Vietnam Kenang Momen Kim Sang-sik Duel dengan Bintang Dunia, dari Thierry Henry hingga Zlatan Ibrahimovic - Semua Halaman - Superball
Vietnam Kenang Momen Kim Sang-sik Duel dengan Bintang Dunia, dari Thierry Henry hingga Zlatan Ibrahimovic - Semua Halaman - Superball.id

SUPERBALL.ID - Kesuksesan Kim Sang-sik dalam menangani tim nasional Vietnam tampaknya sangat dipuji oleh media setempat.
Baru-baru ini, Kim Sang-sik mencatatkan sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepak bola Asia Tenggara.
Ia menjadi pelatih pertama yang sukses membawa timnya hattrick juara di tahun yang sama, yakni ASEAN Cup, ASEAN Cup U-23, dan SEA Games.
Kesuksesan tersebut dianggap oleh media Vietnam (Thethao247.vn) berkat pengalaman luasnya di dunia sepak bola.
Sebelum menjadi pelatih kepala Timnas Vietnam, Kim Sang-sik adalah bek tengah kunci bagi sepak bola Korea Selatan.
Ia bermain untuk tim nasional selama bertahun-tahun dan secara langsung menghadapi banyak legenda sepak bola dunia.
Selama karier bermainnya, Kim Sang-sik dianggap sebagai bek tengah yang kuat, disiplin, dan berpengalaman.
Pada tahun 2000, ia dipanggil untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Sydney sebagai pemain senior.
Di turnamen ini, Kim Sang-sik berkesempatan menghadapi tim Olimpiade Spanyol, yang memiliki nama-nama legenda seperti Xavi Hernandez dan Carles Puyol.
Dua tahun kemudian, Kim Sang-sik kembali menjadi bagian dari tim nasional Korea Selatan yang berpartisipasi dalam Piala Emas CONCACAF 2002.
Puncak karier internasional Kim Sang-sik terjadi dalam gelaran Piala Dunia 2006 di Jerman.
Ia terpilih masuk dalam skuad Korea Selatan untuk ajang sepak bola terbesar di dunia.
Ketika itu, Korea Selatan berada di grup yang sama dengan tim nasional Prancis, yang memiliki generasi emas termasuk Zinedine Zidane, Thierry Henry, dan banyak bintang kelas dunia lainnya.
Dalam pertandingan tersebut, Kim Sang-sik secara langsung berpartisipasi dalam tantangan sengit dengan Henry, dan juga berhadapan dengan Zidane, ikon sepak bola Prancis dan dunia pada saat itu.
Tidak hanya di Piala Dunia, Kim Sang-sik juga berkesempatan menghadapi Michael Ballack dalam pertandingan persahabatan internasional pada tahun 2004.
Bahkan ia sempat meninggalkan kesan bertukar kaus dengan legenda Jerman tersebut.
Pertemuan-pertemuan dengan bintang-bintang top Eropa ini berkontribusi pada pembentukan pola pikir defensif modern dan kemampuannya membaca permainan.
Pada tahun 2007, Kim Sang-sik terus mewakili tim nasional Korea Selatan di Piala Asia.
Ia juga menjabat sebagai kapten dalam beberapa pertandingan, bermain bersama nama-nama besar di sepak bola Korea Selatan seperti Park Ji-sung.
Meskipun ia tidak lagi dipanggil secara rutin setelah periode ini, Kim Sang-sik masih memiliki kesempatan untuk menghadapi bintang-bintang top, terutama Zlatan Ibrahimovic, dalam pertandingan internasional.

Di level klub, Kim Sang-sik menghabiskan tahun-tahun terakhir karier bermainnya bersama Jeonbuk Hyundai Motors, dan pensiun di sana pada tahun 2013.
Setelah pensiun, ia beralih ke dunia kepelatihan, menjabat sebagai asisten pelatih di Jeonbuk dari tahun 2014 hingga 2020 sebelum secara resmi mengambil alih sebagai pelatih kepala.
Sebagai pelatih kepala Jeonbuk, Kim Sang-sik memenangkan satu gelar juara K-League dan satu Piala FA, membuktikan kemampuannya sebagai pelatih di salah satu liga paling kompetitif di Korea Selatan.
Yang perlu diperhatikan, pada tahun 2022, pelatih Kim Sang-sik melakukan perjalanan ke Vietnam bersama Jeonbuk untuk berpartisipasi dalam turnamen Liga Champions Asia.
Di babak penyisihan grup, tim Korea Selatan itu bermain imbang 1-1 dengan HAGL, meninggalkan kesan yang kuat pada penggemar Vietnam dan memberi Kim Sang-sik kesempatan langka untuk secara langsung merasakan sepak bola Vietnam sebelum menjadi pelatih kepala tim nasional.

Dengan pengalaman internasionalnya yang luas, setelah menghadapi Xavi, Puyol, Zidane, Henry, Ballack, Ibrahimovic, dan sejumlah bintang kelas dunia lainnya, Kim Sang-sik membawa fondasi pengalaman yang unik bagi tim nasional Vietnam.
Hal ini dianggap sebagai faktor penting dalam membantunya menyampaikan filosofi sepak bola modern, semangat kompetitif, dan persiapan psikologis kepada para pemain Vietnam ketika mereka melangkah ke panggung regional dan kontinental.