Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured SEA Games

    Pembukaan SEA Games 2025 Thailand Dibayangi Eror Panitia dan Perang - Kompas

    5 min read

     

    Pembukaan SEA Games 2025 Thailand Dibayangi Eror Panitia dan Perang

    Kompas.com, 8 Desember 2025, 15:26 WIB

    Sumber: AFP,

    BANGKOK, KOMPAS.com - Pembukaan pesta olahraga Asia Tenggara atau SEA Games di Thailand, Selasa (9/12/2025), dibayangi sejumlah insiden seperti kesalahan panitia, banjir parah, dan perang melawan Kamboja.

    Ajang olahraga dua tahunan ini akan berlangsung hingga 20 Desember. Ribuan atlet dari 11 negara Asia Tenggara bertanding dalam berbagai cabang olahraga (cabor).

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Selain di Bangkok, sejumlah laga SEA Games juga digelar di Provinsi Chonburi.

    Tuan rumah menurunkan pebulu tangkis andalannya, Kunlavut Vitidsarn, yang merupakan peraih medali perak dunia.

    Namun, kemeriahan pesta olahraga ini dibayangi sejumlah insiden dan kontroversi yang mencoreng penyelenggaraan.

    Kesalahan teknis dan protes suporter

    Sebelum upacara pembukaan digelar di Stadion Nasional Rajamangala, sejumlah insiden terjadi.

    Salah satunya saat pertandingan sepak bola putra Vietnam vs Laos pekan lalu, lagu kebangsaan tidak diputar karena gangguan sistem audio.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Akibatnya, para pemain dan pelatih menyanyikan lagu kebangsaan tanpa iringan musik.

    Kepala Otoritas Olahraga Thailand selaku panitia penyelenggara menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.

    Ada juga kesalahan teknis mengenai pemasangan bendera negara.

    Dalam situs resmi SEA Games 2025, panitia salah memasang gambar bendera Indonesia menjadi bendera Laos dan bendera Thailand menjadi bendera Vietnam.
    Lihat Foto
    Di cabor futsal dan sepak bola putri, Indonesia dipasangi bendera Laos, sedangkan Thailand diberi bendera Vietnam di situs web resmi.

    Kesalahan ini membuat bingung jurnalis dan penggemar olahraga, serta menambah tekanan pada panitia, tulis media Thailand Matichon.

    Insiden lainnya terjadi ketika tim nasional Thailand bertanding melawan Timor Leste. Stadion terlihat kosong karena boikot dari suporter tuan rumah.

    Mereka memprotes kebijakan tiket yang mewajibkan registrasi menggunakan kartu identitas alias KTP, serta kekhawatiran terkait alokasi tempat duduk.

    Pihak berwenang berdalih, aturan registrasi diterapkan demi alasan keamanan dan akan tetap diberlakukan sepanjang pertandingan.

    Banjir Thailand

    Foto dari atas yang diambil pada 26 November 2025 menunjukkan banjir merendam kendaraan di Hat Yai, Provinsi Songkhla, Thailand selatan setelah hujan deras selama berhari-hari. Puluhan ribu orang di Thailand mengungsi, jalan-jalan terendam, rumah-rumah terendam, dan setidaknya 34 orang tewas, kata pihak berwenang pada 26 November.
    Lihat Foto
    Penyelenggaraan SEA Games tahun ini juga terkendala bencana alam. Banjir besar yang melanda wilayah selatan Thailand memaksa pemindahan sejumlah cabang olahraga dari Provinsi Songkhla.

    Di tengah kondisi tersebut, Kamboja menarik hampir separuh dari kontingennya dengan alasan keamanan, menyusul bentrokan baru di perbatasan dengan Thailand pada Senin (8/12/2025).

    Sebanyak delapan cabang olahraga ditinggalkan, termasuk sepak bola, gulat, judo, karate, dan petanque—olahraga asal Perancis yang menempatkan Thailand sebagai kekuatan utama dunia.

    Meski menuai kecaman dari publik dan warganet, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul tetap membela penyelenggaraan SEA Games. Ia menekankan, banjir dan keterbatasan anggaran menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.

    "Perubahan lokasi mendadak dan tambahan biaya membuat kami harus beradaptasi dengan cepat," ujarnya.

    Sementara itu, Gubernur Otoritas Olahraga Thailand, Gongsak Yodmani, mengakui bahwa masa transisi pemerintahan turut memengaruhi proses persiapan.

    "Upacara pembukaan mungkin tidak semegah biasanya, tetapi tetap akan diselenggarakan dengan elegan dan penuh martabat," kata Gongsak, dikutip dari media lokal.

    Thailand kali terakhir menjadi tuan rumah SEA Games pada 2007. "Negeri Gajah Putih" ini juga menjadi tempat penyelenggaraan perdana ajang tersebut pada 1959.

    SEA Games dikenal karena menghadirkan sejumlah cabang olahraga khas Asia Tenggara yang tidak dipertandingkan di Olimpiade, seperti sepak takraw dengan bola rotan, hingga pencak silat dari Indonesia.

    Kontroversi beberapa kali terjadi dalam sejarah SEA Games. Pada edisi sebelumnya di Kamboja 2023, final sepak bola putra Indonesia vs Thailand berlangsung panas.

    Pertandingan itu diwarnai tujuh gol, empat kartu merah, dan dua keributan massal yang mencoreng sportivitas.

    Komentar
    Additional JS