Kisah Wahyu Wijaya: Atlet Mojokerto Sabet Perunggu SEA Games 2025 Pakai Alat Pinjaman - beritajatim.com
Kisah Wahyu Wijaya: Atlet Mojokerto Sabet Perunggu SEA Games 2025 Pakai Alat Pinjaman
Mojokerto (beritajatim.com) – Wahyu Wijaya (20), atlet paramotor muda asal Dusun Tuwiri, Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, sukses mengharumkan nama Indonesia dengan menyabet medali perunggu pada ajang SEA Games Thailand 2025. Prestasi ini diraih dalam perhelatan olahraga se-Asia Tenggara yang berlangsung pada 9–20 Desember 2025.
Keberhasilan pemuda yang akrab disapa Je ini terbilang istimewa karena diraih di tengah keterbatasan fasilitas yang mendesak. Je harus bertanding menggunakan mesin dan parasut pinjaman setelah peralatan pribadinya mengalami kerusakan parah menjelang kompetisi.
Muhammad Akbar, ayah sekaligus mentor Je, mengungkapkan bahwa mesin paramotor putranya rusak, sementara parasut yang dimiliki sudah mengalami porositas sehingga tidak layak terbang. Demi tetap berlaga di ajang bergengsi tersebut, Je akhirnya meminjam peralatan milik atlet dari kontingen Papua.
“Sebagai orang tua tentu sangat bangga. Ini pertama kalinya anak saya ikut SEA Games, apalagi cabang olahraga paramotor juga baru pertama kali dipertandingkan di SEA Games Thailand,” ungkap Muhammad Akbar saat ditemui, Sabtu (20/12/2025).
Pria yang akrab disapa Ilung ini menceritakan besarnya dukungan moral dari keluarga dan solidaritas sesama atlet. Menurutnya, tanpa bantuan peminjaman alat dari tim Papua, mustahil putranya bisa tampil prima di tengah persaingan internasional.
“Pesan kami sederhana, jaga kesehatan dan tetap semangat. Bertanding di level internasional itu butuh fisik yang prima dan mental yang kuat. Kendalanya hanya di alat. Mesin dan parasut pinjam dari teman-teman tim Papua. Alhamdulillah mereka sangat mendukung dan rela meminjamkan peralatannya,” tutur Ilung.
Ilung menilai persaingan di SEA Games Thailand 2025 berlangsung sangat ketat. Para atlet dituntut tampil nyaris sempurna karena kesalahan kecil dapat berdampak fatal pada pengurangan nilai. Terlebih, Je harus berhadapan dengan atlet-atlet senior yang jauh lebih berpengalaman.
“Paramotor juga mengandalkan ketepatan perhitungan, konsentrasi, dan pengendalian emosi selama pertandingan. Usianya masih sangat muda, lawan-lawannya sudah senior semua. Harapan saya, ke depan dia bisa terus berkembang dan prestasinya meningkat,” tambahnya.
Sebagai orang tua, Ilung berharap prestasi yang ditorehkan alumni SMA Negeri 1 Mojosari ini dapat memicu perhatian lebih dari pemerintah daerah, khususnya dalam penyediaan fasilitas latihan yang memadai.
Rekam jejak Wahyu Wijaya di dunia dirgantara memang cukup impresif. Sebelum menyabet perunggu di Thailand, ia juga tercatat meraih Juara III pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021 untuk kelas presisi take off. Bakat ini tampaknya menurun dari sang ayah yang juga dikenal sebagai atlet paramotor berpengalaman dengan gelar juara nasional hingga internasional. [tin/beq]