Malaysia Iri dan Sindir Indonesia, Emas Hoki SEA Games Lebih Berharga daripada Lolos ke Piala Dunia - Semua Halaman - Bolasport
Malaysia Iri dan Sindir Indonesia, Emas Hoki SEA Games Lebih Berharga daripada Lolos ke Piala Dunia - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Keberhasilan Indonesia meraih medali emas SEA Games 2025 dari cabang olahraga hoki indoor dengan bonus fantastis dari pemerintah mendapat sorotan media Malaysia.
Hasil manis Indonesia yang sukses mempermalukan Malaysia, tim yang peringkatnya jauh lebih baik, pada final hoki indoor SEA Games 2025, masih meninggalkan luka mendalam bagi Negeri Jiran.
Malaysia tampak masih gusar dan belum 'ikhlas' dengan kesuksesan skuad Merah Putih yang mampu mempertahankan emas SEA Games.
Pada final hoki indoor di ajang multievent dua tahunan se-Asia Tenggara ini, Indonesia menang dramatis atas tim berperingkat 12 dunia itu.
Revo Priliandro dkk. mengimbangi Malaysia dengan skor imbang 4-4 di waktu normal, sebelum akhirnya menang dramatis pada babak Point Shooting Off (PSO) dengan skor 2-0.
Berhasil mempertahankan medali emas pada SEA Games 2025 ini jadi prestasi besar bagi tim berperingkat 27 itu, yang perlahan berpotensi menggusur kedigdayaan Malaysia.
Pasalnya, Malaysia bukan tim kaleng-kaleng di ranah hoki indoor. Mereka tercatat sebagai tim hoki terbaik kedua di Asia setelah Iran, serta tim yang juga lolos ke Piala Dunia Hoki 2025.
Bonus dari pemerintah Indonesia dengan menggelontorkan Rp700 juta bagi masing-masing 12 pemain juga menjadi hal yang layak, menghargai setiap jerih payah atlet hoki indoor yang berlatih keras dalam setahun terakhir.
Namun, sorotan bernada menyindir dilontarkan salah satu media di sana, New Straits Times, yang seakan menganggap kesuksesan di SEA Games terlalu dibanggakan.
"Di Indonesia, memenangkan medali emas hoki indoor SEA Games jauh lebih berharga daripada lolos ke Piala Dunia (hoki)," demikian ulas NST.
Dalam pemberitaannya, media Negeri Jiran ini juga menyoroti bagaimana tim hoki Indonesia berlatih keras sampai ke luar negeri untuk tampil di SEA Games.
"Setelah meraih emas pada tahun 2023, kami menerima pendanaan yang signifikan untuk pelatihan dan turnamen," tutur Direktur Teknik Federssi Hoki Indonesia, Muhammad Dharma Raj Abdullah.
"Sebagai persiapan untuk SEA Games baru-baru ini, kami melakukan tur ke Republik Ceko dan Polandia pada bulan Januari."
"Kami juga menghabiskan tiga minggu di Hamburg, Jerman, memainkan 15 pertandingan sebelum Olimpiade," tandasnya.

Tak cuma itu, jumlah bonus yang didapatkan para atlet yang memenangi emas SEA Games 2025 ini juga seakan membuat Malaysia iri karena ada kesenjangan yang jauh.
Sebaliknya, Malaysia menawarkan RM20.000 atau 'hanya' sekitar Rp82 juta untuk medali emas SEA Games pertama (Rp41 juta untuk medali emas berikutnya), sedangkan peraih medali perak dan perunggu masing-masing menerima RM3.000 dan RM1.000.
"Insentif untuk SEA Games 2025 telah berlipat ganda, dan memenangkan medali emas dapat mengubah hidup, tidak hanya bagi para atlet tetapi juga keluarga mereka," kata Dharma Raj.
"Ketika Indonesia memenangkan medali emas hoki indoor untuk pertama kalinya (SEA Games 2023), setiap pemain menerima RM85.000, dan lima pemain ditawari pekerjaan di kepolisian."
"Untuk SEA Games 2025 ini, insentifnya meningkat menjadi RM170.000 per pemain."
"Pemerintah Indonesia memberikan insentif yang sangat baik bagi atlet yang memenangkan medali di SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade," kata Dharma Raj.
Bila memperhitungkan keberadaan Dharma Raj juga, kecemburuan Malaysia mungkin saja bertambah.
Dia adalah osok yang disegani di dunia hoki Asia, dengan sebelumnya pernah membawa Malaysia meraih gelar Piala Asia Junior pada tahun 2012 dan finis di peringkat keempat pada Piala Dunia Junior 2013
Dharma Raj juga sosok di balik keberhasilan tim indoor putri Malaysia yang meraih medali emas SEA Games 2019.
Sebelumnya, kemenangan Indonesia atas Malaysia di final SEA Games 2025 lalu juga diwarnai tudingan negatif di mana skuad Tanah Air dianggap bisa menang karena dibantu wasit.
Rasa tidak terima akan kekalahan sempat dilayangkan oleh kapten timnas hoki Malaysia yaitu, Muhammad Najmi Farizal Jazlan.
Dia mengatakan bahwa keputusan berat sebelah dari wasit asal Kazakhstan, Urmanov Daulet, adalah salah satu penyebab mereka kalah.
Jazlan menyebut tim Malaysia bermain bukan enam melawan enam, tetapi enam melawan delapan karena keputusan wasit.
"Bagi saya, kami bermain enam lawan delapan," kata Jazlan, dilansir BolaSport.com dari BeritaHarian.
"(Pertandingan tadi) bukan enam lawan enam karena keputusan yang dibuat oleh wasit dari Kazakhstan selalu memihak lawan."
"Kami benar-benar berpikir wasit itu sangat buruk karena dia bisa meniup peluit untuk hal-hal yang seharusnya tidak dia tiup. Jadi seperti yang saya katakan sebelumnya, kami tidak bermain enam lawan enam, kami bermain enam lawan delapan."
"Wasit dari Kazakhstan tampaknya memiliki masalah pribadi dengan kami," ujar Jazlan.