Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured SEA Games Spesial

    Diwarnai Ancaman Deportasi Manajer, ‘Bayu Buldozer’ Asal Blitar Rebut Perunggu SEA Games 2025 - Komp

    3 min read

     

    Diwarnai Ancaman Deportasi Manajer, ‘Bayu Buldozer’ Asal Blitar Rebut Perunggu SEA Games 2025

    17 Desember 2025 | 10:43


    Foto BeritaJatim.com
    Atlet Kickboxing, Enggar Bayu Saputra asal Blitar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    Blitar (beritajatim.com) – Enggar Bayu Saputra, atlet kickboxing kebanggaan Kabupaten Blitar yang akrab disapa “Bayu Buldozer”, sukses menyumbangkan medali perunggu bagi Indonesia di ajang SEA Games Thailand 2025. Prestasi ini diraih di tengah tekanan psikologis berat akibat dugaan kecurangan sistematis dan intimidasi non-teknis yang mengguncang kontingen Merah Putih.

    Langkah Bayu menuju emas terhenti di babak semifinal setelah dinyatakan kalah angka dari petarung tuan rumah, Thailand. Namun, hasil tersebut menyisakan kontroversi besar terkait integritas penilaian juri.

    Pelatih Kickboxing Kabupaten Blitar, Sugeng Wahyu Widodo, menilai jalannya pertandingan dipenuhi kejanggalan yang secara nyata merugikan kubu Indonesia.

    “Banyak sekali kecurangan. Salah satu yang paling mencolok adalah poin yang tidak bertambah saat serangan atlet kita telak mengenai lawan. Sebaliknya, poin tuan rumah sangat mudah naik. Ini jelas merugikan perjuangan Timnas,” ungkap Widodo dengan nada geram.

    Tak hanya masalah teknis di atas ring, suasana kompetisi semakin mencekam akibat teror psikologis yang menyasar ofisial tim. Widodo membeberkan insiden di mana Manajer Timnas Kickboxing Indonesia sempat diamankan oleh otoritas keamanan Thailand saat sedang mengurus logistik atlet di hotel.

    Tanpa alasan yang substansial, sang manajer dipaksa untuk segera dideportasi. Pihak penyelenggara bahkan memberikan ultimatum yang mempertaruhkan nasib seluruh atlet.

    “Situasinya sangat menekan. Manajer kami awalnya menolak keras, namun otoritas setempat mengeluarkan ancaman diskualifikasi. Jika manajer tidak mau dideportasi, seluruh atlet Kickboxing Indonesia akan didiskualifikasi,” jelas Widodo.

    Demi menjaga asa para atlet agar tetap dapat bertanding, manajer tim akhirnya memilih mengalah dan menuruti tuntutan otoritas setempat. Pengorbanan tersebut menjadi motivasi tambahan bagi Bayu dan rekan-rekannya untuk tetap tampil maksimal meski dalam kondisi mental yang diuji habis-habisan.

    Kini, Timnas Kickboxing Indonesia tengah bersiap untuk kembali ke tanah air membawa medali sekaligus cerita perjuangan melawan ketidakadilan di negeri Gajah Putih.

    “Setelah selesai semua pertandingan seluruh atlet akan pulang ke tanah air,” pungkasnya. [owi/beq]

    Komentar
    Additional JS