Banding Ditolak Kasus 7 Pemain Bodong Malaysia, Pangeran Johor Tuduh Putusan FIFA Bermotif Politik dan Tak Berdasarkan Hukum - Semua Halaman - Bolasport
Banding Ditolak Kasus 7 Pemain Bodong Malaysia, Pangeran Johor Tuduh Putusan FIFA Bermotif Politik dan Tak Berdasarkan Hukum - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Tunku Ismail ibni Sultan Ibrahim atau biasa disebut TMJ (Tunku Mahkota Johor) kembali bersuara mengenai keputusan banding FAM yang telah ditolak FIFA untuk kasus 7 pemain naturalisasi bodong Malaysia.
Tunku Ismail ibni Sultan Ibrahim buka suara lewat instagram pribadinya usai Komite Banding FIFA resmi menolak permintaan banding FAM soal kasus 7 pemain naturalisasi Malaysia.
Ia mengunggah insta story di instagram pribadinya pada Selasa (4/11/2025), kembali menentang FIFA yang disebutnya bermotif politik.
FIFA resmi menolak banding dari FAM mengenai kasus pemalsuan dokumen 7 pemain naturalisasi Malaysia.
Ada tiga sanksi yang diterima oleh FAM dan ketujuh pemain ilegal Timnas Malaysia.
FAM harus membayar denda senilai CHF 350.000 (Rp7,3 miliar) ke FIFA.
Sementara ketujuh pemain harus membayar denda senilai CHF 2.000 (Rp41 juta) kepada FIFA.
Selain itu, ketujuh pemain tersebut dilarang beraktivitas dalam dunia sepak bola dalam 12 bulan.
Menurut Tunku Ismail ibni Sultan Ibrahim atau sering disapa TMJ (Tunku Mahkota Johor) itu, FIFA salah menerapkan hukum karena memberi hukuman kepada pemain.
Keputusan FIFA tersebut dianggapnya terlalu bermotif politik.
"FIFA Melanjutkan hukuman kepada pemain dengan salah mengaplikasikan hukum, di mana pada pasal 22 FIFA Code mengatakan bahwa hanya pihak yang memalsukan atau mengguakan dokumen palsu, hukuman tidak diberlakukan kepada pemain," ujar TMJ dilansir BolaSport.com dari instagram pribadinya.
"Dengan kata lain, sanksi diberlakukan bukan berdasar hukum dan bermotif politik daripada yang lain."
"Beberapa pihak memilih menunjuk kambing hitam, beberapa memilih bersuara, tetapi saya memilih berjuang dan tetap mendukung pemain seberapa pun harganya sampai selesai, yang akan maju hingga CAS, badan yang independen," tambahnya.
Memang Komite Banding FIFA masih memberi kesempatan kepada FAM dan tujuh pemain ilegal Timnas Malaysia untuk meminta keputusan lengkap dalam 10 hari.
Kemudian mereka juga diberi waktu selama 21 hari untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
CAS jadi jalan terakhir bagi FAM dan ketujuh pemain Timnas Malaysia untuk lolos dari sanksi FIFA.
Andai banding ke CAS tak berhasil, maka Timnas Malaysia terancam sanksi lebih lanjut.
Pasalnya, FIFA dalam keputusan resminya juga memerintahkan AFC untuk bertindak apabila sanksi telah berlaku tetap.
Sekretaris Jenderal AFC, Datuk Seri Windsor Paul John, mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan kejelasan hukum terkait kasus Malaysia sebelum pengundian peserta putaran final Piala Asia 2027.
AFC berharap kasus Malaysia telah tuntas sebelum 31 Maret 2026.
