Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aceh Bencana Featured Lintas Peristiwa Spesial Sumatera

    Kisah Atlet Terjebak Banjir di Aceh, Naik Boat Seberangi Lautan, Tidak Mandi 3 Hari, Sewa Becak - Tribunnews

    21 min read

      

    Kisah Atlet Terjebak Banjir di Aceh, Naik Boat Seberangi Lautan, Tidak Mandi 3 Hari, Sewa Becak - Tribunnews.com

    Penulis: Theresia Felisiani

    Kisah Atlet Terjebak Banjir di Aceh, Naik Boat Seberangi Lautan, Tidak Mandi 3 Hari, Sewa Becak
    serambi/KONI Aceh Utara/Serambinews
    ATLET TERJEBAK BANJIR - Kisah atlet balap sepeda hingga pencak silat terjebak banjir di Aceh, tidak mandi berhari-hari, makan mie instan, naik boat seberangi lautan. 13 Atlet Cabor Atletik Aceh Utara naik boat menyeberang laut untuk bisa pulang karena jalan nasional terendam banjir. Atlet balap sepeda yang terjebak banjir di Aceh Tamiang dan Langsa berhasil dijemput pulang ke Pidie, Rabu (3/12/2025). Atlet berfoto bersama di Kantor BPBD Pidie. 
    Ringkasan Berita:
    • Sejumlah atlet terjebak banjir bandang di Aceh.
    • Mulai dari menginap di mobil, masjid, naik boat, naik becak dan lainnya untuk bisa kembali ke rumah bertemu keluarga.

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para atlet ikut jadi korban banjir bandang yang melanda Aceh.

    Banyak atlet dari berbagai cabang olahraga terjebak banjir berhari-hari.

    Butuh perjuangan ekstra untuk bisa menembus banjir kembali ke rumah masing-masing.

    Sejumlah kepala daerah pun turun langsung membantu kepulangan para atlet.

    13 Atlet Aceh Utara Terjebak Banjir 4 Hari, Naik Mobil, Boat, Becak hinga Mobil Bak Terbuka untuk Sampai ke Rumah

    Perjalanan pulang yang seharusnya hanya memakan waktu beberapa jam dari Banda Aceh ke Aceh Utara, berubah menjadi perjuangan panjang selama empat hari bagi 13 atlet asal Bumi Pase.

    Usai mengikuti seleksi Prakualifikasi Pekan Olahraga Aceh (PORA) 2026 di Banda Aceh, mereka justru harus bertarung melawan ganasnya banjir yang melumpuhkan akses jalan nasional di sejumlah wilayah pesisir Aceh.

    KRONOLOGI

    Rombongan berangkat dari Banda Aceh pada Selasa malam (25/11/2025) menggunakan dua unit mobil Hiace dan satu mobil pribadi Toyota Innova.

    Dari 13 atlet yang ikut, sembilan di antaranya dinyatakan lolos ke PORA 2026 yang akan digelar di Aceh Jaya. 

    Mereka didampingi pelatih Saiful Bahri dan Randa Rinaldi serta Ketua Cabang Olahraga (Cabor) Atletik sekaligus Wakil Ketua Umum KONI Aceh Utara, Alma Fuadi.

    Hujan deras mengguyur sepanjang perjalanan, seolah menjadi pertanda bahwa kepulangan mereka tidak akan mudah.

    Sekitar pukul 03.00 WIB, Rabu dini hari (26/11/2025), rombongan tiba di kawasan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.

    Air banjir sudah merendam ruas Jalan Nasional Banda Aceh–Medan. 

    Malam pertama di jalan pun terpaksa mereka lewati dengan tidur di dalam mobil, tepat di depan SMP Negeri 2 Meureudu, dalam kondisi terjebak banjir dan tanpa kepastian kapan bisa melanjutkan perjalanan.

    Pagi harinya, air tak juga surut. Dalam kondisi lapar, rombongan tetap berusaha mencari jalan alternatif. Saat melintasi jalur rel kereta api Trienggadeng–Samalanga, air kembali menghadang.

    Malam kedua, Rabu malam, kembali mereka habiskan di dalam mobil, bahkan sebagian atlet terpaksa tidur di sebuah rumah warga yang masih dalam tahap pembangunan.

    “Kami tidur hanya menyandarkan badan di dinding rumah,” ujar Alma Fuadi mengenang malam berat itu.

    Hari ketiga, Kamis pagi, rombongan mencoba bergerak menuju Ulim, Kabupaten Pidie Jaya. Namun baru pada malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, mereka berani menerobos genangan air menuju kawasan Ulee Gle.

    Selama dua hari terjebak, mereka nyaris tak menyentuh makanan berat. Baru di hari ketiga, setelah tiba di Ulee Gle, mereka kembali bisa makan itu pun hanya mi instan.

    Usai makan seadanya, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Kuta Blang, Kabupaten Bireuen. 

    Namun perjalanan kembali harus terhenti. Malam keempat mereka habiskan di Masjid Cot Bada, Bireuen.

    Di masjid itulah, untuk pertama kalinya setelah tiga hari tiga malam terjebak banjir, para atlet akhirnya bisa mandi.

    “Bayangkan, tiga hari tidak mandi, tidur di mobil, makan mi instan. Baru sampai di masjid itu bisa membersihkan badan,” ujar Alma yang juga ketua rombongan.

    Karena kondisi jalan masih belum memungkinkan, kendaraan yang mereka tumpangi terpaksa dititipkan di wilayah Bireuen. 

    Perjuangan pulang pun belum berakhir.

    Sabtu pagi (29/11/2025), rombongan bergerak menuju Jangka, Bireuen, untuk menyewa boat. 

    Dengan ongkos Rp100 ribu per orang, mereka menyeberang laut menuju Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Krueng Mane. 

    Dari TPI Krueng Mane, mereka kembali menyewa becak barang untuk menuju ruas jalan nasional.

    atlet naik boat gegera terjebak banjir
    13 Atlet Cabor Atletik Aceh Utara naik boat menyeberang laut untuk bisa pulang karena jalan nasional terendam banjir.

    Petualangan belum usai. Dari kawasan Krueng Geukueh, rombongan menyewa mobil pikap untuk melanjutkan perjalanan. 

    Di Krueng Geukueh pula, untuk pertama kalinya setelah beberapa hari, mereka akhirnya bisa menikmati makan nasi dengan layak.

    Sebuah momen kecil yang terasa sangat berharga setelah berhari-hari bertahan dengan mi instan.

    Dari Krueng Geukueh menuju Kota Lhokseumawe, rombongan dijemput kendaraan milik KONI Aceh Utara.

    Satu per satu atlet kemudian diantar ke rumah masing-masing. Kepulangan mereka baru benar-benar tuntas hingga malam hari.

    Di tengah kelelahan, kelaparan, dan ketidakpastian, para atlet tetap menunjukkan ketangguhan mental yang luar biasa. 

    Tak ada keluhan berlebihan, tak ada kepanikan. Justru ketenangan mereka menjadi penguat satu sama lain.

    “Saya sangat salut kepada anak-anak ini. Dalam kondisi seberat itu, mereka tetap tenang, tidak mengeluh, tidak panik. Justru mereka yang menenangkan saya dengan sikap lucu mereka masing-masing,” tutur Alma Fuadi dengan nada haru.

    Atlet Pidie Terjebak di Lokasi Banjir, 7 di Tamiang, 21 di Bener Meriah

    Atlet Balap Sepeda berjumlah tujuh orang plus dua pelatih dan satu manager berhasil dibawa pulang ke Kabupaten Pidie, Rabu (3/12/2025), malam.

    Keberhasilan membawa pulang atlet itu, berkat dukungan penuh Bupati Pidie, Sarjani Abdullah SH MH.

    " Kita aprisiasi dan terima kasih kepada Bupati Pidie terhadap atensi dan komitmen yang telah berhasil memulangkan atlet terjebak di Tamiang," kata Ketua Umum KONI Pidie, Muhammad SPdI, kepada Serambinews.com, Kamis (4/12/2025).

    Ia menjelaskan, sejumlah atlet Pra-Pora cabor Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau ISSI Kabupaten Pidie, sempat terjebak banjir saat bertanding, di Kota Langsa dan Aceh Tamiang.

    Kegiatan even provinsi itu yang awalnya direncanakan dilaksanakan tanggal 24 hingga 30 November 2025.

    " Namun, Allah berkehendak lain, tanggal 26 November 2025, banjir bandang terjang Kota Langsa hingga Aceh Tamiang," kata Muhammad.

    atlet balap sepeda sempat terjebak banjir aceh
    ATLET TERJEBAK BANJIR - Atlet balap sepeda yang terjebak banjir di Aceh Tamiang dan Langsa berhasil dijemput pulang ke Pidie, Rabu (3/12/2025). Atlet berfoto bersama di Kantor BPBD Pidie.

    Ia mengungkapkan, banjir tersebut menyebabkan tujuh atlet balap sepeda, satu manager dan dua pelatih terjebak hingga putus komunikasi.

    Atlet, pelatih dan manager terjebab dalam bencana banjir sekitar lima hari  dan lima malam.

    " Kami sebagai pengurus KONI Pidie sempat panik dan bingung untuk komunikasi dan mengetahui kondisi mereka. 

    Tapi, kepanikan itu buyar setelah Manager Said Mauladi SH berhasil menghubungi saya pada,  Senin (1/12/ 2025)," jelasnya. 

    Kata Muhammad, setelah mendapat informasi, KONI Pidie berkoordinasi dengan Bupati Pidie dan sejumlah SKPK, guna memfasilitasi untuk proses pemulangannya.

    " Alhamdulillah, Rabu (3/12/2025), tujuh atlet, satu manager dan dua pelatih telah sampai ke Sigli dengan selamat," ujarnya.

    Atlet Pencak Silat 

    Di sisi lain, Ketua Umum KONI Pidie, Muhammad, mengungkapkan, saat ini KONI Pidie masih adanya satu tugas dan tanggung jawab yang belum selesai dilaksanakan.

    Adalah menjemput 21 atlet Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI Kabupaten Pidie, yang masih terjebak pasca banjir di Kabupaten Bener Meriah.

    Atlet IPSI Pidie di Bener Meriah, tanggal 22 November hingga 3 Desember 2025.

    " Untuk membawa pulang mereka, kita telah melakukan upaya, dengan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pemkab dan TNI-Polri, Selasa (2/12/ 2025) malam," jelasnya. 

    Selain itu, data atlet IPSI Pidie telah dkirimkan. Awalnya direncanakan atlet akan menumpang pesawat hercules yang kebetulan ada akses membawa logistik kesana.

    Namun, pesawat tersebut balik terbang rute Bener Meriah-Banda Aceh,  sehingga semua atlet sudah menunggu di Bandara Bener Meriah.

    "  Tapi, tiba-tiba sore kemarin, kami mendapat berita bahwa tidak ada pesawat yang terbang rute Banda Aceh, hanya ada rute penerbangan Bener Meriah-Medan. Sehingga atlet kita belum bisa pulang," jelasnya. 

    Dikatakan, saat ini KONI Pidie mencari solusi lain, agar atlet bisa menumpang pesawat rute Kota Medan.

    " Sampai di sana nanti mereka akan di bantu jalur darat, yang nantinya akan ada armada dari Penkab Pidie akan menjemput di jembatan penyebrangan Kuta Blang, mengingat di sana belum bisa akses untuk lewat jalur jalan darat. 

    Mohon doa dan dukungan dari masyarakat Pidie semuanya. Mudah-mudahan rencana kita hari ini berjalan lancar," pungkasnya.

    Update Terbaru BNPB Korban Banjir Sumatera Per 5 Desember: 867 Jiwa Meninggal Dunia, Aceh 345 Jiwa

    Tragedi banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, terus memburuk.

    Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat (5/12/2025) sore, total korban meninggal dunia di tiga provinsi tersebut telah menembus angka 867 jiwa.

    Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebanyak 31 jiwa dalam waktu kurang dari 24 jam.

    Dalam pembaruan data terakhir yang dilaporkan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam konferensi pers pada Kamis (4/12/2025) sore, total korban meninggal dunia di tiga provinsi adalah 836 jiwa.

    "Saya laporkan bahwa hingga sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa," kata Abdul dalam konferensi pers yang digelar virtual, Kamis (4/12/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan temuan korban jiwa terbanyak dan dampak terparah. 

    Abdul menyebut, penemuan paling banyak terjadi di Provinsi Aceh sebanyak 48 korban baru, sehingga total korban meninggal di Aceh saat itu menjadi 325 jiwa.

    "Penambahan ini paling banyak atau operasi pencarian paling banyak menemukan jasad korban di Provinsi Aceh, hari ini sebanyak 48 korban sehingga total di Provinsi Aceh menjadi 325 meninggal dunia," jelas Abdul.

    BNPB bersama Bupati Aceh Timur mendata korban terdampak sekaligus menyalurkan bantuan awal di Kecamatan Peunaron dan Serbajadi, Aceh Timur, Selasa (2/12/2025). (BNPB Indonesia/tribunnews/HO)
    BNPB bersama Bupati Aceh Timur mendata korban terdampak sekaligus menyalurkan bantuan awal di Kecamatan Peunaron dan Serbajadi, Aceh Timur, Selasa (2/12/2025). (BNPB Indonesia/tribunnews/HO) (/BNPB Indonesia)

    Hingga Jumat (5/12/2025), BNPB terus mencatat penambahan korban jiwa dari bencana alam yang melanda tiga provinsi tersebut, termasuk di provinsi Aceh.

    Selain korban meninggal dunia, total jumlah korban hilang di tiga provinsi juga bertambah menjadi 521 jiwa dan korban terluka mencapai 4,2 ribu.

    Hingga pembaruan terkini, provinsi Aceh masih menjadi daerah yang paling banyak mencatatkan korban jiwa akibat banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera pada akhir November 2025.

    Abdul menegaskan, bahwa BNPB masih akan terus mencari korban hilang sampai batas waktu yang belum ditentukan.

    Update terkini korban jiwa di Aceh

    Berdasarkan data realtime Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat Tahun 2025 di situs resmi BNPB, per pukul 18.00 WIB, korban meninggal dunia di Aceh telah bertambah 20 jiwa menjadi 345 jiwa.

    Sementara jumlah korban terluka mencapai 3,5 ribu jiwa dan 174 jiwa masih dinyatakan hilang.

    Dari total 18 kabupaten/kota wilayah Aceh yang terdampak bencana banjir dan longsor pada akhir November 2025, empat wilayah dilaporkan belum mencatat adanya korban jiwa, korban hilang, maupun korban terluka hingga pembaruan data ini.

    Daerah tersebut ialah Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil, 

    Meskipun demikian, BNPB mencatat bahwa keempat wilayah tersebut mengalami kerusakan parah pada infrastruktur akibat hantaman banjir dan longsor, menunjukkan skala kerusakan material yang meluas di seluruh provinsi.

    Sementara itu, dari 14 daerah yang telah masuk dalam data BNPB, Aceh Utara menjadi wilayah dengan korban meninggal dan hilang tertinggi di Aceh.

    Rincian korban banjir dan longsor di Aceh

    Berikut rincian jumlah korban akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh di masing-masing wilayah, dikutip dari data realtime Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat Tahun 2025 di situs resmi BNPB, Jumat (5/12/2025) per pukul 18.00 WIB.

    1. Aceh Utara

    Meninggal dunia: 124 jiwa
    Hilang: 118 jiwa
    Terluka: 66 jiwa

    2. Aceh Tamiang

    Meninggal dunia: 48 jiwa
    Hilang: 0 jiwa
    Terluka: 18 jiwa

    3. Aceh Timur

    Meninggal dunia: 41 jiwa
    Hilang: 1 jiwa
    Terluka: 0 jiwa

    4. Bener Meriah

    Meninggal dunia: 34 jiwa
    Hilang: 28 jiwa
    Terluka: 22 jiwa

    5. Pidie Jaya

    Meninggal dunia: 27 jiwa
    Hilang: 0 jiwa
    Terluka: 1,8 ribu jiwa

    6. Aceh Tengah

    Meninggal dunia: 22 jiwa
    Hilang: 23 jiwa
    Terluka: 37 jiwa

    7. Bireuen

    Meninggal dunia: 20 jiwa
    Hilang: 0 jiwa
    Terluka: 2 jiwa

    8. Aceh Tenggara

    Meninggal dunia: 13 jiwa
    Hilang: 2 jiwa
    Terluka: 3 jiwa

    9. Langsa

    Meninggal dunia: 5 jiwa
    Hilang: 0 jiwa
    Terluka: 0 jiwa

    10. Gayo Lues

    Meninggal dunia: 4 jiwa
    Hilang: 2 jiwa
    Terluka: 0 jiwa

    11. Lhokseumawe

    Meninggal dunia: 4 jiwa
    Hilang: 0 jiwa
    Terluka: 4 jiwa

    12. Nagan Raya

    Meninggal dunia: 1
    Hilang: 0
    Terluka: 1,5 ribu

    13. Pidie

    Meninggal dunia: 1
    hilang: 0
    Terluka: 0

    14. Subulussalam

    Meninggal dunia: 1 
    hilang: 0
    Terluka: 0

    (tribun network/thf/serambinews.com)

    Komentar
    Additional JS