Timnas Curacao Lolos Piala Dunia 2026, Media Asing Ungkap Tak Ada Pengaruh Dua Kali Dilatih Patrick Kluivert - Semua Halaman - Bolasport
Timnas Curacao Lolos Piala Dunia 2026, Media Asing Ungkap Tak Ada Pengaruh Dua Kali Dilatih Patrick Kluivert - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Patrick Kluivert dinilai tak memiliki pengaruh apa pun dalam kelolosan timnas Curacao ke Piala Dunia 2026.
Patrick Kluivert rupanya tak dikenang dengan manis, di timnas Indonesia maupun Curacao.
Kluivert merupakan legenda timnas Belanda yang kesulitan dalam membangun karier sebagai pelatih.
Mengherankan mengapa ketum PSSI Erick Thohir mengganti Shin Tae-yong dengan sosok yang selalu gagal dalam pekerjaan sebelumnya.
Seperti diketahui, Kluivert hanya bertahan 10 bulan sebagai pelatih timnas Indonesia setelah gagal di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam kesempatan sebelumnya sebagai pelatih tim nasional, ia malah menjalani lebih sedikit pertandingan bersama Curacao.
Mantan asisten Louis van Gaal tersebut dua kali pernah melatih Blue Waves, yaitu pada 2015-16 dan 2021.
Pada periode pertama, ia hanya memimpin delapan pertandingan, dan pada periode kedua, cuma enam pertandingan.
Setelah mencoba (dan gagal) bersama Kluivert, PSSI-nya Curacao akhirnya menunjuk pelatih yang tepat, yaitu Dick Advocaat.
Dick Advocaat yang kini berusia 78 tahun bekerja sejak Januari 2024 dan kini bisa membawa Curacao lolos otomatis ke Piala Dunia 2026.
Dengan demikian, negara pulau tersebut menjadi negara terkecil dalam hal luas wilayah dan populasi yang bisa lolos ke Piala Dunia.
Berbeda dengan Kluivert, Advocaat memiliki riwayat mentereng sebagai pelatih.
Ia pernah melatih timnas Belanda, UEA, Korea Selatan, Belgia, Rusia, Serbia, Irak, hingga di level klub seperti PSV dan Sunderland.
Perbandingan Advocaat terhadap Kluivert pun tak terelakkan.
"Kompatriotnya, Patrick Kluivert dan Guus Hiddink, yang sebelumnya memegang jabatan yang sama, tak ada dampak seperti Advocaat," tulis The Guardian.
"Langkah kunci dari rencana Advocaat untuk membawa Curacao ke level berikutnya adalah menyatukan pemain diaspora."
Sama seperti Indonesia, Curacao juga mengandalkan pemain diaspora yang terlahir dan dididik di Belanda.
"Dia sangat fantastis," ujar pemain Kenji Gorre tentang Advocaat.
"Segera setelah dia datang, dia membawa segala pengalamannya bersama dia."
"Saya sangat bersyukur dia berkata ya untuk pekerjaan ini dan mempercayai perasaannya dalam pekerjaan ini," pujinya.
Sulit membayangkan ada pujian semacam itu dari pemain Indonesia kepada Kluivert.