BOLASPORT.COM - Borneo FC dan Johor Darul Ta'zim sama-sama merajai klasemen dengan poin sempurna, tetapi Liga Malaysia kurang persaingan. 

Pemandangan sama tersaji di dua kompetisi teratas Indonesia dan Malaysia. 

Di Liga Malaysia, Johor Darul Ta'zim melanjutkan dominasi untuk meraih titel ke-12 secara beruntun. 

Klub milik Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim itu kini memuncaki klasemen dengan poin sempurna. 

Tim asuhan Xisco Munoz kini menguasai liga dengan raihan 30 poin dari 10 pertandingan. 

Di Indonesia, situasi serupa baru terjadi pada musim ini berkat lesatan Borneo FC.

Liga Indonesia tak mengenal dominasi tunggal semacam JDT, tetapi anomali terjadi.

Borneo memuncaki klasemen setelah 11 pertandingan dengan poin sempurna. 

Pasukan Fabio Lefundes menyapu bersih 33 poin untuk menjadi kandidat tak terduga juara Super League. 

Meski JDT dan Borneo menjalani performa heroik yang sama, situasi amat berbeda terjadi di liga masing-masing. 

Johor bisa dikatakan tak memiliki pesaing alami di Liga Malaysia. 

Pesaing terdekat di klasemen saat ini yaitu Kuching City dan Kuala Lumpur City, itu pun hanya 20 poin. 

Oleh sebab itu, media berbahasa Inggris Footy Rankings memberi probabilitas sempurna untuk Johor menjuarai liga. 

"Proyeksi Liga Super Malaysia - pertandingan ke-10," tulis Footy Rankings di X.

"Juara: 100 persen Johor Darul Ta'zim." 

Adapun Borneo meskipun mengoleksi 33 poin, masih mendapatkan persaingan dari klub rival. 

Terdapat Persija Jakarta yang cukup dekat dengan 26 poin, berjarak tujuh poin dari pucuk. 

Ada pula Persib Bandung yang punya 22 poin, tetapi dengan dua laga tersimpan. 

Footy Rankings pun masih menghitung ada potensi persaingan di jalur juara Super League. 

"Proyeksi Indonesia Super League - pertandingan ke-12," tulis media tersebut di X. 

"Juara: 80 persen Borneo FC, 15 persen Persib Bandung." 

Probabilitas Borneo bisa menurun, jika mereka akhirnya terpeleset pada partai berikutnya. 

Persija pun bisa memperoleh angka probabilitas, jika Persib juga kelak tersandung. 

Jadi, meskipun saat ini Liga Indonesia dan Malaysia dikuasai predator sempurna, terdapat situasi negeri jiran lebih miskin persaingan.