Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Aremania Bonek Featured Liga Indonesia Sepak Bola Sepak Bola Indonesia Spesial Super League Tragedi Kanjuruhan

    Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan: Ribuan Suporter Menangis, Bonek–Aremania Larut dalam Pelukan Perdamaian - Blitar Kawentar

    6 min read

     

    Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan: Ribuan Suporter Menangis, Bonek–Aremania Larut dalam Pelukan Perdamaian - Blitar Kawentar


    BLITAR – Suasana haru menyelimuti momen Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan yang digelar untuk memperingati tujuh hari wafatnya Ketua YLKI Malang sekaligus eks Manajer Arema, Pramono Sigit. Ribuan suporter dari berbagai kelompok—termasuk Bonek, Aremania, BCS, hingga Persik Mania—menjadi satu dalam tangis dan pelukan, memperlihatkan momen rekonsiliasi paling menyentuh sejak tragedi kelam 1 Oktober 2022.

    Doa bersama ini menjadi bukti bahwa luka besar Tragedi Kanjuruhan masih terasa, tetapi upaya bangkit dilakukan lewat kebersamaan. Tak hanya keluarga korban, para perwakilan suporter juga membaca tahlil dan doa dengan khusyuk. Bahkan sejak awal acara, panitia menegaskan bahwa momentum Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan ini sepenuhnya untuk mendoakan para syuhada serta menguatkan keluarga yang ditinggalkan.

    Pada kesempatan itu, Bonek datang dengan jumlah besar, mengenakan atribut khas hijau-hitam, dan langsung disambut hangat oleh Aremania. Tidak ada sekat, tidak ada jarak. Kedua kelompok suporter yang selama ini dikenal berseteru justru duduk berdampingan, mengikuti rangkaian Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan dengan penuh haru.

    Baca Juga:

    Salah satu momen paling menyentuh terjadi ketika seluruh suporter bersama-sama menyanyikan lagu “Emosi Jiwaku” milik Arema. Bonek, Aremania, hingga BCS larut dalam nyanyian yang membuat banyak mata berkaca-kaca.

    Dalam video yang viral, terlihat seorang anggota Aremania merangkul Bonek yang berdiri di sebelahnya. Keduanya ikut bernyanyi sambil meneteskan air mata. Momen itu langsung menyedot perhatian warganet karena jarang sekali kedua kelompok ini menunjukkah kedekatan sedalam itu di ruang publik.

    “Ini bukan soal Arema atau Persebaya. Ini tentang kemanusiaan,” ujar salah satu Bonek yang hadir. “Kami datang untuk mendoakan para korban. Semua yang terjadi sebelumnya biarlah jadi pelajaran.”

    Baca Juga:

    Aremania pun memberi respon yang sama. Banyak yang memeluk Bonek sambil mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka. “Yang datang ke sini bukan musuh. Mereka saudara,” kata salah satu koordinator tribun.

    Keluarga almarhum Pramono Sigit secara khusus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir. Mereka menilai kehadiran berbagai kelompok suporter menjadi bukti bahwa almarhum dicintai banyak orang dan perjuangannya untuk keadilan Tragedi Kanjuruhan tak sia-sia.

    “Mas Sigit selalu bilang, rekonsiliasi itu mungkin kalau kita mau melihat ke depan. Hari ini saya melihat sendiri apa yang dia maksud,” kata perwakilan keluarga.

    Baca Juga:

    Tahlilan 7 hari ini juga menjadi pengingat bahwa proses hukum, perbaikan regulasi, dan pembenahan manajemen sepak bola masih harus diperjuangkan. Banyak keluarga korban berharap momentum ini tidak hanya berhenti sebagai seremoni, tetapi menjadi langkah nyata menuju dunia sepak bola yang lebih aman.

    Setelah doa selesai, para suporter berjalan bersama menuju area parkir sambil meneriakkan yel-yel perdamaian. Tidak ada provokasi, tidak ada gesekan. Semua berjalan tertib.

    Photo Author
    Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan: Ribuan Suporter Menangis, Bonek–Aremania Larut dalam Pelukan Perdamaian (a.i gemini)

    Video rombongan Bonek dan Aremania berjalan beriringan menjadi viral di media sosial. Banyak warganet menyebut momen ini sebagai “sejarah baru sepak bola Indonesia”.

    “Yang kita cari bukan siapa yang paling hebat. Yang kita cari adalah damai,” ujar salah satu anggota BCS Jogja yang turut hadir.

    Para suporter berharap bahwa momentum ini menjadi titik awal hubungan yang lebih baik antara kelompok suporter di Indonesia. Mereka menegaskan bahwa rivalitas di lapangan tidak boleh lagi merenggut nyawa.

    Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan ini menjadi bukti bahwa rekonsiliasi bukan hal mustahil. Justru ketika duka disatukan, muncul harapan baru bahwa sepak bola Indonesia bisa bergerak menuju arah yang lebih damai.

    Banyak pihak menyebut bahwa apa yang terjadi dalam acara ini lebih kuat dari seribu himbauan perdamaian. Karena yang berbicara bukan sekadar kata-kata, tetapi air mata, pelukan, dan nyanyian bersama.

    Momentum ini diyakini akan menjadi catatan penting sejarah hubungan Bonek dan Aremania, serta titik balik perjalanan suporter Indonesia untuk menciptakan budaya sepak bola yang lebih sehat dan manusiawi.

    Halaman:
    Photo Author
    Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan: Ribuan Suporter Menangis, Bonek–Aremania Larut dalam Pelukan Perdamaian (a.i gemini)

    BLITAR – Suasana haru menyelimuti momen Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan yang digelar untuk memperingati tujuh hari wafatnya Ketua YLKI Malang sekaligus eks Manajer Arema, Pramono Sigit. Ribuan suporter dari berbagai kelompok—termasuk BonekAremania, BCS, hingga Persik Mania—menjadi satu dalam tangis dan pelukan, memperlihatkan momen rekonsiliasi paling menyentuh sejak tragedi kelam 1 Oktober 2022.

    Doa bersama ini menjadi bukti bahwa luka besar Tragedi Kanjuruhan masih terasa, tetapi upaya bangkit dilakukan lewat kebersamaan. Tak hanya keluarga korban, para perwakilan suporter juga membaca tahlil dan doa dengan khusyuk. Bahkan sejak awal acara, panitia menegaskan bahwa momentum Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan ini sepenuhnya untuk mendoakan para syuhada serta menguatkan keluarga yang ditinggalkan.

    Pada kesempatan itu, Bonek datang dengan jumlah besar, mengenakan atribut khas hijau-hitam, dan langsung disambut hangat oleh Aremania. Tidak ada sekat, tidak ada jarak. Kedua kelompok suporter yang selama ini dikenal berseteru justru duduk berdampingan, mengikuti rangkaian Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan dengan penuh haru.

    Salah satu momen paling menyentuh terjadi ketika seluruh suporter bersama-sama menyanyikan lagu “Emosi Jiwaku” milik Arema. Bonek, Aremania, hingga BCS larut dalam nyanyian yang membuat banyak mata berkaca-kaca.

    Dalam video yang viral, terlihat seorang anggota Aremania merangkul Bonek yang berdiri di sebelahnya. Keduanya ikut bernyanyi sambil meneteskan air mata. Momen itu langsung menyedot perhatian warganet karena jarang sekali kedua kelompok ini menunjukkah kedekatan sedalam itu di ruang publik.

    “Ini bukan soal Arema atau Persebaya. Ini tentang kemanusiaan,” ujar salah satu Bonek yang hadir. “Kami datang untuk mendoakan para korban. Semua yang terjadi sebelumnya biarlah jadi pelajaran.”

    Aremania pun memberi respon yang sama. Banyak yang memeluk Bonek sambil mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka. “Yang datang ke sini bukan musuh. Mereka saudara,” kata salah satu koordinator tribun.

    Keluarga almarhum Pramono Sigit secara khusus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir. Mereka menilai kehadiran berbagai kelompok suporter menjadi bukti bahwa almarhum dicintai banyak orang dan perjuangannya untuk keadilan Tragedi Kanjuruhan tak sia-sia.

    “Mas Sigit selalu bilang, rekonsiliasi itu mungkin kalau kita mau melihat ke depan. Hari ini saya melihat sendiri apa yang dia maksud,” kata perwakilan keluarga.

    Tahlilan 7 hari ini juga menjadi pengingat bahwa proses hukum, perbaikan regulasi, dan pembenahan manajemen sepak bola masih harus diperjuangkan. Banyak keluarga korban berharap momentum ini tidak hanya berhenti sebagai seremoni, tetapi menjadi langkah nyata menuju dunia sepak bola yang lebih aman.

    Setelah doa selesai, para suporter berjalan bersama menuju area parkir sambil meneriakkan yel-yel perdamaian. Tidak ada provokasi, tidak ada gesekan. Semua berjalan tertib.

    Halaman:
    Komentar
    Additional JS