Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Istimewa Spesial

    Sepeda Buatan Indonesia Menggema di Ajang Paling Ekstrem Dunia, Red Bull Rampage 2025 - Semua Halaman - Bolasport

    6 min read

     

    Sepeda Buatan Indonesia Menggema di Ajang Paling Ekstrem Dunia, Red Bull Rampage 2025 - Semua Halaman - Bolasport.com

    Sabtu, 8 November 2025 | 23:30 WIB
    Penulis : 

    BOLASPORT.COM - Sepeda buatan Indonesia menggema di ajang paling ekstrem dunia yakni Red Bull Rampage 2025.

    Red Bull Rampage 2025 merupakan puncak acara bagi pecinta sepeda gunung ekstrem.

    Bagi para freerider, Red Bull Rampage 2025 bisa disebut surga sekaligus neraka karena merupakan ajang paling bergengsi dan berbahaya di dunia sepeda gunung.

    Ajang itu sejatinya sudah digelar sejak 19 Oktober 2025 di Utah, Amerika Serikat.

    Menariknya, sepeda asal IndonesiaPolygon, kembali menjadi bagian dari panggung bergengsi ini.

    Sejak pertama kali digelar, Red Bull Rampage dikenal sebagai uji nyali paling brutal di dunia olahraga ekstrem.

    Para peserta harus membangun jalurnya sendiri di tebing curam, melakukan lompatan setinggi gedung 10 lantai, dan menampilkan trik freestyle di udara dengan presisi sempurna.

    Di ajang ini, satu kesalahan kecil bisa berujung fatal.

    Brand sepeda global asal Sidoarjo ini bukan pemain baru di kancah dunia olahraga tersebut.

    Polygon pernah menorehkan sejarah dengan dua kali menjuarai Red Bull Rampage pada 2015 dan 2017.

    Sekarang ini, mereka kembali berpartisipasi untuk tahun kedua berturut-turut 2024 dan 2025 bersama Luke Whitlock, pendatang baru asal Amerika Serikat yang tampil membawa semangat juang luar biasa.

    Whitlock sempat mengalami crash hebat setelah kehilangan kendali saat mendarat dari drop tinggi.

    Namun bukannya menyerah, ia bangkit dan menuntaskan lintasan di putaran kedua, sebuah simbol keberanian sejati.

    Ia mengatakan run pertama tidak berjalan sesuai rencana.

    "Tapi saya bersyukur masih bisa berdiri dan menyelesaikan balapan untuk para penggemar."

    "Saya akan kembali lebih kuat!” tulis Luke di media sosialnya.

    Di sisi lain, Symon Godziek, runner-up Red Bull Rampage 2024, juga sempat terjatuh di putaran pertama.

    Ia tetap menuntun sepedanya hingga garis akhir, menunjukkan semangat pantang menyerah yang menjadi ciri khas Rampage.

    Kisah Luke Whitlock dan para rider lain menjadi pengingat bahwa esensi sejati Red Bull Rampage bukan hanya soal menang, tetapi tentang keberanian untuk bangkit setelah jatuh.

    Itulah semangat yang membuat jutaan penggemar olahraga ekstrem di seluruh dunia jatuh cinta pada ajang ini dan nilai yang juga diusung oleh Polygon lewat DNA-nya, “Lead Your Own Path.”

    “Turunnya kami di Red Bull Rampage adalah kehormatan dan tanggung jawab besar."

    "Lebih dari sekadar sepeda, kami ingin menunjukkan bahwa semangat anak bangsa bisa bersaing di panggung tertinggi dunia,” ujar Veronica Vivin, Brand Marketing Polygon Bikes, dalam keterangannya.

    Luke Whitlock mengendarai Polygon Collosus DH, sepeda downhill yang dirancang dan dikembangkan oleh tim insinyur Polygon, termasuk Zendy Meidyawan Renan selaku Chief Engineer.

    Model ini pertama kali diuji di Rampage 2024 sebelum resmi dirilis pada Maret 2025.

    “Kami ingin menemukan formula terbaik agar Collosus DH bisa bersaing dengan merek-merek internasional."

    "Red Bull Rampage jadi laboratorium ekstrem bagi kami,” ungkap Zendy.

    Polygon sudah menyiapkan sejumlah gebrakan di kelas internasional untuk 2026, menjadikan kiprah di Rampage sebagai penutup manis tahun ini.

    Sebagai lanjutan, Polygon juga akan tampil di Sea Otter Australia pada akhir Oktober, pameran outdoor terbesar di dunia sepeda.

    Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
    Komentar
    Additional JS