadian ini," ucapnya.

    Kepada masyarakat pecinta olahraga, termasuk para penanti Moto GP Mandalika tidak perlu takut lagi, dengan respon WADA yang baik dan solutif diyakini even internasional tetap berjalan, Indonesi tetap bisa menjadi tuan rumah.

    "Itu sudah pasti tidak (tentang kekhawatiran Moto GP Mandalika tidak jadi digelar), dengan respon WADA terhadap surat kami mereka memahami situasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2020 dan mereka berharap PON ini berlangsung dengan baik dan sampel-sampel tes doping pada PON ini bisa memenuhi perencanaan TDP 2021 kita berarti tidak ada larangan dan lain sebagainya," tegasnya.

    Perihal tumpang tindih LADI dengan pemerintah dalam hal ini Kemenpora juga ditepis Menpora. Disebutkan bahwa LADI sebagai lembaga independen hanya memerlukan koordinasi dalam pengambilan sampel pada even-even olahraga.

    Tangkis Tumpang Tindih Ladi dengan Pemerintah

    "Saya kira LADI itu adalah sebuah lembaga independen tetapi tetap berkoordinasi dengan kita karena menyelenggarakan tes anti-doping pada setiap even olahraga tetap berkoordinasi dengan kita dan selama ini pembiayaan masih dari kita," jelasnya lagi.

    Menpora RI, Zainudin Amali di PON XX Papua
    Photo :
    • Istimewa

    Menpora RI, Zainudin Amali di PON XX Papua

    "Saya kira tidak terjadi tumpang tindih karena LADI ini satu-satunya organisasi atau wadah anti-doping yang ada di Indonesia, Lembaga Anti-Doping Indonesia, dan kita sekarang ini masih mengirim sampel ke luar negeri, kita mengirim ke Qatar karena lab kita belum terstandardisasi dan terakreditasi," tutupnya.

    Berita Terkait :
    Komentar
    Additional JS