Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Liga Indonesia Rasisme Sepak Bola Sepak Bola Indonesia Spesial Super League Yakob Sayuri

    Kasus Rasisme Yakob Sayuri: Kena Provokasi, Justru Kena Sanksi - Fajar

    2 min read

     

    Kasus Rasisme Yakob Sayuri: Kena Provokasi, Justru Kena Sanksi

    Senin, 8 Desember 2025 11:10

    Yakob Sayuri saat membela Timnas Indonesia. Dia diduga mendapat perlakuan rasis meski mendapat hukuman dari Komdis PSSI. (Timnas Indonesia)

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pemain Malut United FC, Yakob Sayuri, tengah menjadi sorotan setelah diduga mengalami tindakan rasisme dari seorang oknum tak dikenal saat pertandingan melawan Persita Tangerang.

    Ironisnya, pilar Timnas Indonesia tersebut justru dijatuhi sanksi oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI, sehingga memicu kemarahan suporter.

    Dikutip dari Jawa Pos, insiden itu terjadi di lorong Stadion Indomilk Arena pada Minggu (23/11).

    Kejadian bermula ketika seseorang tanpa identitas resmi menerobos masuk ke area steril yang seharusnya hanya boleh diakses pemain dan ofisial.

    Individu tersebut mengaku wartawan, tetapi tidak mengantongi id card yang valid. Ia bahkan kedapatan merekam dan memprovokasi pemain, tindakan yang jelas melanggar regulasi keamanan pertandingan.

    Yassa—sapaan akrab Yakob—langsung menegur oknum tersebut dan meminta agar segera keluar dari area terlarang.

    Tindakan Yassa sejatinya sesuai aturan, sebab jurnalis sekalipun tidak diperkenankan berada di area itu. Namun teguran tersebut justru memicu adu argumen.

    Yassa bahkan disebut menerima kata-kata bernada rasis. Situasi makin memanas ketika seorang ofisial Persita tanpa id card juga ikut masuk ke lorong dan memperkeruh suasana.

    Di tengah polemik rasisme ini, Komdis PSSI justru menjatuhkan hukuman larangan bermain tiga pertandingan kepada Yassa. Keputusan tersebut membuat Malut United kehilangan salah satu pemain penting mereka.

    Kelompok suporter Malut United, Salawaku, menilai hukuman itu tidak adil dan sarat kejanggalan. Mereka mendesak PSSI meninjau ulang keputusan tersebut.

    “Komdis dalam keputusannya harus menerima informasi yang jelas, jangan hanya sepihak saja. Apalagi, ada pihak yang paling dirugikan, yakni Yakob Sayuri dan tim Malut United itu sendiri,” ujar Ketua Salawaku, Iksan Do Yasin, dikutip dari Antara Maluku.

    Sekretaris Jenderal Salawaku, Nyong Barakati, juga mengkritik Komdis yang dinilai tidak melihat konteks kejadian secara utuh. Menurutnya, Yassa justru merupakan korban utama.

    Ia menyoroti bahwa pelaku tindakan rasis tidak dijatuhi sanksi apa pun, sementara Yakob Sayuri harus absen selama tiga laga. Bahkan, Laskar Kie Raha disebut tidak diberi kesempatan mengajukan banding atas sanksi tersebut.

    “Situasi ini menempatkan Yakob, seorang pemain timnas yang selalu memberikan totalitas untuk klub dan negara, dalam posisi sangat tidak adil. Ia menjadi korban provokasi dan rasisme, namun justru menerima hukuman paling berat,” ungkap Nyong Barakati.

    Kasus ini kini menjadi perhatian publik, terutama karena dugaan rasisme dan kontroversi keputusan Komdis PSSI. Banyak pihak mendesak federasi agar lebih transparan dan adil dalam menangani insiden yang melibatkan pemain profesional.

    Komentar
    Additional JS