Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Donald Trump Featured FIFA Peace Price Sepak Bola Sepak Bola Internasional Spesial

    Pelatih Norwegia Usai Trump Raih FIFA Peace Prize: Sejujurnya, Ini Pertunjukan Aneh! - Kompas

    5 min read

     

    Pelatih Norwegia Usai Trump Raih FIFA Peace Prize: Sejujurnya, Ini Pertunjukan Aneh!

    Kompas.com, 6 Desember 2025, 13:22 WIB

    KOMPAS.com - Pelatih Timnas Norwegia, Stale Solbakken mengutarakan isi hatinya melihat penganugerahan FIFA Peace Prize kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Donald Trump, mendapat penghargaan trofi perdamaian dari FIFA atau FIFA Peace Prize di tengah-tengah acara undian Piala Dunia 2026

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Final Draw atau undian Piala Dunia 2026 digelar di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington, D.C. 

    Acara drawing Piala Dunia 2026 dilakukan pada Jumat (5/12/2025) pukul 12.00 Eastern Time atau tengah malam WIB.

    Hasil Drawing Piala Dunia 2026, Brasil dan Perancis di Grup Neraka

    "Kami menghormati pemimpin dinamis yang mengedepankan dialog, stabilitas, dan mengedepankan kekuatan sepak bola di panggung dunia," bunyi video FIFA terkait pemberian penghargaan kepada Trump. 

    "Penghargan perdana ini diberikan kepada Preisden AS, Donald J. Trump." 

    "Ia telah mendukung upaya gencatan senjata di berbagai belahan dunia, tindakan yang membuat perdamaian dunia makin terwujud."

    Sebagai seorang pelaku sepak bola, Stale Solbakken tak tertarik dengan penganugerahan tersebut di tengah agenda penting Piala Dunia 2026.

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Solbakken bahkan menyebut acara FIFA Peace Prize sebagai pertunjukan yang aneh.

    "Sejujurnya, ini seperti pertunjukan aneh dalam banyak hal," kata Ståle Solbakken kepada NRK setelah pengundian selesai.

    Membuang-buang Waktu dan Konyol

    Pakar sepak bola NRK, Kristoffer Lokberg juga memiliki pandangan yang sama tentang acara yang berlakangan menimbulkan kontroversi tersebut.

    Lokberg menilai jika acara yang berhubungan dengan sepak bola justru tak lebih lama dari acara pembuka yang ditampilkan.

    "Saya duduk di sini dan agak kesal dengan apa yang saya saksikan. Akhirnya, saya janji, yang terburuk sudah berakhir," kata Kristoffer Løkberg.

    "55 menit setelah acara dimulai, dan setengah jam kemudian sebelum akhirnya membahas olahraga (sepak bola) secara serius di atas panggung," sambungnya.

    Lokberg memberikan kritik dan menyayangkan acara penting tersebut justru digunakan tidak dengan selayaknya dan jauh dari tujuan utama dalam hal sepak bola.

    "Sungguh konyol Trump dan Infantino diizinkan menggunakan panggung itu, di hadapan ratusan juta orang, untuk mempromosikan dan memuliakan diri sendiri. Sungguh mengerikan menyaksikan ini. Kita harus jujur."

    "Jika Anda melihat apa yang melatarbelakanginya dan apa yang mereka coba lakukan, itu tercela," kata Lokberg.

    Pertunjukan, yang menampilkan hadiah perdamaian untuk Donald Trump, penampilan dari Andrea Bocelli, Robbie Williams dan Nicole Scherzinger dan Lauryn Hill, juga tertunda sekitar 20 menit dari jadwal semula.

    Selain itu, ada sejumlah fitur lain dengan nama-nama selebriti besar yang terlibat, seperti Kevin Hart, Shaquille O'Neal, Salma Hayek, Heidi Klum, Matthew McConaughey, dan Wayne Gretzky.

    Lihat Foto

    Kritik Keras Presiden NFF

    Presiden Federasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness, yang hadir langsung di acara drawing Piala Dunia 2026 memberikan kritik terhadap FIFA Peace Prize.

    Menurutnya, FIFA seharusnya bekerja dalam lingkup sepak bola dan tidak membahas hal yang tidak terkait dengan tanggung jawabnya.

    “Hari ini saya rasa saya tidak bisa menganggapnya sepenuhnya serius. Kita harus berusaha berhati-hati dan berusaha keras serta berupaya memastikan FIFA bekerja dengan sepak bola, bukan dengan ini,” ujar Klaveness kepada awak media Norwegia.

    Ia juga mengkritisi penyelenggaraan FIFA Peace Prize yang dianggap tidak obyektif dan risiko adanya unsur politis di dalamnya.

    "Ketika penghargaan ini tidak memiliki kriteria objektif, tidak ada juri, tidak ada ikatan di dewan, maka ada risiko bahwa hal ini akan menjadi cara terselubung untuk mempolitisasi organisasi", ujar Klaveness kepada NRK.

    Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang
    Komentar
    Additional JS