BOLASPORT.COM - Pelatih timnas futsal Indonesia, Hector Souto, memberikan komentar bijak terkait didepaknya Patrick Kluivert dari kursi pelatih timnas Indonesia oleh PSSI.

Kata Hector Souto, mungkin saja ia bisa merasakan nasib seperti Patrick Kluivert.

Hector Souto memberikan tanggapannya usai suporter La Grande Indonesia membentangkan spanduk dalam laga timnas futsal Indonesia melawan Australia pada pertandingan FIFA Matchday di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).

Spanduk itu bertuliskan jangan ganti Souto dengan Patrick.

Pelatih asal Spanyol itu mengatakan, dunia olahraga profesional memang keras.

Meski begitu, harus dijalani dengan rasa saling menghormati.

“Ini olahraga profesional. Saya tidak bisa memilih, saya tidak akan memilih."

"Kalian tidak akan melihat saya bermain untuk kalah. Maaf ya,” ujar Hector Souto kepada awak media termasuk BolaSport.com.

Pelatih berusia 44 tahun itu menolak mengomentari lebih jauh tentang situasi Patrick Kluivert.

Ia menekankan pentingnya etika dan penghargaan antar pelatih.

"Bagaimana bisa Anda bicara tentang itu?"

"Saya minta maaf, tapi ini bukan pekerjaan untuk mengomentari orang lain."

"Dalam kultur sepak bola, kita harus menghormati semua orang, karena pada akhirnya semua berusaha melakukan yang terbaik,” kata Hector Souto.

Ia juga menambahkan bahwa apa yang dialami Patrick Kluivert bisa saja terjadi pada siapa pun, termasuk dirinya sendiri.

Maka dari itu, ia menaruh hormat kepada pelatih asal Belanda tersebut.

“Saya yakin Patrick Kluivert mencoba yang terbaik."

"Mungkin dia tidak berhasil, tapi itu bisa terjadi pada saya di SEA Games nanti."

"Mungkin mereka memecat saya, dan Anda akan melihat, tidak ada perubahan selanjutnya mungkin pelatih lain lagi. Jadi, kita harus saling menghormati,” ujar Hector Souto.

Hector Souto menegaskan dirinya tetap fokus membangun timnas futsal Indonesia, sambil menjaga sikap rendah hati. 

Pernyataan Hector Souto ini menunjukkan sisi dewasa dan profesional seorang pelatih yang memahami bahwa dalam olahraga, kemenangan dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan.

Terpenting adalah rasa hormat di antara sesama pelaku olahraga.

“Banyak orang ingin membuat saya terbang tinggi, tapi saya turun ke bumi. Kita semua sama,” tutupnya.