Alasan Piala Dunia U-17 2025 Hanya Digelar di Lapangan Akademi Bukan Stadion Megah, Dipastikan Tak Ramah Suporter Indonesia - Semua Halaman - Bolasport
Alasan Piala Dunia U-17 2025 Hanya Digelar di Lapangan Akademi Bukan Stadion Megah, Dipastikan Tak Ramah Suporter Indonesia - Semua Halaman - Bolasport.com
BOLASPORT.COM - Piala Dunia U-17 2025 menggunakan konsep anyar di mana hanya mengandalkan lapangan akademi tanpa stadion megah, hal yang dipastikan tak akan ramah bagi suporter Indonesia.
Piala Dunia U-17 2025 menggunakan konsep baru bertema festival, di mana hal ini memberikan pengalaman anyar bagi fans menonton pertandingan.
Hal ini tidak ditemui pada 2 tahun lalu, di mana Indonesia menjadi tuan rumah dengan menunjuk 4 stadion megah yakni Jakarta International Stadium, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Stadion Gelora Bung Tomo dan Stadion Manahan.
Kini, Qatar hanya menunjuk dua venue saja untuk Piala Dunia U-17 2025 yakni kompleks lapangan Aspire dan Khalifa International Stadium.
Seluruh laga fase grup akan "hanya" digelar di lapangan milik Aspire Academy yang berlokasi di Al-Rayyan sedangkan laga final baru dilangsungkan di Khalifa International Stadium.
Melansir dari The Peninsula Qatar, konsep Piala Dunia dengan menunjuk kota-kota besar dan venue megah tidak digunakan lagi pada Piala Dunia U-17 2025.
Kini FIFA mengusung konsep anyar bertema festival sehingga penonton bisa menyaksikan setiap pertandingan dalam satu lokasi.
Babak penyisihan grup akan menampilkan 8 pertandingan setiap hari selama sembilan hari berturut-turut dari tanggal 3-11 November 2025.
Konsep demikian tentu tak ramah bagi suporter Indonesia yang kerap mengerahkan jumlah orang yang tidak sedikit.
Di kompleks latihan Aspire sendiri masing-masing lapangan hanya memiliki kapasitas penonton kurang lebih 2000 orang.
FIFA tampaknya belajar dari pengalaman di mana hanya pertandingan final saja yang ramai penonton di Piala Dunia U-17.
Sehingga dibuatlah konsep pertandingan seperti ini, agar para penonton melihat seluruh pertandingan di fase grup, bukannya mendukung satu peserta saja.
Hal ini tentu akan mengurangi "keuntungan" Indonesia yang biasa ditonton oleh ribuan atau bahkan puluhan ribu suporter yang berasal dari diaspora di Qatar.
Sebagai contoh, suporter Indonesia selalu memenuhi stadion-stadion saat timnas U-23 Indonesia bertanding di Piala Asia U-23 2024 yang digelar di Qatar.
"Soal fasilitas memang di awal saya ya jujur kalau saya baru harus bicara di awal ekspektasi saya adalah kita bermain seperti di stadion-stadion yang pernah kita lakukan di Timnas U-23 maupun Timnas Senior yang selama di Qatar," kata Nova Arianto.
"Tetapi memang saat kami melakukan workshop begitu disampaikan memang kita terbentuknya seperti festival dan kita akan bermain di Aspire Academy."
"Yang sekali lagi kalau secara kualitas lapangan kan pasti sudah sangat-sangat baik ya."
"Berarti memang atmosfer yang pastinya berbeda karena kita bermain di lapangan akademi ya," tambahnya.
Meski menghadapi situasi yang tidak disangka, Nova Arianto memastikan anak asuhnya tak gentar karena sudah melakukan simulasi juga saat TC di Bali.
"Tapi, itu sekali lagi menurut saya bukan menjadi suatu masalah dan kita sudah coba lakukan adaptasi dengan melakukan training camp di Bali," kata Nova.
"Saat itu karena situasi di lapangan di Bali United hampir sama situasinya dengan yang terjadi di Piala Dunia ini dan saya bersyukur semuanya bisa berjalan dengan baik."
"Dan saya berharap itu bukan menjadi alasan ya buat kami untuk tidak tampil maksimal."
"Karena sekali lagi ini event-event yang sangat luar biasa buat pemain Timnas U-17 dan ini menjadi proses mereka yang baik ke depannya," tambahnya.
