BOLASPORT.COM - Mantan pemain timnas Curacao, Jarchinio Antonia, berbicara tentang sosok Patrick Kluivert.

Patrick gagal mencapai ekspektasi saat bertugas di timnas Indonesia dan berakhir dipecat.

Datang membawa misi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026, timnas harus gugur di putaran keempat kualifikasi.

Diperkuat dengan staf kepelatihan dari Belanda tidak membuat mereka bisa memberikan banyak kejutan.

Bahkan, banyak pihak menilai bahwa mantan pelatih Curacao tersebut tidak memiliki masa depan saat kembali menjadi pelatih karena tidak bisa membuktikan diri.

Jarchinio Antonia menjelaskan bahwa Patrick Kluivert sebenarnya adalah pribadi yang baik.

Hal tersebut dia rasakan saat sama-sama masih berada di timnas Curacao.

Meski banyak diragukan, Patrick memiliki peluang untuk menjadi pelatih potensial.

"Saya menganggapnya sebagai pelatih yang sangat baik, tapi mungkin itu karena saya sangat cocok dengannya."

"Dia sangat jelas dalam berkomunikasi dan tenang di pinggir lapangan, itu yang saya sukai."

"Saya memiliki kenangan indah tentangnya," kata Jarchinio Antonia dilansir BolaSport.com dari laman Voetbalprimeur.

Sosok yang saat ini bermain untuk Ajax Amateur ini melanjutkan bahwa mantan pelatihnya tersebut masih butuh pembuktian.

Apalagi, dia cukup mengenal Patrick meski saat ini sudah tidak berada di timnas.

Namun, sang pelatih harus menyadari kapasitasnya dengan tidak menerima tawaran dari tim besar salah satunya adalah Ajax Amsterdam.

"Dia juga berasal dari budaya yang sama."

"Jadi itu adalah hal-hal yang membuat kami memiliki hubungan yang baik. Sesekali kami saling mengirim pesan singkat."

"Jujur saja, saya pikir dia memiliki kualitas yang dibutuhkan. Tapi Ajax dan budaya Belanda terlalu keras untuknya," terangnya.

Jarchinio menilai bahwa kepercayaan diri menjadi modal penting untuk Patrick menempa namanya di dunia pelatih apalah dia adalah pemain legenda di Belanda.

Namun, menerima tawaran dari tim sebesar Ajax hanya membuat dia tinggal menunggu waktu untuk dipecat.

Tekanan baik di dalam dan luar lapangan tidak cocok untuk pelatih berusia 49 tahun tersebut.

Ini juga sempat terjadi saat dia tiba-tiba ditunjuk menjadi juru taktik timnas Indonesia.

"Dengan waktu yang dimiliki Heitinga, dengan segala hormat."

"Dia sudah dipecat setelah empat pertandingan," ujarnya.